PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
ANAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn).
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Orang
tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan
ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang
dapat membentuk sebuah keluarga kecil. Kedudukan dan fungsi suatu
keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting.
Keluarga pada
hakekatnya merupakan wadah pembentukan sifat masing-masing dari
anggotanya, terutama pada anak-anak yang masih berada dalam bimbingan
dan tanggung jawab orang tuanya. Swhingga orang tua merupakan dasar
pertama dalam pembentukan pribadi anak.
Mendidik anak dengan baik dan
benar berarti menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar.
Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan
pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual,
perasaan dan budi pekerti. Upaya- upaya tersebut dapat terwujud apabila
di dukung dengan pola pengasuhan orang tua yang tepat.
Menurut
Stewart dan Koch (1983: 178) mengatakan bahwa pola asuh pada orang tua
ada tiga macam yaitu pola asuh Otoriter, pola asuh demokratis dan pola
asuh permisif. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak- anaknya
tidak hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan berpengaruh
pula pada prestasi belajarnya. Menurut W.J.S Purwadarrninto ( 1987:
767 ) rnenyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal
- hal yang dikerjakan atau dilakukan. Bila berbicara tentang prestasi
belajar maka tidak jauh hubungannya dengan lingkungan sekolah. Sekolah
adalah sebuah konsep yang mempunyai makna ganda (Adiwikarto, 1988: 81).
Pertama, sekolah berarti suatu bangunan atau lingkungan fisik dengan
segala perlengkapannya yang merupakan tempat untuk menyelenggarakan
proses pendidikan tertentu bagi kelompok manusia tertentu. Kedua,
sekolah berarti suatu kegiatan atau proses belajar mengajar. Lingkungan
sekolah merupakan lingkugan kedua yang juga berpengaruh dalam menentukan
prestasi belajar pada siswa
Sekolah dirancang untuk melaksanakan
pembimbingan dalam sebagian perkembangan hidup manusia. Sekolah
melanjutkan proses sosialisasi yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu
dalam keluarga dan lingkungan sekitar rumah tangga, dan menyiapkan anak
untuk memasuki tahapan hidup selanjutnya.
Di sekolah guru mengajarkan
berbagai pengetahuan yang belum di dapatkan oleh anak. Pengetahuan
tersebut digolong- golongkan kedalam bentuk mata pelajaran misalnya PKn,
Matematika, Ips, Ipa, Bahasa Indonesia,dan masih banyak lainnya. Mata
pelajaran Pendidikan kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
pancasila dan UUD 1945. Sehingga anak dapat mengetahui hal- hal yang
diperbolehkan dan tidak dalam melakukan sesuatu.
Dengan demikian pola
asuh yang diciptakan di lingkungan keluarga dengan pendidikan
dilingkungan sekolah terutama dalam mata pelajaran PKn saling
mempengaruhi pada diri anak dalam mencapai prestasi belajar pada anak
demi masa depannya kelak, yang mana pada pelajaran ini ada kaitannya
dengan segala bentuk tingkah laku anak. Dari sinilah penulis mengangkat
penelitian yang berkaitan dengan pola asuh orang tua guna mengetahui
apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar
anak pada mata pelajaran PKn. Khususnya orang tua yang menyekolahkan
anak- anaknya di SD Pilang 1 Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah yang dapat di ambil dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1) Apakah yang dimaksud dengan Pola Asuh ?
2) Ada berapa macamkah Pola Asuh yang diterapkan oleh orangtua?
3) Apa yang dimaksud dengan pola asuh demokratis, otoriter, dan juga permisif itu.
4) Apa saja faktor yang mempengaruhi prestasi belajar?
5) Apakah Pola Asuh yang di berikan orangtua mempengaruhi prestasi belajar pada anak?
6) Pola asuh yang mana yang sesuai dan layak diberikan kepada anak- anak?
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun
batasan masalah yang penulis sajikan dalam penelitian ini mengenai
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang yang ada maka dapat diperoleh rumusan masalah.
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil yaitu ”Apakah ada pengaruh
antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak.
1.5 Tujuan Penelitian
Dalam
penelitian terdapat tujuan- tujuan tertentu yang diharapkan oleh
peneliti. Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini tidak lain
adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orangtua
terhadap prestasi belajar anak di sekolah terutama di Sd Pilang 1 Kec.
Randublatung, Kab. Blora”.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoitis
Penelitian
ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Pola Asuh Orang
Tua terhadap Prestasi Belajar Anak di sekolah” sehingga dapat dijadikan
wahana untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan dalam mendidik anak.
b. Manfaat Praktis
- Bagi orang tua
Dengan
penerapan pola asuh yang sesuai, orang tua paham dan sadar akan
pentingnya pola asuh bagi seorang anak dalam membantu tercapainya
prestasi belajar pada anak.
- Bagi anak
Penerapan pola asuh
orang tua yang sesuai terhadap anak dapat memberikan manfaat bagi anak.
Misalnya anak akan jauh lebih mandiri saat belajar, Anak dapat belajar
dengan nyaman di rumah, selain itu tidak ada pembatas antara orang tua
dan anak dalam keluarga (terjalin komunikasi yang baik antara orang tua
dan anak), anak dapat bebas bertanya dan mengungkapkan perasaan kepada
orang tuanya, anak juga dapat berlatih bertanggung jawab atas perilaku
yang akan dan sudah dilakukan, serta yang paling utama anak lebih
bertanggung jawab dalam kemajuan prestasinya di sekolah.
- Bagi guru
Pola
asuh orang tua juga dapat memberi manfaat guru ketika anak ada dalam
pengawasan di sekolah. Manfaat tersebut tidak lain proses pembelajaran
dapat berjalan dengan tepat waktu, mempermudah guru dalam mengawasi
perkembangan prestasi belajar anak disekolah dan guru juga dapat lebih
mengenal tabiat anak didiknya.
II. Kajian Pustaka
2.1 Kajian Teori
1. Hakikat Pola Asuh Orang Tua
a. Pengertian Pola Asuh
Keluarga
merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat berinteraksi.
Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian
sangatlah besar artinya. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk
mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan
tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
bermasyarakat.
Dalam mengasuh anaknya orang tua dipengaruhi oleh
budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga
diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan
mengarahkan putra-putrinya. Sikap tersebut tercermin dalam pola
pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-beda, karena setiap masing-
masing orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu yang beda pula.Pola
asuh orang tua merupakan interaksi antara orang tua dengan anak. Selama
proses pengasuhan orang itualah yang memiliki peranan penting dalam
pembentukan kepribadian anak.
Menurut Darling (2003;1) mendefinisikan
pengasuhan orang tua adalah aktivitas komplek termasuk banyak perilaku
spesifik yang dikerjakan secara individu dan bersama- sama untuk
mempengaruhi pembentukan karakter anak. Berk (2000) dalam socialization
with in the family (Anonim, 2003;1) pola asuh orang tua adalah daya
upaya ortu dalam memainkan aturan secara luas di dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
Dalam mengasuh anaknya, orang
tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh
tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap
bentuk- bentuk perilaku sosial tertentu pada anaknya. Pola asuh orang
tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan
kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,
membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai
kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
b. Macam- macam Pola Asuh Orang Tua
Anak
tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,
anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya
serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya.
Menurut
Stewart dan Koch (1983: 178) terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh
orang tua yaitu: Pola asuh otoriter, Pola asuh demokartis, dan Pola asuh
permisif. Ketiga pola asuh orang tua tersebut dapat dijelaskan seperti
di bawah ini:
1) Pola asuh otoriter.
Yaitu pola asuh yang
menetapkan standar mutlak yang harus dituruti. Kadangkala disertai
dengan ancaman, misalnya kalau tidak mau makan, tidak akan diajak bicara
atau bahkan dicubit.
Menurut Stewart dan Koch (1983: 203), orang tua
yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri kaku, tegas, suka
menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik, orang tua memaksa
anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka serta mencoba membentuk
lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang
keinginan anak, orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan
kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian, hak anak dibatasi
tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.
Dalam penelitian
Walters (dalam Lindgren 1976: 306) ditemukan bahwa orang yang otoriter
cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik. Sementara itu, menurut
Sutari Imam Barnadib (1986: 24) dikatakan bahwa orang tua yang otoriter
tidak memberikan hak anaknya untuk mengemukakan pendapat serta
mengutarakan perasaan-perasaannya. Sedangkan menurut Sri Mulyani
Martaniah (1964: 16) orang tua adalah : orang tua amat berkuasa terhadap
anak, memegang kekuasaaan tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada
perintah-perintah orangtua. dengan berbagai cara, segala tingkah laku
anak dikontrol dengan ketat.
Orang tua seperti itu akan membuat anak
tidak percaya diri, penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif,
gemar menentang, suka melanggar norma, kepribadian lemah dan seringkali
menarik diri dari lingkungan sosialnya, bersikap menunggu dan tak dapat
merencakan sesuatu.
2) Pola asuh Demokratis.
yaitu pola asuh
yang memprioritaskan kepentingan anak tetapi tidak ragu untuk
mengendalikan mereka pula. Pola asuh seperti ini kasih sayangnya
cenderung stabil atau pola asuh bersikap rasional. Orang tua mendasarkan
tindakannya pada rasio. Mereka bersikap realistis terhadap kemampuan
anak dan tidak berharap berlebihan.
Baumrind & Black (dalam
Hanna Wijaya, 1986: 80) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa
teknik-teknik asuhan orang tua yang demokratis akan menumbuhkan
keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan
mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku
mandiri yang bertanggung jawab.
Hasilnya anak-anak menjadi mandiri,
mudah bergaul, mampu menghadapi stres, berminat terhadap hal-hal baru
dan bisa bekerjasama dengan orang lain.
3) Pola Asuh permitif
Tipe ini kerap memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup darinya. Cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak.
Menurut
Stewart dan Koch (1983: 225) menyatakan bahwa Orang tua yang mempunyai
pola asuh permisif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa
memberikan kontrol sama sekali, Anak dituntut atau sedikit sekali
dituntut untuk suatu tangung jawab tetapi mempunyai hak yang sama
seperti orang dewasa, dan Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya
sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Orang tua tipe ini
memberikan kasih sayang berlebihan. Karakter anak menjadi impulsif,
tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya
diri dan kurang matang secara sosial.
2. Prestasi belajar
a)Pengertian prestasi
Menurut
Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan
prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. Sedang menurut W.J.S
Winkel Purwadarmtinto berbicara bahwa “ prestasi adalah hasil yang
dicapai “. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Prestasi merupakan
hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Yang mana
prestasi tersebut merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat
dicapai pada saat atau periode tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas,
dapat disimpulkan hahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai
manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.
b) Pengertian belajar
Belajar
pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini
bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
latihan atau pengalaman. (dalam http://andysapta.blogspot.com)
Mutubin
syah (1996) yang mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sedang menurut pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
c) Pengertian prestasi belajar.
Prestasi
belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi
belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian
belajar itu sendiri. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto
(1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.
Prestasi
belajar yang dicapai oleh anak disekolah merupakan suatu kebanggaan
bagi anak dan juga orang tua. Oleh karena itu, orang tua dirasa perlu
memberikan bimbingan belajar di rumah, khususnya anak usia SD. Bimbingan
dan peranan orang tua sangatlah diperlukan. Tetapi hal tersebut sering
sulit dilakukan karena terbentur kesulitan waktu karena banyak orang tua
yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,sehingga para
orang tua kesulitan waktu dalam membimbing anak- anak mereka.
Berdasarkan
pengertian diatas, maka dapat diketahui bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kemampuan siswa yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan
dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami
proses belajar mengajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah
diadakan evaluasi. Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi
atau rendahnya prestasi belajar siswa.
d) Faktor - faktor yang mempengaruhi Prestasi
Untuk
mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain adalah faktor
yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern).
Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari
luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat
dan sebagainya. Adapun faktor- factor yang mempengaruhi prestasi adalah
sebagai berikut:
a. Faktor intern
Faktor intern adalah
faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang
dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu berhubungan dengan
kecedersan/intelegensi, bakat, minat, dan juga motivasi. Ke empat hal
tersebutlah yang menjadikan pendorong dalam prestasi belajar seorang
individu.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di
luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga,
lingkungan sekolah dajuga lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan
paksaan kepada individu.
3. Mata Pelajaran PKn
Tugas pendidikan
adalah sebagai alat bantu dalam memekarkan potensi yang dimiliki anak.
Penyeragaman dan gaya indoktrinasi dalam pendidikan merupakan teknik
usang dalam mendidik yang harus ditinggalkan. Pendidikan hendaknya
dipandang sebagai proses pengembangan seluruh potensi yang dimiliki
peserta didik secara integral yang meliputi ranah kognitif, apektif dan
psikomotorik.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selain hal tersebut pendidikan
kewarganegaraan pada hakikatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati
diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban
dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara Indonesia.
Sehingga dapat dikatakan bahwa mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan (PKn) khususnya di sekolah dasar merupakan
pelajaran yang sangat penting dan mendalam bagi anak-anak. Dalam hal ini
menyangkut tingkah laku dan moral anak dalam kehidupan bermasyarakat.
Dari sinilah penyaji tertarik mengangkat mata pelajaran PKn sebagai mata
pelajaran yang dijadikan objek penelitian. Yang mana pada mata
pelajaran ini ada hubungannya dengan pengaruh orangtua terhadap anak
dengan prestasi belajarnya.
4. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar.
Tugas
orang tua ialah membantu anak dalam menyiapkan masa depannya. Waktu
pendidikan di sekolah yang relatif singkat tidak membantu banyak dalam
menyelesaikan masalah dalam membentuk pribadi anak.
Begitu juga dalam
menerapkan pola pengasuhan pada anak. Orang tua tidak dapat memaksakan
semua kehendaknya dalam diri anak demi kepentingan pribadi. Pola
pengasuhan orang tua yang baik akan berpengaruh baik pada prestasi
belajar anak,dan sebaliknya apabila Pola pengasuhan orang tua yang di
ciptakan pada anak tidak baik maka akan berpengaruh buruk pula pada
prestasi belajar anak, sehingga orang tua harus dapat memilih pola
pengasuhan yang tepat bagi anak agar tidak menyesal, yang mana akan
berdampak buruk pada masa depan anak kelak.
2.2 Penelitian yang relevan
Abdul
ghofur mengatakan bahwa pola asuh orangtua mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam menentukan bagaimana bentuk pribadi anak dimasa
depan. Oleh karena itu orang tua harus benar- benar mawas diri dan
sungguh- sungguh dalam menanamkan nilai- nilai kehidupan serta norma-
norma yang baik kepada anak melalui pola asuh yang baik dan benar.
Dari
penelitian yang sudah ada, peneliti tertarik untuk meneliti kembali
pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak pada mata
pelajaran PKn dengan harapan agar orang tua, guru dan juga anak dapat
menyelaraskan antara pendidikan di sekolah dan keluarga di bawah
pengasuhan orang tua yang tepat.
2.3 Kerangka Berfikir
Kondisi awal : - Orang tua belum menerapkan pola pengasuhan anak yang layak diterapkan bagi anak- anaknya.
- Anak belum dapat meningkatkan prestasi belajar PKn.
Tindakan
: - Orang tua memilih bentuk pola asuh mendidik anak-
anaknya dengan memilih salah satu dari tiga pola asuh yang sudah ada.
Pola pengasuhan orangtua
(otoriter, demokratis, permisif)
Orangtua
AnakKondisi akhir :- Dengan pemilihan pola asuh yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar PKn anak
Prestasi belajar
2.4 Hipotesis Penelitian
- Apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak
- Hipotesis: Dengan adanya pengaruh dari pola asuh orang tua anak dapat meningkatkan prestasi belajar.
III. Metode penelitian
3.1 Jenis penelitian dan lokasi Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan
jenis penelitian korelasional. Jenis penelitian ini digunakan untuk
mengetahui variabel satu dengan variabel lainnya yaitu pengaruh pola
asuh orang tua terhadap prestasi belajar PKn anak di sokolah.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi yang hendak digunakan peneliti untuk mengadakan. Penelitian dilakukan di SD Pilang 1 Kec. Randublatung, Kab. Blora.
3.2 Variabel Penelitian
Nilai
Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able
yang berarti “berubah” dan “dapat itu berupa nilai kuntitatif maupun
kualitatif.. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah
jumlah dan derajat atributnya. Variabel adalah suatu sebutan yang dapat
diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif).
Pengukuran variabel penting bagi setiap penelitian sosial, karena
dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungan konsep yang abstrak
dengan realitas.
Berdasarkan pada kajian teori yang ada maka dapat
diketahui variabel- variabel dalam penelitian ini. Variabel tersebut ada
dua macam yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dan terikat
dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut:
- Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah Pengaruh pola asuh orang tua.
- Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar anak pada mata pelajaran PKn.
3.3 Populasi dan Sampel penelitian
- Populasi
Populasi
adalah keseluruhan individu yang akan diteliti, paling sedikit
mempunyai satu sifat atau ciri yang sama dengan kenyataan subjek dan
akan digeneralisasikan. Maksud generalisasi adalah menyangkut kesimpulan
penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi (Hadi, 2000).
Populasi dalam penelitian ini diambil keseluruhan siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.
- Sampel
Sampel
adalah sebagian individu dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Penelitian
ini tidak semua populasi dijadikan sampel tetapi hanya mengambil dari
sebagian populasi yang representatif yaitu sampel yang benar-benar
mencerminkan karakteristik dari populasi (Hadi, 2000).
Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagian siswa dari populasi.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Definisi operasional.
Definisi
operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada
kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Variabel adalah objek
yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan (http://rakim-ypk.blogspot.com).
a)Pola Asuh orangtua
Pada penelitian ini yang maksud dengan pola asuh orangtua adalah
bentuk pengasuhan orangtua terhadap anak- anaknya dalam menciptakan
peraturan- peraturan demi keberhasilan anak di masa depan.
b) Prestasi belajar
Pada
penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar
pada mata pelajaran PKn pada jangka waktu tertentu. Misalnya dalam
jangka waktu satu semester.
Prestasi belajar pada mata pelajaran PKn
dapat diukur dengan menggunakan tes akhir semester mata pelajaran PKn.
Yang mana dengan tes ini dapat di ketahui nilai atau hasil yang
diperoleh setelah belajar pelajaran pkn dalam waktu satu semester.
Table 1.
Kisi- kisi pada aspek dalam pengaruh pola asuh orang tua.
No
Aspek
Sup Aspek
Indikator
Nomor
Jumlah soal
1.
Pola asuh orang tua.
a. pola asuh otiriter
1. Kontrol terhadap anak bersifat kaku
2. Komunikasi bersifat memerintah.
3. Penekanan pada pemberian hukuman.
4. Disiplin pada orang tua bersifat kaku.
Melakukan 22 1, 4, 7,9, 11
5
b. pola asuh demokratis.
c. pola asuh permisif.
1. Kontrol terhadap anak relatif longgar
2. Komunikasi dua arah.
3. Hukuman diberikan
sesuai dengan tingkat
kesalahan anak.
4. Disiplin terbentuk atas komitmen bersama.
1. Kontrol terhadap anak
lemah atau sangat
longgar
2. Komunikasi sangat
bergantung pada anak.
3. Hukuman atau
konsekuensi perilaku
tergantung pada anak.
4. Disiplin terhadap anak
sangat longgar, orang
tua bersifat bebas.
3.5 Teknik Analisis Data
Dalam
penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini
ada dua variabel yaitu pengaruh pola asuh dan prestasi belajar. Dalam
analisis data, Pengolahan data dalam penelitian ini dapat menggunakan
korelasi Spearman Rho menggunakan SPSS 11 For Windows Release yang
diikuti dengan uji coba angket guna mengetahui validitas dan
reliabilitas angket yang digunakan, Sehingga hasil yang didapat dapat
penelitian dapat benar- benar dipertanggung jawabkan kepada semua pihak.
Uji Validitas Instrumen
Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditasan atau
kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998:160). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Uji Reliabilitas Instrumen
Selain
data harus valid, alat ukur yang dignakan juga harus dapat memenuhi
standar reliabilitas. Suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika alat
tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Menunjuk pada suatu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Teknik
yang dipakai untuk menentukan reliabilitas adalah dengan rumus Alpha
(Suharsimi Arikunto, 1998:186).
ARTIKEL ANDA SANGAT BERMANFAAT GAN, TERIMA KASIH
BalasHapuswah, ini sangat berarti buat ku
BalasHapus