Langsung saja Berikut beberapa tips dan trik mengenai cara mempercepat koneksi modem SmartFren yang dapat sobat Pusat Teknologi lakukan agar koneksi internet tidak lelet atau lambat.
Colok atau tancapkan modem SmartFren ke dalam USB port laptop atau komputer kesayangan sobat
Ubah settingan sinyal menjadi EVDO, hal ini dilakukan agar sinyal yang didapatkan oleh modem SmartFren hanya sinyal EVDO saja dan tidak berubah-ubah.
Jika sobat telah merubah semua settingan, jangan lupa untuk tekan OK untuk menyimpannya
Modem SmartFren siap anda gunakan.
Ok semoga artike Cara Mempercepat Koneksi Internet Modem SmartFren
bermanfaat bagi anda pengguna Smartfren,Link Pilihan kali ini adalah
sebuah browser untuk berinternet,silahkan download mozilla terbaru di
link DOWNLOAD MOZILLA FIREFOX TERBARU
Windows 8 hadir dengan antarmuka baru yang diberi nama Metro
Style dengan gaya yang disesuaikan bagi para penggunaka PC Tablet dengan ciri khas
layar sentuhnya dan bagi para pengguna PC dekstop, user dapat beralih ke
antarmuka dekstop klasik, inilah salah satu keunggulan sistem operasi terbaru
besutan Microsoft. Mungkin Anda juga penasaran akan kehebatan fitur-fitur yang
ditawarkan Windows 8 dan ingin mencoba menginstalnya pada PC/Laptop. Cara
melakukan instal Windows 8 pada PC/Laptop sebenarnya tidak jauh berbeda dengan
cara menginstal Windows 7, hanya ada sedikit perbedaan dan berikut tahapan demi
tahapan melakukan instal PC/Laptop menggunakan Windows 8. Sebelum melakukan
upgrade (instal ulang) disarankan Anda memperhatikan hal-hal berikut ini:
Pastikan PC/Laptop Anda
memenuhi kebutuhan minimun Windows 8;
Pastikan menggunakan DVD atau
Removable Drive Windows 8 yang bootable (pada tulisan ini penulis
menggunakan DVD Windows 8);
Pastikan Anda telah
mem-backup terlebih dahulu data-data penting pada PC/Laptop.
Jika semuanya telah siap, mari
kita mulai tahap demi tahap penginstalan Windows 8.
Langkah 1
Ubah pengaturan BIOS PC/Laptop
Anda agar dapat melakukan booting Windows 8 pada media yang digunakan (misal:
DVD Write atau Removable Drive).
Simpan pengaturan BIOS dan restart komputer, tunggu beberapa saat hingga muncul
tulisan Press any key to boot from CD or DVD...
bersamaan dengan itu tekan sembarang tombol keyboard untuk memulai instalasi.
Langkah 2
Windows
Setup : Anda dapat mengatur bahasa, format tanggal dan mata uang,
dan keyboard atau metode masukan selanjutnya klik Next.
Windows
Setup : Klik Install now untuk
melanjutkan. Berikutnya Anda diminta membaca dan menyetujui lisensi perangkat
lunak Microsoft, centang pada I accept the license
terms dan klik Next.
Langkah 3
Windows
Setup | Which type of installation do you want? : Pilih pada Custom: Install Windows only (advanced).
Langkah 4
Windows Setup | Where do you
want to install Windows? : Klik pada Drive
options (advanced).
Peringatan : Hati-hati dan teliti
pada saat melakukan fomat dan hapus partisi, Anda bisa kehilangan data penting
Anda jika terjadi kekeliruan!
Sekarang Anda bisa membagi-bagi
hard drive PC/Laptop menjadi beberapa partisi sesuai kebutuhan. Penulis
menggunakan hard drive berkapasitas 30 Gbyte dan akan membaginya ke dalam dua
partisi, partisi satu untuk sistem (menyimpan instalasi Windows dan semua
program), partisi dua untuk penyimpanan data.
Selanjutnya kita buat partisi kedua untuk penyimpanan data
(16 Gbyte), klik pada Drive 0 Unallocated Space
dan buat partisi kedua seperti pada langkah pembuatan partisi pertama.
Jika semua partisi telah selesai dibuat, maka akan terlihat seperti gambar di
atas.
Drive 0 Partition 1: System
Reserved (350 Mbyte) adalah partisi tambahan yang secara otomatis dibuat
oleh sistem untuk penyimpanan konfigurasi Windows;
Drive 0 Partition 2 (14,3
Gbyte) adalah partisi untuk menyimpan sistem operasi Windows 8 dan
program-program yang akan kita install nantinya;
Drive 0 Partition 3 (16,1
Gbyte) adalah partisi untuk penyimpanan data user.
Klik pada Drive 0 Partition 2 dan klik Next
untuk mulai memindahkan file-file yang dibutuhkan Windows.
Tunggu beberapa saat hingga semua proses pemindahan dan instalasi file selesai
dilakukan, jika telah selesai komputer akan melakukan restart.
Langkah 5
Setelah PC/Laptop kembali
menyala, berikutnya adalah melakukan pengaturan dan kustomisasi yang terdiri
dari 4 tahap Personalize, Wireless, Settings, dan
Sign in.
Personalize
: Anda dapat memilih warna latar belakang sesuai keinginan dan diminta mengisi
nama komputer. Selanjutnya klik Next.
Wireless : Jika di tempat Anda
menginstal tersedia jaringan Wifi maka Windows akan menyarankan Anda
menghubungkan PC/Laptop dengan jaringan Wifi tersebut, nantinya Windows yang
sedang di instal akan melakukan sinkronisasi dengan akun Microsoft atau Anda
dapat mendaftar terlebih dahulu jika belum memiliki akun Microsoft.
Settings
: Terdapat dua pilihan yang bisa Anda pilih, pertama Use
express settings dan kedua Customize.
Jika Anda memilih Use express settings maka
sistem akan menerapkan pengaturan default terhadapt PC/Laptop, meskipun
demikian Anda masih bisa mengaturnya kembali setelah PC/Laptop selesai di
instal dan jika memilih Customize terdapat tiga
pengaturan umum yang bisa Anda kutomisasi diantaranya Check online for
solutions to problems, Send Microsoft info to help make Windows and apps
better, Help protect and update your PC.
Sign
in : Ini adalah tahap terakhir dari semua rangkaian instalasi
Windows 8, karena kita akan menggunakan Akun Lokal (Offline), pertama klik pada
Sign in without a Microsoft account selanjutnya
anda diminta mengisikan User name dan Password (opsional). Terakhir klik Finish.
Langkah 6
Sekarang Anda akan diperkenalkan cara bekerja menggunakan
tampilan baru Windows 8. Selanjutnya sistem akan melakukan sinkronisasi
software dan hardware PC/Laptop, akan muncul tulisan We're
getting your PC ready. Tunggu hingga semua proses selesai dilakukan dan
jika sukses secara otomatis sistem akan melakukan restart menandakan Anda telah
selesai melakukan instal Windows 8 pada PC/Laptop. Setelah restart, kita akan
dibawa ke dalam tampilan Metro dan untuk beralih ke tampilan klasik Windows
cukup menekan tombol Windows + D pada keyboard.
Untuk mengaktifkan .NET Framework 3.5 secara offline Anda bisa membaca artikel
berikut : Masalah
yang Timbul Setelah Install Windows 8
Temen-Temen pake OS apaan nih, Linux
atau Windows, saya tebak pasti rata-rata pakai Windows , karena walaupun
linux itu gratisan (open Sources) banyak program yang belum di support
oleh linux , sedangkan banyak program bahkan hampir semua support dengan
Windows.
Trus , pake windows apaan? windows 7
atau XP . kalo saya masih pake yang jadul windows xp , sudah familier
aja… kalo windows 7 waktu minjem laptop temen, berniat mau ganti ke
windows 8? tapi mau beli master windows 8mahal harganya hehe (yang asli) , tenang aja sama hal nya dengan windows versi sebelumnya , windows 8 juga ada yg free kok.
Ternyata banyak banget yang nyediain Download Windows 8 Full VersionISO Edition
, jadi temen-temen kalo mau rubah windwos nya ke windows 8 , untuk
dapatin master driver tinggal download aja. Untuk pengalaman menggunakan
windows 8 sih saya belum pernah. Kalo lihat aja sudah , memang tampilan
windows 8 lebih menarik , kalo tidak bisa puyeng juga make nya hehehe
Kalo mau download bisa download disini kok
, Developer previewnya tersedia dalam tiga versi, 1. Windows Developer
Preview dengan developer tools (x64), 2. Windows Developer Preview
English (x64) dan 3. Windows Developer Preview English (x86) :
[like-lock]
Windows Developer Preview dengan developer tools (x64) DOWNLOAD (4.8 GB)
Windows Developer Preview English, 64-bit (x64) DOWNLOAD (3.6 GB)
Windows Developer Preview English, 32-bit (x86) DOWNLOAD (2.8 GB)
Senin, 10 Desember 2012
Persyaratan Umum Calon Peserta Sertifikasi Guru tahun 2013 ::
.
Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat
(D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin
penyelenggaraan.
Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:
>>> bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang
diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008
tentang Guru (1 Desember 2008), atau
>>> bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah
berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus
pernah memiliki pengalaman formal sebagai guru.
Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru
tetap dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan) minimal 2
tahun, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK
pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota.
Sudah menjadi guru pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan (30 Desember 2005).
Pada tanggal 1 Januari 2013 belum memasuki usia 60 tahun.
Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).
Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila:
>>> pada 1 Januari 2012 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau
>>> mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit
kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan
pangkat).
Dari data NUPTK yang memenuhi persyaratan diatas, dilakukan
perangkingan secara nasional berdasarkan kriteria berturut-turut sebagai
berikut :
Usia
Masa Kerja
Golongan
SUMBER : http://arifsheva.wordpress.com/sertifikasi-guru-2/
PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
ANAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn). I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Orang
tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan
ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang
dapat membentuk sebuah keluarga kecil. Kedudukan dan fungsi suatu
keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting. Keluarga pada
hakekatnya merupakan wadah pembentukan sifat masing-masing dari
anggotanya, terutama pada anak-anak yang masih berada dalam bimbingan
dan tanggung jawab orang tuanya. Swhingga orang tua merupakan dasar
pertama dalam pembentukan pribadi anak. Mendidik anak dengan baik dan
benar berarti menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar.
Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan
sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan
pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual,
perasaan dan budi pekerti. Upaya- upaya tersebut dapat terwujud apabila
di dukung dengan pola pengasuhan orang tua yang tepat. Menurut
Stewart dan Koch (1983: 178) mengatakan bahwa pola asuh pada orang tua
ada tiga macam yaitu pola asuh Otoriter, pola asuh demokratis dan pola
asuh permisif. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak- anaknya
tidak hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan berpengaruh
pula pada prestasi belajarnya. Menurut W.J.S Purwadarrninto ( 1987:
767 ) rnenyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai
sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal
- hal yang dikerjakan atau dilakukan. Bila berbicara tentang prestasi
belajar maka tidak jauh hubungannya dengan lingkungan sekolah. Sekolah
adalah sebuah konsep yang mempunyai makna ganda (Adiwikarto, 1988: 81).
Pertama, sekolah berarti suatu bangunan atau lingkungan fisik dengan
segala perlengkapannya yang merupakan tempat untuk menyelenggarakan
proses pendidikan tertentu bagi kelompok manusia tertentu. Kedua,
sekolah berarti suatu kegiatan atau proses belajar mengajar. Lingkungan
sekolah merupakan lingkugan kedua yang juga berpengaruh dalam menentukan
prestasi belajar pada siswa Sekolah dirancang untuk melaksanakan
pembimbingan dalam sebagian perkembangan hidup manusia. Sekolah
melanjutkan proses sosialisasi yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu
dalam keluarga dan lingkungan sekitar rumah tangga, dan menyiapkan anak
untuk memasuki tahapan hidup selanjutnya. Di sekolah guru mengajarkan
berbagai pengetahuan yang belum di dapatkan oleh anak. Pengetahuan
tersebut digolong- golongkan kedalam bentuk mata pelajaran misalnya PKn,
Matematika, Ips, Ipa, Bahasa Indonesia,dan masih banyak lainnya. Mata
pelajaran Pendidikan kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh
pancasila dan UUD 1945. Sehingga anak dapat mengetahui hal- hal yang
diperbolehkan dan tidak dalam melakukan sesuatu. Dengan demikian pola
asuh yang diciptakan di lingkungan keluarga dengan pendidikan
dilingkungan sekolah terutama dalam mata pelajaran PKn saling
mempengaruhi pada diri anak dalam mencapai prestasi belajar pada anak
demi masa depannya kelak, yang mana pada pelajaran ini ada kaitannya
dengan segala bentuk tingkah laku anak. Dari sinilah penulis mengangkat
penelitian yang berkaitan dengan pola asuh orang tua guna mengetahui
apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar
anak pada mata pelajaran PKn. Khususnya orang tua yang menyekolahkan
anak- anaknya di SD Pilang 1 Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. 1.2 Identifikasi Masalah Adapun identifikasi masalah yang dapat di ambil dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut: 1) Apakah yang dimaksud dengan Pola Asuh ? 2) Ada berapa macamkah Pola Asuh yang diterapkan oleh orangtua? 3) Apa yang dimaksud dengan pola asuh demokratis, otoriter, dan juga permisif itu. 4) Apa saja faktor yang mempengaruhi prestasi belajar? 5) Apakah Pola Asuh yang di berikan orangtua mempengaruhi prestasi belajar pada anak? 6) Pola asuh yang mana yang sesuai dan layak diberikan kepada anak- anak? 1.3 Pembatasan Masalah Adapun
batasan masalah yang penulis sajikan dalam penelitian ini mengenai
Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan
dari latar belakang yang ada maka dapat diperoleh rumusan masalah.
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil yaitu ”Apakah ada pengaruh
antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak. 1.5 Tujuan Penelitian Dalam
penelitian terdapat tujuan- tujuan tertentu yang diharapkan oleh
peneliti. Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini tidak lain
adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orangtua
terhadap prestasi belajar anak di sekolah terutama di Sd Pilang 1 Kec.
Randublatung, Kab. Blora”. 1.6 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoitis Penelitian
ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Pola Asuh Orang
Tua terhadap Prestasi Belajar Anak di sekolah” sehingga dapat dijadikan
wahana untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan dalam mendidik anak. b. Manfaat Praktis - Bagi orang tua Dengan
penerapan pola asuh yang sesuai, orang tua paham dan sadar akan
pentingnya pola asuh bagi seorang anak dalam membantu tercapainya
prestasi belajar pada anak. - Bagi anak Penerapan pola asuh
orang tua yang sesuai terhadap anak dapat memberikan manfaat bagi anak.
Misalnya anak akan jauh lebih mandiri saat belajar, Anak dapat belajar
dengan nyaman di rumah, selain itu tidak ada pembatas antara orang tua
dan anak dalam keluarga (terjalin komunikasi yang baik antara orang tua
dan anak), anak dapat bebas bertanya dan mengungkapkan perasaan kepada
orang tuanya, anak juga dapat berlatih bertanggung jawab atas perilaku
yang akan dan sudah dilakukan, serta yang paling utama anak lebih
bertanggung jawab dalam kemajuan prestasinya di sekolah. - Bagi guru Pola
asuh orang tua juga dapat memberi manfaat guru ketika anak ada dalam
pengawasan di sekolah. Manfaat tersebut tidak lain proses pembelajaran
dapat berjalan dengan tepat waktu, mempermudah guru dalam mengawasi
perkembangan prestasi belajar anak disekolah dan guru juga dapat lebih
mengenal tabiat anak didiknya. II. Kajian Pustaka 2.1 Kajian Teori 1. Hakikat Pola Asuh Orang Tua a. Pengertian Pola Asuh Keluarga
merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat berinteraksi.
Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian
sangatlah besar artinya. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk
mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan
tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam mengasuh anaknya orang tua dipengaruhi oleh
budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga
diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan
mengarahkan putra-putrinya. Sikap tersebut tercermin dalam pola
pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-beda, karena setiap masing-
masing orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu yang beda pula.Pola
asuh orang tua merupakan interaksi antara orang tua dengan anak. Selama
proses pengasuhan orang itualah yang memiliki peranan penting dalam
pembentukan kepribadian anak. Menurut Darling (2003;1) mendefinisikan
pengasuhan orang tua adalah aktivitas komplek termasuk banyak perilaku
spesifik yang dikerjakan secara individu dan bersama- sama untuk
mempengaruhi pembentukan karakter anak. Berk (2000) dalam socialization
with in the family (Anonim, 2003;1) pola asuh orang tua adalah daya
upaya ortu dalam memainkan aturan secara luas di dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Dalam mengasuh anaknya, orang
tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh
tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap
bentuk- bentuk perilaku sosial tertentu pada anaknya. Pola asuh orang
tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan
kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik,
membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai
kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. b. Macam- macam Pola Asuh Orang Tua Anak
tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua,
anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya
serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Menurut
Stewart dan Koch (1983: 178) terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh
orang tua yaitu: Pola asuh otoriter, Pola asuh demokartis, dan Pola asuh
permisif. Ketiga pola asuh orang tua tersebut dapat dijelaskan seperti
di bawah ini: 1) Pola asuh otoriter. Yaitu pola asuh yang
menetapkan standar mutlak yang harus dituruti. Kadangkala disertai
dengan ancaman, misalnya kalau tidak mau makan, tidak akan diajak bicara
atau bahkan dicubit. Menurut Stewart dan Koch (1983: 203), orang tua
yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri kaku, tegas, suka
menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik, orang tua memaksa
anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka serta mencoba membentuk
lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang
keinginan anak, orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan
kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian, hak anak dibatasi
tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa. Dalam penelitian
Walters (dalam Lindgren 1976: 306) ditemukan bahwa orang yang otoriter
cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik. Sementara itu, menurut
Sutari Imam Barnadib (1986: 24) dikatakan bahwa orang tua yang otoriter
tidak memberikan hak anaknya untuk mengemukakan pendapat serta
mengutarakan perasaan-perasaannya. Sedangkan menurut Sri Mulyani
Martaniah (1964: 16) orang tua adalah : orang tua amat berkuasa terhadap
anak, memegang kekuasaaan tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada
perintah-perintah orangtua. dengan berbagai cara, segala tingkah laku
anak dikontrol dengan ketat. Orang tua seperti itu akan membuat anak
tidak percaya diri, penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif,
gemar menentang, suka melanggar norma, kepribadian lemah dan seringkali
menarik diri dari lingkungan sosialnya, bersikap menunggu dan tak dapat
merencakan sesuatu. 2) Pola asuh Demokratis. yaitu pola asuh
yang memprioritaskan kepentingan anak tetapi tidak ragu untuk
mengendalikan mereka pula. Pola asuh seperti ini kasih sayangnya
cenderung stabil atau pola asuh bersikap rasional. Orang tua mendasarkan
tindakannya pada rasio. Mereka bersikap realistis terhadap kemampuan
anak dan tidak berharap berlebihan. Baumrind & Black (dalam
Hanna Wijaya, 1986: 80) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa
teknik-teknik asuhan orang tua yang demokratis akan menumbuhkan
keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan
mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku
mandiri yang bertanggung jawab. Hasilnya anak-anak menjadi mandiri,
mudah bergaul, mampu menghadapi stres, berminat terhadap hal-hal baru
dan bisa bekerjasama dengan orang lain. 3) Pola Asuh permitif
Tipe ini kerap memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup darinya. Cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak. Menurut
Stewart dan Koch (1983: 225) menyatakan bahwa Orang tua yang mempunyai
pola asuh permisif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa
memberikan kontrol sama sekali, Anak dituntut atau sedikit sekali
dituntut untuk suatu tangung jawab tetapi mempunyai hak yang sama
seperti orang dewasa, dan Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya
sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Orang tua tipe ini
memberikan kasih sayang berlebihan. Karakter anak menjadi impulsif,
tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya
diri dan kurang matang secara sosial. 2. Prestasi belajar a)Pengertian prestasi Menurut
Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan
prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. Sedang menurut W.J.S
Winkel Purwadarmtinto berbicara bahwa “ prestasi adalah hasil yang
dicapai “. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Prestasi merupakan
hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Yang mana
prestasi tersebut merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat
dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat diatas,
dapat disimpulkan hahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai
manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan. b) Pengertian belajar Belajar
pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini
bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil
latihan atau pengalaman. (dalam http://andysapta.blogspot.com) Mutubin
syah (1996) yang mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap
penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sedang menurut pengertian
secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu
perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. c) Pengertian prestasi belajar. Prestasi
belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi
merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi
belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian
belajar itu sendiri. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto
(1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang
dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan
dalam raport Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Prestasi
belajar yang dicapai oleh anak disekolah merupakan suatu kebanggaan
bagi anak dan juga orang tua. Oleh karena itu, orang tua dirasa perlu
memberikan bimbingan belajar di rumah, khususnya anak usia SD. Bimbingan
dan peranan orang tua sangatlah diperlukan. Tetapi hal tersebut sering
sulit dilakukan karena terbentur kesulitan waktu karena banyak orang tua
yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,sehingga para
orang tua kesulitan waktu dalam membimbing anak- anak mereka. Berdasarkan
pengertian diatas, maka dapat diketahui bahwa prestasi belajar
merupakan tingkat kemampuan siswa yang dimiliki siswa dalam menerima,
menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses
belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat
keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan
dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami
proses belajar mengajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah
diadakan evaluasi. Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi
atau rendahnya prestasi belajar siswa. d) Faktor - faktor yang mempengaruhi Prestasi Untuk
mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu
diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar.
Faktor- faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain adalah faktor
yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri
dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari
luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat
dan sebagainya. Adapun faktor- factor yang mempengaruhi prestasi adalah
sebagai berikut: a. Faktor intern Faktor intern adalah
faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang
dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu berhubungan dengan
kecedersan/intelegensi, bakat, minat, dan juga motivasi. Ke empat hal
tersebutlah yang menjadikan pendorong dalam prestasi belajar seorang
individu. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di
luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga,
lingkungan sekolah dajuga lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan
paksaan kepada individu. 3. Mata Pelajaran PKn Tugas pendidikan
adalah sebagai alat bantu dalam memekarkan potensi yang dimiliki anak.
Penyeragaman dan gaya indoktrinasi dalam pendidikan merupakan teknik
usang dalam mendidik yang harus ditinggalkan. Pendidikan hendaknya
dipandang sebagai proses pengembangan seluruh potensi yang dimiliki
peserta didik secara integral yang meliputi ranah kognitif, apektif dan
psikomotorik. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang
memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi
warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selain hal tersebut pendidikan
kewarganegaraan pada hakikatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati
diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban
dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara Indonesia. Sehingga dapat dikatakan bahwa mata pelajaran
pendidikan kewarganegaraan (PKn) khususnya di sekolah dasar merupakan
pelajaran yang sangat penting dan mendalam bagi anak-anak. Dalam hal ini
menyangkut tingkah laku dan moral anak dalam kehidupan bermasyarakat.
Dari sinilah penyaji tertarik mengangkat mata pelajaran PKn sebagai mata
pelajaran yang dijadikan objek penelitian. Yang mana pada mata
pelajaran ini ada hubungannya dengan pengaruh orangtua terhadap anak
dengan prestasi belajarnya. 4. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar. Tugas
orang tua ialah membantu anak dalam menyiapkan masa depannya. Waktu
pendidikan di sekolah yang relatif singkat tidak membantu banyak dalam
menyelesaikan masalah dalam membentuk pribadi anak. Begitu juga dalam
menerapkan pola pengasuhan pada anak. Orang tua tidak dapat memaksakan
semua kehendaknya dalam diri anak demi kepentingan pribadi. Pola
pengasuhan orang tua yang baik akan berpengaruh baik pada prestasi
belajar anak,dan sebaliknya apabila Pola pengasuhan orang tua yang di
ciptakan pada anak tidak baik maka akan berpengaruh buruk pula pada
prestasi belajar anak, sehingga orang tua harus dapat memilih pola
pengasuhan yang tepat bagi anak agar tidak menyesal, yang mana akan
berdampak buruk pada masa depan anak kelak. 2.2 Penelitian yang relevan Abdul
ghofur mengatakan bahwa pola asuh orangtua mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam menentukan bagaimana bentuk pribadi anak dimasa
depan. Oleh karena itu orang tua harus benar- benar mawas diri dan
sungguh- sungguh dalam menanamkan nilai- nilai kehidupan serta norma-
norma yang baik kepada anak melalui pola asuh yang baik dan benar. Dari
penelitian yang sudah ada, peneliti tertarik untuk meneliti kembali
pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak pada mata
pelajaran PKn dengan harapan agar orang tua, guru dan juga anak dapat
menyelaraskan antara pendidikan di sekolah dan keluarga di bawah
pengasuhan orang tua yang tepat. 2.3 Kerangka Berfikir Kondisi awal : - Orang tua belum menerapkan pola pengasuhan anak yang layak diterapkan bagi anak- anaknya. - Anak belum dapat meningkatkan prestasi belajar PKn. Tindakan
: - Orang tua memilih bentuk pola asuh mendidik anak-
anaknya dengan memilih salah satu dari tiga pola asuh yang sudah ada. Pola pengasuhan orangtua (otoriter, demokratis, permisif) Orangtua AnakKondisi akhir :- Dengan pemilihan pola asuh yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar PKn anak
Prestasi belajar
2.4 Hipotesis Penelitian - Apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak - Hipotesis: Dengan adanya pengaruh dari pola asuh orang tua anak dapat meningkatkan prestasi belajar. III. Metode penelitian 3.1 Jenis penelitian dan lokasi Penelitian a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan
jenis penelitian korelasional. Jenis penelitian ini digunakan untuk
mengetahui variabel satu dengan variabel lainnya yaitu pengaruh pola
asuh orang tua terhadap prestasi belajar PKn anak di sokolah. b. Lokasi Penelitian Lokasi yang hendak digunakan peneliti untuk mengadakan. Penelitian dilakukan di SD Pilang 1 Kec. Randublatung, Kab. Blora. 3.2 Variabel Penelitian Nilai
Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able
yang berarti “berubah” dan “dapat itu berupa nilai kuntitatif maupun
kualitatif.. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah
jumlah dan derajat atributnya. Variabel adalah suatu sebutan yang dapat
diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif).
Pengukuran variabel penting bagi setiap penelitian sosial, karena
dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungan konsep yang abstrak
dengan realitas. Berdasarkan pada kajian teori yang ada maka dapat
diketahui variabel- variabel dalam penelitian ini. Variabel tersebut ada
dua macam yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dan terikat
dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut: - Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah Pengaruh pola asuh orang tua. - Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar anak pada mata pelajaran PKn. 3.3 Populasi dan Sampel penelitian - Populasi Populasi
adalah keseluruhan individu yang akan diteliti, paling sedikit
mempunyai satu sifat atau ciri yang sama dengan kenyataan subjek dan
akan digeneralisasikan. Maksud generalisasi adalah menyangkut kesimpulan
penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi (Hadi, 2000). Populasi dalam penelitian ini diambil keseluruhan siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. - Sampel Sampel
adalah sebagian individu dari populasi yang karakteristiknya hendak
diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Penelitian
ini tidak semua populasi dijadikan sampel tetapi hanya mengambil dari
sebagian populasi yang representatif yaitu sampel yang benar-benar
mencerminkan karakteristik dari populasi (Hadi, 2000). Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagian siswa dari populasi. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Definisi operasional. Definisi
operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada
kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Variabel adalah objek
yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan
untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan (http://rakim-ypk.blogspot.com). a)Pola Asuh orangtua
Pada penelitian ini yang maksud dengan pola asuh orangtua adalah
bentuk pengasuhan orangtua terhadap anak- anaknya dalam menciptakan
peraturan- peraturan demi keberhasilan anak di masa depan. b) Prestasi belajar Pada
penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar
pada mata pelajaran PKn pada jangka waktu tertentu. Misalnya dalam
jangka waktu satu semester. Prestasi belajar pada mata pelajaran PKn
dapat diukur dengan menggunakan tes akhir semester mata pelajaran PKn.
Yang mana dengan tes ini dapat di ketahui nilai atau hasil yang
diperoleh setelah belajar pelajaran pkn dalam waktu satu semester.
Table 1. Kisi- kisi pada aspek dalam pengaruh pola asuh orang tua.
No Aspek Sup Aspek Indikator Nomor Jumlah soal 1. Pola asuh orang tua. a. pola asuh otiriter 1. Kontrol terhadap anak bersifat kaku 2. Komunikasi bersifat memerintah. 3. Penekanan pada pemberian hukuman. 4. Disiplin pada orang tua bersifat kaku.
Melakukan 22 1, 4, 7,9, 11 5 b. pola asuh demokratis. c. pola asuh permisif. 1. Kontrol terhadap anak relatif longgar 2. Komunikasi dua arah. 3. Hukuman diberikan sesuai dengan tingkat kesalahan anak. 4. Disiplin terbentuk atas komitmen bersama.
1. Kontrol terhadap anak lemah atau sangat longgar 2. Komunikasi sangat bergantung pada anak. 3. Hukuman atau konsekuensi perilaku tergantung pada anak. 4. Disiplin terhadap anak sangat longgar, orang tua bersifat bebas.
3.5 Teknik Analisis Data Dalam
penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini
ada dua variabel yaitu pengaruh pola asuh dan prestasi belajar. Dalam
analisis data, Pengolahan data dalam penelitian ini dapat menggunakan
korelasi Spearman Rho menggunakan SPSS 11 For Windows Release yang
diikuti dengan uji coba angket guna mengetahui validitas dan
reliabilitas angket yang digunakan, Sehingga hasil yang didapat dapat
penelitian dapat benar- benar dipertanggung jawabkan kepada semua pihak. Uji Validitas Instrumen Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditasan atau
kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998:160). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas
instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji Reliabilitas Instrumen Selain
data harus valid, alat ukur yang dignakan juga harus dapat memenuhi
standar reliabilitas. Suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika alat
tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Menunjuk pada suatu
pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Teknik
yang dipakai untuk menentukan reliabilitas adalah dengan rumus Alpha
(Suharsimi Arikunto, 1998:186).
Problem Based Learning
(pembelajaran berbasis masalah) adalah suatu pendekatan pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial
dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk
merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah,
termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam
pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan
pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
PBL merupakan suatu model pembelajaran
yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang
berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan
untuk memecahkan masalah.
Problem Based Learning
yaitu proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan
masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang
untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
baru.
Problem Based Learning(Pembelajaran
berbasis masalah) yang dinyatakan oleh kunandar bahwa tanpa guru
mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran
ide secara terbuka. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah
terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan
bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan
penyelidikan dan inkuiri.
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
Para pengembang pembelajaran berbasis
masalah (Ibrahin dan Nur,2004) telah mendeskripsikan karaketeristik
model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
Pengajuan pertanyaan atau masalah.
Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau
masalah, bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau
keterampilan-keterampilan tertentu. Pembelajaran berbasis masalah
mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang
kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi
siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk
menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam
solusi untuk situasi itu.
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.
Meskipun PBL mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah
yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau
masalah itu dari banyak mata pelajaran.
Penyelidikan autentik.
Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki siswa untuk melakukan
pennyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah
nyata. Mereka harus menganalsis dan mendefinisikan masalah
mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalsis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat
inferensi, dan merumuskan kesimpulan
Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk
karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili
bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat
berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata
itu kemudian didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang
apa yang telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar
terhadap laporan tradisional atau makalah.
Kerjasama. Model
pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu
sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat
dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi
inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan
keterampilan berpikir.
Tahap-Tahap PBL
Pengajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahap, seperti dijelaskan tabel berikut ini;
Tahapan
Kegiatan guru
Tahap 1 :
Orientasi siswa terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2 :
Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 :
Membimbing penyelidikan individual dan kelompok.
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan serta pemecahan masalahnya.
Tahap 4 :
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
Guru membantu siswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi teerhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunaka
Biggs dan Collis (dalam Sumarmo 1993, h.
2) melakukan studi tentang struktur hasil belajar dengan tes yang
disusun dalam bentuk superitem. Biggs dan Collis dalam temuannya
mengemukakan bahwa pada tiap tahap atau level kognitif terdapat
struktur respon yang sama dan makin meningkat dari yang sederhana sampai
yang abstrak. Struktur tersebut dinamakan Taksonomi SOLO (Structure of the ObservedLearning Outcome).
Menurut Biggs dan Collis berdasarkan kualitas model respon anak, tahap
SOLO anak diklasifikasikan pada empat tahap atau level. Keempat tahap
tersebut adalah unistruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak.
Studi tentang tahap SOLO, juga
dilakukan Sumarmo (1993). Temuan dalam studi ini menguatkan keyakinan
bahwa dalam pembelajaran matematika, penjelasan konsep kepada siswa
hendaknya tidak langsung pada konsep atau proses yang kompleks, tetapi
harus dimulai dari konsep dan proses yang sederhana. Berdasarkan
keyakinan tersebut, Sumarmo (1993) memberikan alternatif pembelajaran
yang dimulai dari yang sederhana meningkat pada yang lebih kompleks.
Pembelajaran tersebut menggunakan soal-soal bentuk superitem sebagai
tugas.
Pembelajaran menggunakan tugas bentuk
superitem adalah pembelajaran yang dimulai dari tugas yang sederhana
meningkat pada yang lebih kompleks dengan memperhatikan tahap SOLO
siswa. Dalam pembelajaran tersebut digunakan soal-soal bentuk superitem.
Alternatif pembelajaran yang direkomendasikan Sumarmo tersebut,
dirancang agar dapat membantu siswa dalam memahami hubungan antar
konsep. Juga membantu dalam memacu kematangan penalaran siswa. Hal itu
dilakukan agar siswa dapat memecahkan masalah matematika.
Sebuah superitem terdiri dari sebuah stem
yang diikuti beberapa pertanyaan atau item yang semakin meningkat
kekompleksannya. Biasanya setiap superitem terdiri dari empat item pada
masing-masing stem. Setiap item menggambarkan dari empat level
penalaran berdasarkan Taksonomi SOLO. Semua item dapat dijawab dengan
merujuk secara langsung pada informasi dalam stem dan tidak
dikerjakan dengan mengandalkan respon yang benar dari item sebelumnya.
Pada level 1 diperlukan penggunaan satu bagian informasi dari stem. Level 2 diperlukan dua atau lebih bagian informasi dari stem.
Pada level 3 siswa harus mengintegrasikan dua atau lebih bagian dari
informasi yang tidak secara langsung berhubungan dengan stem, dan pada level 4 siswa telah dapat mendefinisikan hipotesis yang diturunkan dari stem.
Karakteristik soal-soal bentuk
superitem yang memuat konsep dan proses yang makin tinggi tingkat
kognitifnya tersebut, memberi peluang kepada siswa dalam mengembangkan
pengetahuannya dan memahami hubungan antar konsep. Hal itu dikuatkan
Lajoie (1991) yang menyatakan bahwa superitem didisain untuk
mendatangkan penalaran matematis tentang konsep matematika. Di
samping itu soal bentuk superitem diharapkan lebih menantang dan
mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sebaliknya guru dapat
melakukan kegiatan diagnostik selama pembelajaran, sehingga perkembangan
penalaran siswa dapat dimonitor lebih dini.
Kemampuan memahami hubungan antar
konsep, kematangan dalam bernalar dan keterlibatan secara aktif dalam
pembelajaran merupakan bagian yang diperlukan dalam memecahkan masalah.
Dengan demikian pembelajaran menggunakan tugas bentuk superitem dapat
diharapkan menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat
membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan meyelesaikan pemecahan
masalah matematika.
Berikut ini tiga contoh butir tes bentuk
superitem dengan tingkat kesulitan yang berbeda. Soal disusun
sedemikian rupa sehingga setiap butir tes memuat serangkaian informasi
dan kemudian diikuti oleh empat pertanyaan yang sesuai dengan
taksonomi SOLO.
Contoh pertama dari Collis, Romberg dan Jurdak (dalam Sumarmo 1993) berikut,
Mesin di samping ini akan mengubah tiap bilangan yang
masuk menjadi tiga kali lipat ditambah 2. Jadi bila dimasukkan
bilangan 4 akan keluar bilangan 14.
Pertanyaan :
a. Jika keluar bilangan 14, bilangan berapa yang masuk?
b. Jika dimasukkan bilangan 5, bilangan berapa yang akan keluar?
c. Jika keluar bilangan 41, bilangan berapa yang masuk?
d. Jika x adalah bilangan yang keluar dan y adalah bilangan yang masuk, nyatakan y dalam x.
Superitem yang kedua dikemukakan oleh Sumarmo (2002),
Perhatikan gambar berikut:
Sebuah ruangan mempunyai satu sekat dengan dua buah pintu. Seorang siswa harus pergi menuju sasaran dengan melalui pintu.
Pertanyaan:
a. Berapa banyak cara ia sampai ke sasaran? Bagaimana caranya?
b. Jika ada sekat kedua dengan dua pintu, berapa banyak cara ia sampai ke sasaran? Bagaimana caranya?
c. Jika ada empat sekat masing-masing dengan dua pintu, berapa banyak cara ia sampai ke sasaran? Bagaimana caranya?
d. Jika ada n sekat masing-masing dengan dua pintu, berapa banyak cara ia sampai ke sasaran? Bagaimana caranya?
Soal superitem ketiga, dicontohkan oleh Wilson dan Chavarria ( 1993),
STEM :
Jika gambar dapat dilipat sehingga
menjadi dua bagian yang sama dan tepat dipisahkan suatu garis lipatan,
garis lipatan tersebut adalah garis simetri.
Gambar di atas mempunyai garis simetri yang lebih dari satu.
a.
Manakah gambar di atas yang mempunyai garis simetri?
b.
Gambarlah semua garis simetri pada persegi di atas?
c. Manakah dari delapan huruf kapital pertama dalam alphabet mempunyai tepat dua garis simetri?
d. John berkata, “Saya tahu sebuah
aturan untuk dapat memberitahukan, ketika sebuah gambar yang terdiri
dari empat sisi mempunyai garis simetri. Jika sebuah segitiga pada
masing-masing sisinya sama ukuran dan bentuknya, maka segitiga itu
mempunyai garis simetri”. Jelaskan mengapa anda setuju atau tidak setuju
dengan pendapat John!
Pada contoh soal ke-3 di atas, item a
menggunakan hanya satu bagian dari informasi yang didapat secara
langsung dari stem (definisi garis simetri). Pada item b, yang merupakan
representasi dari level 2, siswa memerlukan penggunaan definisi dari
garis simetri dan fakta gambar yang mempunyai lebih dari satu garis
simetri. Sementara itu pada item c, menggunakan bagian informasi yang
sama dari item b, tetapi memerlukan kemampuan siswa dalam
mengintegrasikan informasi yang menghasilkan diagram dan menggunakan
definisi pada berbagai variasi dari kurva. Siswa dapat menyelesaikan
soal item d, jika siswa dapat berfikir kritis tentang sebuah hipotesis
yang diturunkan dari stem. Pada Taksonomi SOLO, item d ini termasuk ke
dalam level 4.
Berdasarkan contoh superitem di atas,
dikandung maksud agar siswa memahami hubungan antar konsep secara
bertahap dari yang sederhana sampai meningkat kepada yang lebih
kompleks. Selain daripada itu guru melakukan kegiatan diagnostik
terhadap respon siswa, sehingga dapat dengan segera menentukan
langkah-langkah yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kelebihan pembelajaran matematika dengan
menggunakan tugas bentuk superitem diantaranya, dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memahami persoalan matematika secara
bertahap sesuai kesiapannya; dan guru dapat memberikan bantuan yang
tepat kepada siswa berdasarkan respon dari siswa. Pada sisi lain
pembelajaran ini akan memberi kesulitan kepada guru dalam membuat atau
menyusun butir-butir soal bentuk superitem. Kemudian dimungkinkan
terdapat respon siswa yang
beragam. Hal itu akan menuntut kesiapan guru dalam mengantisipasinya.
Wilson dan Chavarria (1993) memberikan pengalamannya dalam mengkonstruksi bentuk soal superitem yaitu,
1) Mengkonstruksi sebuah superitem
akan dimulai dengan menentukan terlebih dahulu prinsip umum apa yang
akan menjadi fokus pada item level empat. Prinsip tersebut akan dibangun
oleh tiga item sebelumnya. Setiap item akan membantu siswa dalam
menggali situasi dari masalah.
2) Stem akan menyajikan sebuah masalah yang relevan dan diperlukan siswa.
3) Respon dari setiap item di dalam sebuah superitem tidak bergantung pada respon yang benar dari item sebelumnya.
Pengalaman kedua ahli tersebut, tampaknya dapat membantu guru dalam menyusun butir soal bentuk superitem.
Daftar Pustaka:
Lajoie,S (1991). A Framework for Authentic Assessment in Mathematics. [Online].Tersedia: http://www.wcer.wisc.edu/ncisla/publications/newsletters/normse/vol1num.1pdf. [ 17 Pebruari 2002 ].
Sumarmo,U (1993). Profil Struktur Hasil Belajar Matematika Siswa SMABerdasarkan Taksonomi SOLO. Laporan Hasil Penelitian FPMIPA IKIP Bandung
Sumarmo,U (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi . Makalah pada Seminar Matematika Tingkat Nasional. Bandung
Wilson dan Chavarria (1993). Superitem Test as a Classroom Assessment Toll. Dalam Webb dan Coxford (ed). Assessment in the Mathematics Classroom1993 Yearbook. NCTM: Reston Virginia
JAKARTA: Proses pendaftaran guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) rupanya
mendapat perhatian khusus dari Pemerintah. Disebabkan oleh timbulnya
rasa prihatin pada kemampuan sebagian besar guru saat ini yang rendah,
maka Pemerintah mencanangkan persyaratan baru pendaftaran guru PNS
dengan harapan untuk merekrut guru PNS berkualitas wahid di tahun
mendatang.
Kriteria yang bakal diterapkan tahun 2013 yaitu dokumen atau ijazah
kelulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG), sebagaimana disampaikan oleh
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh : “Dengan
skema baru ini, untuk menjadi guru, baik PNS maupun non-PNS tidak cukup
hanya dengan ijazah S.Pd (sarjana pendidikan),”.
Prinsip tersebut mengadopsi seleksi dokter PNS. M. Nuh menjelaskan
bahwa agar diterima menjadi dokter PNS, pelamar atau pendaftar tes CPNS
tak bisa hanya bermodalkan ijazah sarjana kedokteran (S. Ked). Namun,
mereka juga harus mengikuti pendidikan profesi dokter selama satu tahun.
Tata aturan terbaru mengenai persyaratan guru PNS, sedang digodok oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen
PAN-RB) selaku pelaksana teknis seleksi CPNS baru.
Program PPG ditempuh ketika seseorang sudah menyelesaikan program
sarjana pada FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) atau
semacamnya. Apabila berminat menjadi guru PNS, maka mereka wajib
mengikuti PPG yang diselenggarakan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK).
Akan tetapi, tak semua sarjana FKIP yang mendaftar di LPTK pasti
diterima serta berhak ikut PPG. LPTK tetap bakal menjalankan seleksi
CPNS secara ketat karena daya tampung rekrutmen dibatasi.
Para sarjana FKIP juga akan bersaing secara terbuka terhadap
sarjana-sarjana fakultas lainnya untuk masuk LPTK. Contohnya : Demi
menjadi guru matematika, para sarjana FKIP bakal bertarung dengan
sarjana fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alama). Dan itu
juga yang terjadi pada guru ekonomi, sarjana FKIP juga akan bersaing
dengan sarjana fakultas ekonomi (FE).
Posisi tenaga pendidik atau guru memang idealnya diisi oleh para
sarjana FKIP. Akan tetapi, apabila tingkat kompetensi sarjana FKIP jauh
di bawah sarjana fakultas lainnya, tentu saja tak bisa dipaksakan
mengajar.
Calon guru PNS akan mendapatkan sertifikat sebagai guru profesional
setelah mengikuti proses PPG selama satu tahun. Sertifikat tersebut
kedepannya harus dilampirkan sewaktu yang bersangkutan akan melamar
menjadi guru CPNS. Dengan sertifikat tersebut serta ditambah pengalaman
mengajar selama 24 jam pelajaran per pekan, guru bersangkutan berhak
mendapatkan tunjangan profesi pendidik (TPP).
Apabila wacana seleksi CPNS khususnya perekrutan guru PNS profesional
tersebut berjalan secara sistematis serta lancar, beliau yakin bahwa
kualitas guru-guru Indonesia bisa beranjak naik. Nuh pun menegaskan
bahwa posisi PPG ini strategis, sebab merupakan proses substitusi
program sertifikasi guru yang saat ini sedang berjalan.
Tips Komputer - Cara Instal Windows 7 Lengkap dengan Gambar (Surabaya, 2011)
Cara instalasi windows 7 sedikit berbeda dengan cara instalasi windows XP. Tips Komputer kali ini akan berbagi tips cerdas cara intall windows 7 lengkap dengan gambarnya untuk mempermudah penjelasan tips ini. Selamat mencoba Cara Instal Windows 7 Lengkap dengan Gambar :-)
Sebelum leboih jauh kita praktekkan cara instalasi windows 7 ini,
alangkah baiknya jika kita mengetahui kelebihan dan kekurangan dari
windows 7 sebelum Anda memutuskan untuk menggunakannya. Ada beberapa
kelebihan dan kekurangan dari windows 7 yaitu : Kelebihan :
proses boot/shut down lebih cepat
konsumsi daya CPU, hard disk (HD) dan memori yang dibutuhkan system service lebih sedikit
Mengoptimisasi prefetching baik untuk HD maupun SSD
Tampilan Lebih bagus dari segi 3 demensinya yang menonjol
Fitur sekurity yang benar-benar ketat.
Kelemahan / Kekurangan :
Beberapa aplikasi belum bisa beroperasi di Windows 7
Bug pada Windows Player 12
Ada hardware yang bisa langsung dikenali di Vista, tapi tidak di Windows 7
Susah memaksa software yang sebelumnya bisa dipaksakan diinstall di Vista, juga dipasang di Windows 7
Nah sekarang saatnya kita ikuti Cara Instal Windows 7 Lengkap dengan Gambar (pastikan Anda mengikutinya langkah demi langkah)
Pastikan dari BIOS booting komputer Anda di setting untuk DVD
Masukkan DVD windows 7
Tekan sembarang tombol saat muncul boot from cd or dvd
Akan terlihat gambar seperti dibawah ini
Pilihlah Indonesian pada Language, time, currency, and location
Tekan tombol install
Tunggulah beberapa saat proses inI
Centang pada I accept the license terms sebagai persetujuan penggunaan windows 7 kemudian klik next
Pilih saja custom (advanced) untuk memilih di drive mana windows 7 akan di install
Anda bisa mengatur drive sekaligus partisi pada step ini, saya sarankan
bagilah hardisk Anda minimal 2 drive, satu untuk drive untuk windows 7
(C) dan satu drive untuk data (D) dengan memilih drive option, atau
langsung saja tekan next dengan asumsi Anda akan mempartisi hardisk setelah instalasi windows 7 selesai.
Tunggulah proses ini beberapa saat
Secara otomatis windows akan restart
Setelah restart akan muncul gambar berikut ini
Tunggulah proses Setting up the services hanya beberapa saat saja
Instalasi akan dilanjutkan secara otomatis
Masukkan Nama User dan Nama Komputer sesuka Anda
Jika perlu password ketikkan passtwordnya 2 kali atau kosongkan saja jika Anda tidak ingin mempassword user Anda
Masukkan product key serial number windows 7 Anda
Pilihlah level proteksi keamanan dari Microsoft
Atur Zona waktu Anda (untuk Indonesia +7 dari GMT)
Selamat, windows 7 Anda siap digunakan
DemikianlahTips Trik Komputertentang Cara Install Windows 7 Lengkap dengan Gambar semoga membantu Anda. Terimakasih atas kunjungan Anda, semoga menjadikan belajar komputer online kita bermanfaat
Koneksi internet yang cepat adalah
dambaan setiap orang, seperti cewe cantik juga yang merupakan dambaan
setiap orang.:-) kembali ke masalah mempercepat koneksi internet,
tapi tips ini hanya berlaku untuk yang di warnet saja dan warnetnya
menggunakan mozzila firefox sebagai browsernya. tujuannya adalah mempercepat koneksi internet
di komputer kita dengan menyedot bandwitdh komputer lain di dalam 1
warnet. licik juga sih tips ini tapi tidak apa-apa, apalagi di saat
warnet yang sedang penuh dan semua komputer lambat, jadi cara ini bisa
kita pakai. jadi koneksi internet kita jadi lebih cepat dan yang lain
jadi sedikit lambat. kan kalo warnet lagi penuh semuanya lambat, jadi
tidak akan pada menyadarinya. okeh saya akan memberitahukan untuk anda,
begini caranya untuk mempercepat koneksi internet di warnet:
1. Di address bar mozzila ketik about:config kemudian akan terlihat tulisan yang banyak sekali
2. gunakan fasilitan ctrl+f untuk mencari kata, kata yang di cari adalah sebagai berikut dan di rubah
Network.http.pipelining; False <– klik 2 kali ubah “False” menjadi “True“
Network.http.pipelining.maxrequests; 4 <-- klik 2 kali ubah “4” menjadi “30“
Network.http.proxy.pipelining; False <– klik 2 kali ubah “False” menjadi “True“
3. Kemudian klik kanan di bagian yang kosong/putih terus pilih new terus integer lalu kolom pertama isikan nglayout.initialpaint.delay lalu tekan enter satu kali dan masukan angka 0 dan tekan enter kembali.
4. restart ulang mozzila firefoxnya
5. Selamat berinternet ria dengan cepat, karena bandwitdh akan tersedot ke komputer anda, ini tadi adalah tips mempercepat koneksi internet di warnet.
Pendidikan pada
masa sekarang ini memerlukan adanya pembaruan dibidang strategi pembelajaran
dan peningkatan relevansi pendidikan. Strategi pembelajaran dikatakan relevan
jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Sehingga untuk
mengantisipasi kelemahan pembelajaran konvensional, maka diupayakan metode
pembelajaran yang baik.
1
Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang
menuntut suatu perhatian karena pendidikan memegang peranan penting bagi
kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun
selalu diupayakan baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah dan di perguruan
tinggi, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh kurikulum,
buku pelajaran, media belajar, metode pengajaran, sistem evaluasi. Pembenahan
di bidang kurikulum dilaksanakan di segala bidang antara lain: sarana/fasilitas
kurikulum maupun pendidik atau guru. Pembenahan metode pembelajaran selalu
dilakukan yaitu dengan mencari metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan
bahan ajar. Di samping itu media pembelajaran dikembangkan untuk memperlancar
kegiatan pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi ajar.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk
mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh
tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi
individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu
yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama
dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar
dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.
Kondisi
riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan
pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung
memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak,
sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Pembelajaran yang
kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan
guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan
pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada
pembelajaran konvensional.
Konsekuensi
dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang
nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya
ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini
membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelajaran IPA. Siswa diharapkan
benar-benar aktif dalam belajar IPA, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa
tentang materi pelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk dipahami dan
diingat apabila disajikan melalui langkah-langkah dan prosedur yang tepat,
jelas, menarik, efektif dan efesien.
Seorang guru bertugas untuk menyajikan sebuah
pelajaran dengan tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien. Hal ini dilakukan
dengan terlebih dahulu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang
tepat. Para guru terus berusaha menyusun dan
menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan
bersemangat dalam belajar IPA. Salah satunya adalah menerapkan strategi
pembelajaran yaitu strategi Question Student Have.
Keberhasilan
proses pembelajaran pada
pembelajaran IPA di kelas VB semester genap di SD NegeriGemolong
4 tahun ajaran 2010/2011 dapat diukur dengan keberhasilan siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari
tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin
tinggi pemahaman dan pengusaan materi serta prestasi belajar IPA semakin tinggi pula tingkat hasil
belajar siswa. Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA yang dicapai siswa masih rendah. Dari hasil observasi yang
dilakukan menunjukan bahwa hasil belajar belum berhasil, hanya sedikit anak
yang menunjukan nilai > 70. Kemampuan untuk bertanya dan sikap kritis
terhadap pelajaran masih kurang,serta pembelajaran masih konvensional bersifat teacher centered, yaitu cenderung
dikuasai oleh guru. Dari hasil di atas dirasa belum maksimal dalam
pencapaian hasil belajar yang diinginkan.
Salah satu cara untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan strategi pembelajaran yang
bervariasi. Salah satu strategi yang digunakan adalah Question Student
Have(pertanyaan dari siswa)yaitu cara yang mudah untuk
mempelajari sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi melalui tulisan dari
pada percakapan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul
“PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION
STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NEGERI
GEMOLONG 4 TAHUN AJARAN 2010/2011”.
B.Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perkembangan permasalahan yang
terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah, meliputi:
1.Subyek Penelitian
Subyek
penelitian adalah guru dan siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran
2010/2011.
2.Obyek Penelitian
Obyek
penelitian adalah pembelajaran yang menggunakan strategiQuestion
Student Have.
3.Parameter yang diukur adalah hasil belajar IPA dengan
ranah kognitif dan afektif.
C.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas
maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penggunaan
strategi pembelajaran Question Student
Have dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VB SD
Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011?”
D.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi
pembelajaran Question Student Have
siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011.
E.Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1.Manfaat Teoritis
Menambah wawasan keilmuan bagi penulis terhadap strategi
pembelajaran Question Student Have dan
pengarunya pada hasil belajar siswa.
2.Manfaat Praktis
a.Bagi Guru
Memberikan
masukan kepada seorang guru atau calon guru dalam menggunakan metode
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b.Bagi Siswa
1)Dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang
telah disampaikan guru.
2)Terbiasa dan berani untuk mengajukan dan menjawab
pertanyaan.
3)Terbiasa untuk belajar kritis.
c.Bagi Sekolah
Memberikan
sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran
guna meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini
akan dikemukakan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka
pemikiran dan hipotesis. Kajian penelitian yang relevan merupakan uraian
sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti
terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian
teori yang akan dipaparkan adalah peningkatan hasil belajar melalui strategi Question Student Have. Kerangka pemikiran berisi konsep yang akan
digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis
dan hasil penelitian yang telah dilakukan.
A.Kajian Teori
Tinjauan
teori yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel
penelitian yaitu sebagai berikut:
1.Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor
eksternal yang datang dari lingkungan.
7
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) dalam
Syaiful Sagala (2006: 62) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain
instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada
penyediaan sumber belajar.
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes, proses,
dan post test. (Mulyasa, 2006: 100)
Jadi, pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, yaitu mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Pembelajaran
mempunyai dua karakteristik yaitu :
a.Dalam proses pembelajaran melibatkan
proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar
mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses
berfikir.
b.Dalam pembelajaran membangun suasana
dialogis dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkankemampuan berfikir siswa,
yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk
memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. (Syaiful Sagala, 2006:
63)
2.Strategi Pembelajaan
Menurut Syaiful Bahri (2002: 5) dalam Surtikanti, dkk (2007: 28)
strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik
dalam pewujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
Sedangkan menurut Gropper dalam Hamzah (2007: 1) strategi adalah pemilihan
atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Depdiknas, 2008 (dalam http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf)diakses pada tanggal 13 Desember 2010 menyatakan
bahwa Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Surtikanti, dkk (2007: 32) Beberapa komponen Strategi
Belajar Mengajar diantaranya:
a.Tujuan
Tujuan yang dimaksud
adalah tujuan pembelajaran yang terpenting, karena jenis strategi yang akan
dikembangkan dalam proses pembelajaran fungsinya untuk “memberi kemudahan”
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
b.Guru
Guru merupakan faktor yang
menentukan dalam pemilihan dan menggunakan strategi pembelajaran. Selain itu
masih ada faktor lain yang harus diperhatikan, yaitu faktor yang melekat pada
diri seorang guru itu sendiri. Suryobroto (1987) dalam Surtikanti, dkk (2007:
33) menyebutkan 7 faktor yang ada pada diri seorang guru diantarnya: (1) Sikap
terbuka, (2) Penguasaan bahan, (3) Penguasaan kelas, (4) Cara berbicara, (5)
Kepribadian, (6) Cara menciptakan suasana kelas, (7) Memperhatikan prinsip
individualitas.
c.Peserta
didik
Peserta didik merupakan
subyek belajar yang digunakan sebagai pusat segala kegiatan pembelajaran.
d.Materi
Materi harus dipahami dari
segala jenisnya. Dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis: (1) Konsep: Suatu ide
atau gagasan atau suatu pengertian yang umum, (2) Prinsip: Suatu kebenaran
dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau suatu petunjuk untuk
berbuat/melakukan sesuatu, (3) Fakta: Sesuatu yang terjadi atau yang telah
dikerjakan/dialami, (4) Proses: Serangkaian perubahan atau gerakan-gerakan, (5)
Nilai: Suatu pola, ukuran, atau tipe atau model, (6) Keterampilan: Kemampuan
berbuat sesuatu dengan baik.
e.Media
Media adalah: alat, metode
dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.
f.Lingkungan
Pada saat seorang guru
memilih strategi pembelajaran yaitu harus diikuti dengan penyediaan lingkungan
pendukung.
3.Strategi Question Student Have
a.Pengertian Question Student Have
Question student have merupakan teknik yang tidak
menakutkan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa.
Tehnik ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi siswa secara
tertulis.(Hisyam Zaini dkk, 2007: 17)
b.Langkah-langkah strategi Question Student Have:
1)Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran
kartu pos) kepada siswa.
2)Minta setiap siswa untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah
disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
3)Setelah semua selesai membuat pertanyaan,
putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya
dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan
mengenai pembaca.
4)Saat kartu kembali kepada penulisnya,
setiap peserta akan telah memeriksa seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Poin
ini mengidentifikasi pertanyaan yang memperoleh suara terbanyak.
Jawab
masing-masing pertanyaan tersebut dengan:
i.Jawaban langsung atau berikan jawaban yang
berarti
ii.Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat
atau
iii.Pertanyaan tersebut tidak menunjukkan
suatu pertanyaan.
5)Panggil beberapa peserta berbagi
pertanyaan secara sukarela, sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
6)Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut
mungkin berisi pertanyaan yang mana anda mungkin menjawabnya dipertemuan
berikutnya.
Apabila dalam pelaksanaanya
terdapat suatu kendala maka dapat diberikan variasi sebagai berikut:
i.Jika
kelas terlalu besar dan memakan waktu saat anda memberikan kartu pada kelompok,
buatlah kelas menjadi sub-kelompok dan ikuti instruksi yang sama. Atau
kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu
pertanyaan.
ii.Meskipun
meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka
mengenai kelas, topik yang akan anda bahas, atau alasan dasar untuk partisipasi
kelas yang akan mereka amati.
c.Alasan Pemilihan Strategi Pembelajaran Question Student Have
Menurut Hartono,
(dalam http://lehawir.blogspot.com/2010/10/
berbagi-ilmu-proposal-question-students.html) diakses pada tanggal 7 Februari 2011 menyatakan
bahwa “model question student have digunakan untuk mempelajari tentang
keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi
yang mereka miliki”. Model ini menggunakan
sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini
sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan,
keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
1)Kelebihan strategi pembelajaran Question Students Have yaitu:
a)Pelaksanaan proses
pembelajaran ditekankan pada keaktifan belajar siswa dan keaktifan guru dalam
menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi siswa.
b)Siswa termotivasi dalam
belajar dan siswa akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi
yang diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
c)Mendapat partisipasi siswa
melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa yang kurang berani
mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan melalui percakapan.
d)Siswa tidak hanya
mendengarkan tetapi perlu membaca, menulis, berdiskusi dan mendorong siswa
untuk berfikir dalam memecahkan suatu soal dan menilai penguasaan siswa tentang
bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa sehingga akan menimbulkan keinginan
untuk mempelajarinya juga menarik perhatian siswa dalam belajar.
e)Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran, memperkuat dan memperlancar stimulus respon siswa, sehingga
pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri
siswa.
f)Guru lebih mengetahui dimana
letak ketidakpahaman siswa, karena semua siswa sudah mengajukan pertanyaan dan
akan didiskusikan.
2)Kelemahan strategi pembelajaran Question Students Have yaitu:
a)Memakan waktu yang banyak.
b)Tidak semua materi pelajaran
bisa digunakan strategi pembelajaranQuestion Students Have, misalnya: pada materi
pelajaran singkat karena tidak terlalu banyak pertanyaan yang akan diajukan
siswa.
4.Meningkatkan Hasil Belajar IPA
a.Meningkatkan
Pada
penelitian ini yang dimaksudkan meningkatkan adalah usaha untuk menjadikan
lebih baik sesuai dengan kondisi yang dapat diciptakan melalui pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada pelajaran IPA guna meningkatkan
hasil belajar siswa.
b.Belajar
Slametto (1988: 2) dalam Abdul Hadis (2006: 60)
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Skinner (1985) dalam Bimo Walgito (2004: 166)
memberikan definisi belajar “Learning is
a process of progressive bevahior adaptation” artinya bahwa belajar itu
merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progressif. Berarti
bahwa sebagai akibat dari belajar ialah adanya tendensi ke arah yang lebih
sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Berdasarkan pengertian belajar yang telah disebutkan
di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
sebagai buah dari kegiatan belajar yang diperoleh oleh peserta didik melalui
proses pembelajaran di kelas. Proses perubahan perilaku dapat ditujukkan oleh
peserta didik menjadi tahu, menjadi terampil, menjadi berbudi, dan menjadi
manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya sebelum bertindak dan mengambil
keputusan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut ahli psikologis pendidikan, yaitu
ciri-ciri suatu perubahan perilaku berupa: (1) perubahan yang terjadi secara
sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinyu, (3) perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan (6)
perubahan mencakup seluruh aspek perilaku. (Slametto, 2006: 61)
Menurut Slametto (2006: 62-63), jenis-jenis belajar
diantaranya yaitu:
1)Belajar bagian yaitu peserta didik belajar dengan
membagi-bagi materi pelajaran ke dalam bagian-bagian agar mudah dipelajari
untuk memahami makna materi pelajaran secara keseluruhan.
2)Belajar dengan wawasan ialah belajar yang berdasar pada
teori wawasan yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses mereorganisasikan
pola-pola perilaku yang terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada
hubungannya dengan dengan penyelesaian suatu persoalan.
3)Belajar deskriminatif diartikan sebagai suatu usaha
untuk memilih beberapa sifat situasi rangsangan dan kemudian menjadikannya
sebagai pedoman dalam berperilaku.
4)Belajar secara global/keseluruhan yaitu individu
mempelajari keseluruhan bahan pelajaran lalu dipelajari secara berulang untuk
dikuasai.
5)Belajar insidental yaitu proses yang terjadi secara
sewaktu-waktu tanpa ada petunjuk yang diberikan oleh guru sebelumnya.
6)Belajar instrumental ialah proses belajar yang terjadi
karena adanya hukuman dan hadiah dari guru sebagai alat untuk menyukseskan
aktivitas belajar peserta didik.
7)Belajar intensional ialah belajar yang memiliki arah,
tujuan, dan petunjuk yang dijelaskan oleh guru.
8)Belajar laten yaitu belajar yang ditandai dengan
perubahan-perubahan perilaku yang terlihat tidak terjadi dengan segera.
9)Belajar mental yaitu perubahan kemungkinan tingkah laku
yang terjadi pada individu tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa
perubahan proses kognitif dari bahan yang dipelajar.
10)Belajar produktif yaitu belajar dengan transfer maksimum.
11)Belajar verbal ialah belajar dengan materi verbal
dengan melalui proses latihan dan proses ingatan.
c.Hasil Belajar
Hakikat hasil belajar menurut Mulyono Abdurrahman
(2003: 37-38) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatip menetap.
Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran
atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh
guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
Menurut Benjamin S. Bloom (1966: 7) dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 38) ada tiga ranah (domain)
hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut A. J. Romiszowski (1981: 217) dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 38) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem berupa bermacam-macam informasi dan keluarannya
adalah perbuatan atau kinerja (performance).
Menurut John M. Keller (1983: 391) dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 38-39) hasil belajar sebagai keluaran dari sistem pemrosesan
berbagai masukan yang berupa informasi. Berbagai masukan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs) dan kelompok masukan
yang berasal dari lingkungan (environmental
inputs).
Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38-39), masukan
pribadi terdiri dari empatmacam, yaitu
(1) motivasi atau nilai-nilai, (2) harapan untuk berhasil (expectancy), (3) inteligensi dan penguasaan awal, (4) evaluasi
kognitif terhadap kewajaran atau keadilan konsekuensi. Kemudian masukan yang
berasal dari lingkungan terdiri dari tiga macam, yaitu (1) rancangan dan
pengelolaan motivasional, (2) rancangan dan pengelolaan kegiatan belajar, dan
(3) rancangan dan pengelolaan ulangan penguatan (reinforcement).
Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 39),
hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha
adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar.
1)Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa antara lain:
a)faktor yang bersumber dari dalam dirinya
sendiri (internal), yang meliputi: (1) ketahanan fisik (tahan lama belajar, mudah
lelah, mudah mengantuk), (2) kesehatan fisik (fisik dalam keadaan sehat, fisik
tidak/kurang sehat, sakit), (3) kelelahan fisik (terlalu lama bekerja/belajar
sehingga fisiknya lelah), (4) kesempurnaan fungsi-fungsi pancaindera (terutama
penglihatan, pendengaran), (5) cacat anggota fisik (bawaan maupun karena
kecelakaan/musibah).
faktor psikologis yang meliputi: (1) tinggi
rendahnya rasa ingin tahu, (2) minat terhadap apa yang dipelajari, (3) bakat
sebagai kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir, (4) kecerdasan /inteligensi,
(5) motivasi, (6) ingatan, (7) perasaan, emosi, emosional.
b)faktor yang bersumber dari luar dirinya
(eksternal), yang meliputi:
Faktor sosial, yaitu faktor manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Manusia secara langsung atau tidak langsung
dipengaruhi oleh manusia lain, karena manusia butuh dan dibutuhkan kehadirannya
dengan orang lain. Demikian pula dalam aktivitas belajar, si pelajar tidak
dapat lepas hubungannya dengan orang lain. Pengaruh ini sangat kuat, apalagi
jika pelajar itu sangat intim dalam kelompoknya. Pada dasarnya faktor sosial
ini mencakup 3 lingkungan: (1) lingkungan dalam keluarga, (2) lingkungan
sekolah dan, (3) lingkungan masyarakat (pergaulan). Interaksi dan komunikasi
antar individu dalam ketiga lingkungan ini mempunyai pengaruh terhadap perilaku
dan aktivitas belajar anak.
Faktor non sosial antara lain meliputi: fasilitas
belajar di rumah, fasilitas pembelajaran disekolah, mas media baik cetak maupun
elektronik, cuaca/iklim, dan lain-lain. (Sri Hartini, dkk 2008: 62)
2)Fungsi hasil belajar
Menurut Sri Hartini, dkk
(2008: 78). Memberikan informasi untuk membantu guru dalam: 1) Menilai
readiness siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. 2) Mengetahui status
siswa di dalam kelasnya. 3) Menempatkan siswa dalam suatu kelompok. 4) Usaha
memperbaiki metode belajar dan mengajarnya. 5) Memberikan pengajaran perbaikan
maupun pengayaan.
d.Pengertian IPA
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) secara sederhana IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan
yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa IPA meliputi 3 hal yaitu: produk, proses, sikap ilmiah.
1) produk IPA yaitu berupa: fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. 2) proses
IPA atau metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh
hasil-hasil IPA atau produk IPA. 3) nilai dan sikap ilmiah yaitu semua tingkah
laku yang diperlukan selama melakukan proses IPA sehingga diperoleh hasil IPA.
(Anonim, 2008: 3)
Menurut
Suyoso (1998: 23) dalam (http://juhji-science-sd.blogspot.com/2008/07/pengertian-pendidikan-ipa-dan.html) diakses pada tanggal 13 Desember 2010
sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan
dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu
teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.
Jadi pembelajaran IPA merupakan suatu proses kegiatan
belajar yang telah direncanakan untuk mempelajari segala sesuatu tentang
gelaja-gejala alam yang berhubungan dengan kehidupan. Dalam pembelajaran
tersebut ada interaksi guru sebagai pengajar dan siswa sebagai obyek belajar.
e.Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam kurikulum 2006 disebutkan bahwa tujuan pembelajaran
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1)Memperoleh
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya.
2)Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3)Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan dan masyarakat.
4)Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
5)Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
6)Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
7)Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs (Depdiknas, 2006: 485).
f.Cahaya dan Sifat-sifatnya.
1)Cahaya
dan Sumber Cahaya.
Cahaya merupakan salah
satu bentuk energi yang banyak manfaatnya. Cahaya dapat berasal dari matahari,
lampu, senter, atau lainnya. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut
sumber cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi adalah matahari. Menurut
fisikawan James Clerk Maxwell (1831-1879),
cahaya adalah:rambatan gelombang
yang dihasilkan oleh gabungan medan listrik dan medan magnet. Gelombang
yang dihasilkan dari gabungan medan listrik dan medan magnet tersebut
disebut gelombang elektromagnetik.
Cahaya dibedakan
menjadi 2, yaitu: cahaya tampak cahaya tidak tampak. Cahaya tampak adalah
cahaya putih yang dapat ditangkap oleh mata kita. Cahaya tak tampak cahaya yang
tak dapat dilihat oleh mata kita. Misalnya: sinar X, sinar ultraviolet, sinar
gamma, dan sinar ultraviolet.
2)Sifat-sifat Cahaya
a.Cahaya Merambat Lurus.
b.Cahaya Menembus Benda Bening.
c.Cahaya Dapat Dipantulkan.
d.Cahaya Dapat Dibiaskan.
3)Cahaya Putih Terdiri Dari Berbagai Warna.
Pelangi memiliki macam-macam warna.
Sebenarnya warna pelangi merupakan cahaya putih matahari yang dibiaskan oleh
titik-titik air. Urutan warna pelangi:
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
(Tim Bina Karya Guru, 2006: 164-188 )
B.Kajian Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian dapat
mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam
mengadakan penelitian. Dalam
penelitian ini, digunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang
berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
Pertama,penelitian yang
dilakukan oleh Sumaryati (2009), berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have untuk Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas VIII B SMP N 2 Sukodono Sragen
Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian diawali dengan proses KBM dan diakhiri
postes pada setiap siklus I (ranah kognitif ) sebesar 6,85. Rata nilai siklus
II (ranah kognitif sebesar 8,15). Hasil angket minat siswa didapat hasil 6
siswa termasuk kriteria sangat berminat dan 34 siswa berminat. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Question Student Have efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan
membuat siswa berminat mengikuti pelajaran Biologi yang dilakukan pada siswa
kelas VIII B SMP Negeri 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009.
Kedua,penelitian
yang dilakukan oleh Raditya Ardi Nugroho (2010), bejudul “Studi Komparasi
Strategi Pembelajaran Question Student
Have dan Strategi Pembelajaran Jigsaw
pada Prestasi Belajar IPS Ekonomi Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
prestasi belajar siswa melalui metode Question
Student Have lebih besar dari nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa
melalui metode jigsaw yaitu 73,080 > 66,500. Dengan demikian terdapat
perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan strategi Question Student Have denganstrategi Jigsaw.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Efi
Isnaini (2008), berjudul ”Perbandingan antara Pembelajaran Strategi Question Student Have dengan Strategi Every One Is A Teacher Here Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ceper Klaten Tahun Ajaran 2006/2007”. Data
hasil belajar biologi menggunakan nilai raport semester I dan nilai post tes,
kemudian dianalisis menggunakan uji-t, hasil analisis data menunjukkan bahwa
ada perbedaan hasil belajar biologi yang menggunakan pembelajaran strategi Questions Students Have dengan
pembelajaran strategi Everyone is a
Teacher Here pada siswa kelas VIII SMP N I Ceper Klaten dengan nilai
rata-rata pada pembelajaran strategi Questions
Students Have sebesar 61,975 dan SD sebesar 8,954 dan nilai rata-rata pada
pembelajaran strategi Everyone is a
Teacher Here sebesar 76,811 dan SD sebesar 11,276 sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran
strategi Questions Students Have
dengan strategi Everyone is a Teacher
Here pada siswa kelas VIII SMP N I Ceper Klaten Tahun Pelajaran 2006/2007.
Berdasarkan hasil
penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa dari berbagai strategi
pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu peneliti
menggunakan metode pembelajaranstrategi
Question Student Have yang merupakan salah satu faktor yang
sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa SD. Oleh karena itu, sangat beralasan
jika diadakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui apakah ada peningkatan
hasl belajar melalui Strategi Question Student Have dalam proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang materi Cahaya dan
Sifat-sifatnya di kelas VB SD Negeri Gemolong 4.
Adapun
persamaan dan perbedaan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Table 1. 1
Persamaan dan
Perbedaan Penelitian
No
Peneliti
Variabel
Question
Student Have
Minat
Belajar
Hasil
Belajar
Prestasi
Belajar
Everyone
is a Teacher Here
Jig
saw
1
Sumaryati
√
√
√
2
Raditya
√
√
√
3
Efi
√
√
√
4
Yunita
√
√
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, menunjukkan
bahwa pemberian tindakan-tindakan pembelajaran yang efektif dan penggunaan
strategi pembelajaran yang sesuai dapat membantu siswa dalam keberhasilan
belajarnya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas peneliti merasa perlu untuk
mengembangkan penelitian tentang peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran
IPA melalui strategi Question Student Have.
Penelitian
di atas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Dalam penelitian ini
lebih menekankan pada penggunakan strategi Question Student Have pada siswa kelas VB semester genap SD Negeri
Gemolong 4 Tahun Pelajaran 2010/2011.
C.Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk
mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok
permasalahan maka kerangka berpikir dituliskan dalam sebuah skema agar peneliti
mempunyai gambaran yang jelas dalam penelitian. Adapun skema tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:
D.Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan Strategi pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun
ajaran 2010/2011.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Tempat (Setting) dan WaktuPenelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri Gemolong 4, yang beralamat di Jalan raya Solo - Purwodadi km. 21,
Sidodadi, Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. 57274. Sekolah ini memiliki tujuh kelas yaitu:
kelas I, II, III, IV, VA, VB, VI. Dalam penelitian ini memakai kelas V B yang
jumlah siswanya ada 22 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Pemilihan sekolah sebagai tempat penelitian didasari oleh alasan
bahwa disana terdapat permasalahan yang akan diteliti.
Waktu penelitian
Adapun rincian waktu penelitian
terjadwal pada tabel berikut:
Tabel
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Perencanaan
√
√
√
√
√
√
Pelaksanaan
√
√
Analisis data
√
√
√
√
√
Pelaporan
√
√
√
√
27
B.Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan peneliti.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini tidak cukup hanya
dilakukan satu kali tindakan. Penelitian ini dilakukan lebih dari satu siklus
agar ada perbaikan dari siklus sebelumnya.
Rubino Rubianto (2009: 108) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) menjelaskan kata Penelitian Tindakan
Kelas dari frasa/unsur kata pembentuknya ialah penelitian, tindakan, kelas. Penelitian
menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Kata tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk
siswa. Kata kelas mengacu pada pengertian yang spesifik, ialah sekelompok siswa
yang dalam waktu sama menerima pelajaran dari guru yang sama. Kelas bukan wujud
ruangan tempat guru mengajar, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang
belajar.
C.Prosedur Penelitian
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur
yang dinilai paling efektif, sehingga memungkinkan adanya tindakan yang
berulang-ulang dengan revisi untuk menelaah sejauh mana dampak perlakuan dalam
rangka mengubah, memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap
perilaku yang sedang diteliti. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
menghasilkan strategi pembelajaran IPA yang efektif dan menjamin diperolehnya
manfaat yang baik. Anggota tim peneliti terlibat dalam rangkaian sejak 1)
Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan
Monitoring, 5) Refleksi, 6) Evaluasi, 7) Penyimpulan.
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus
perlakuan pembelajaran IPA diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut:
Dialog awal
Putaran I
Evaluasi
Putaran II
Gb. 4.1 Proses Penelitian Tindakan
Sumber : Modifikasi sari
Kemmis dan MC Taggart dalam Rubino Rubiyanto (2009: 120)
Penjelasan
terhadap gambar adalah:
1.Dialog
awal
Dialog awal ini dilakukan dengan harapan peneliti dapat
mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung
yang meliputi nilai hasil belajar dan pemahaman siswa dalam proses belajar
mengajar.
2.Perencanaan Tindakan
Hasil dialog awal diharapkan membawa kesadaran pentingnya meningkatkan
hasil belajar dan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA khususnya.
Langkah-langkah persiapan untuk mengadakan tindakan terdiri dari :
a.Identifikasi masalah dan penyebabnya.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas selama ini sebagian besar siswa
kelas VB SD Negeri Gemolong 4 malas mengajukan pertanyaan, mengerjakan
soal-soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan
menyanggah atau menyetujui ide teman.
Peneliti
merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya meningkatkannilai hasil belajar dan pemahaman materi
pelajaran IPA yang diberikan melalui Strategi Question student Have.
Tindakan yang ditawarkan pada identifikasi masalah antara lain dengan tes yang
diberikan pada saat tindakan kelas, sehingga dapat mengidentifikasi materi yang
dirasa sulit bagi siswa.
b.Identifikasi siswa
Proses
identifiakasi siswa dilakukan untuk menemukan siswa yang aktif atau yang pasif
dalam belajar melalui rangkaian kegiatan pengumpulan data yang mengacu pada
dokumen hasil tes yang diberikan pada saat dilaksanakan tindakan.
c.Perencanaan solusi masalah
Solusi
yang ditawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA adalah
menggunakan strategi pembelajaran Question
student Have.
3.Pelaksanaan Tindakan
Tindakan
dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan
oleh rencana suatu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi
dalam situasi nyata, oleh kerenanya rencana tindakan harus bersifat sementara
dan fleksibel serta siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi dalam
proses pelaksanaan di lapangan sebagai usaha menuju perbaikan. Pelaksanaan
tindakan dilakukan selama dua minggu terbagi dalam tiga putaran.
Tahap
pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran pada materi Cahaya dan
Sifat-sifatnya melalui strategi Question Student Have. Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan
siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi di dalam proses pelaksanaan di
lapangan.
Pada tahap iniimplementasi tindakan direncanakan selama dua minggu dengan melaksanakan
tiga siklus.
a.Siklus I
1)Perencanaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2)Tindakan I
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)Bagi
siswa menjadi beberapa kelompok.
b)Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu
pos) kepada siswa.
c)Minta setiap siswa untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah
disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)Setelah semua selesai membuat pertanyaan,
putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya
dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan
mengenai pembaca.
e)Kumpulkan
kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan
menggunakan lembar observasi.
4)Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
b.Siklus II
1)Perencanaan
Membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan melihat kekurangan siklus
I.
2)Tindakan II
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)Bagikan
potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c)Minta
setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)Setelah
semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia
(pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila
kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e)Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan
waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan
menggunakan lembar observasi.
4)Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
c.Siklus III
1)Perencanaan
Membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan melihat kekurangan siklus
II.
2)Tindakan III
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)Bagikan
potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c)Minta
setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)Setelah
semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia
(pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila
kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e)Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan
waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan
menggunakan lembar observasi.
4)Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
4.Observasi
dan Monitoring
Observasi
berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan terkait. Observasi yang cermat
dibutuhkan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realistis, dan
semua kendala tersebut belum pernah dilihat dengan jelas pada waktu lalu.
Observasi ini bersifat responsif, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal
yang tak terduga. Peneliti tindakan selalu menyediakan jurnal untuk mencatat
hal-hal yang luput dari observasi dalam kategori observasi yang ada. Saat
melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan,
keadaan dan kendala tindakan.
Kegiatan ini
dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang dibekali dengan pedoman observasi.
Waktu pelaksanaan observasi disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPA di
kelas VB SD Negeri Gemolong 4.
5.Refleksi
Refleksi
dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah upaya untuk mengkaji yang telah
dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian
dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk
menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Dengan
kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan
pencapaian tujuan sementara.
6.Evaluasi
Evaluasi
belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan
pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau
pengukuran belajar dan pembelajaran. Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk
mengkaji hasil perencanaan, observasi dan refleksi penelitian pada setiap
pelaksnaan. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan penelitian.
7.Penyimpulan
Penyimpulan
merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam
bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari
penelitian tersebut berupa peningkatan hasil belajar dan pemahaman dalam
pembelajaran.
D.Jenis Data
Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif menurut Rubino
Rubiyanto (2009: 51) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang
menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang diamati.
Pada penelitian ini data dianalisis sejak tindakan
pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses
penyusunan laporan. Teknik analisis data yang digunakan diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Karena Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
maka termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Teknik analisis yang digunakan
biasanya melalui tiga tahap, yaitu:
1.Reduksi data
Reduksi
data adalah proses penyederhanaan data, diakukan dengan seleksi, pemfokusan dan
mengabstrasikan data mentah menjadi informasi bermakna. Dalam hal ini peneliti
memilih hal–hal yang penting dan membuang yang tidak perlu. Kegiatan ini mulai
dilakukan ketika setiap tindakan dilaksanakan.
2.Paparan data
Paparan data adalah proses
penampilan data secara sederhana berbentuk naratif. Paparan data dilakukan
setelah peneliti mereduksi data. Penyajian data pada penelitian ini dilakukan
dalam bentuk uraian singkat. Adanya penyajian data akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi.
3.Penyimpulan
Penyimpulan
adalah proses pengambilan intisari, dan sajian data yang telah terorganisir
dalam bentuk narasi kalimat padat yang mengandung isi luas.
Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan secara bertahap
untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.
E.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan
teknik pengamatan (observasi), tes, wawancara dan dokumentasi.
1.Metode Observasi / Pengamatan
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung
terhadap objek yang diteliti. Margono (2007: 158) dalam Rubino Rubiyanto (2009:
75) mendefinisikan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemik
terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian.
Observasi dijadikan
sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di
kelas. Sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat
dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat
obyektif dalam melukiskan aspek – aspek kognitif siswa menurut keadaan yang
sebenarnya serta didalam menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau
hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau pribadi siswa.
2.Metode Tes
Tes
adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang
untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa
aspek psikologis di dalam dirinya (Kunandar, 2009: 186). Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mengerjakan sesuatu.
3.Metode Wawancara
Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 2007: 186). Sedangkan
menurut Rubino Rubiyanto (2009: 73) wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya
secara lisan respondent menjawab secara lisan pula.
Wawancara dilakukan antara guru bidang studi IPA dan siswa
kelas VB SD Negeri Gemolong 4. Setiap informan diwawancarai secara terpisah
untuk menjaga keobjektifan informasi. Peneliti menghindari wawancara yang
bersifat formal karena akan membuat suasana mejadi kaku. Hal ini dilakukan karena
informan yang diwawancarai sebagian adalah siswa SD.
4.Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau
mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang
diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas
siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa dengan melihat
dokumentasi yang ada dalam sekolah. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah daftar nama dan nomor induk siswa, silabus IPA, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA kelas VB SD
Negeri Gemolong 4.
F.Instrumen Penelitian
1.Definisi Operasional Istilah
a.Hasil Belajar IPA
Peningkatan hasil belajar IPA dan mengubah aktivitas
belajar IPA menjadi lebih aktif dan paham akan materi yang yang disampaikan,
untuk tujuan tertentu yaitu hasil belajar IPA. Hasil belajar ini berkaitan
dengan perhatian siswa terhadap pembelajaran IPA, keaktifan bertanya atau
menyampaikan pendapat terhadap materi yang diterima dan kemandirian dalam
mengerjakan soal latihan dan pekerjaan rumah.
b.Question Student Have
Question Student
Have adalah strategi yang sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran
yang kurang aktif. Strategi ini menekankan pada kemampuan siswa dalam menggali
pertanyaan. Dengan menggunakan strategi ini guru dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk membuat pertanyan secara tertulis tanpa harus berbicara
didepan teman-temannya, sehingga siswa merasa bebas dan tidak malu dalam
bertanya atau mengeluarkan pendapat.
2.PengembanganInstrumen
Pengembangan
instrument penelitian, dilakukan oleh peneliti bersama mitra guru mata
pelajaran IPA dengan menjaga validitas isi berdasarkan cara dan tujuan.
Pengembangan instrumen dilakukan melalui observasi dengan pedoman sebagai
berikut:
a.Observasi tindak mengajar.
b.Observasi tindak mengajar yang berkaitan
dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaranIPA difokuskan pada tiga hal, yaitu:
1)Memperhatikan penjelasan guru.
2)Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.
3)Megerjakan soal latihan yang diberikan
guru.
c.Keterangan tambahan yang berkaitan dengan
tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tercapai.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data
digunakan beberapa instrumen sebagai berikut:
a.Lembar Observasi
Untuk melakukan tindakan kelas, peneliti perlu menyusun penelitian yang
dikembangkan bersama guru. Penelitian ini menggunakan metode observasi
partisipasif penuh. Observasi partisipasif adalah suatu metode observasi yang
pengamatnya ikut ambil bagian dalam kegiatan objeknya. Keterlibatan observer
pada aktivitas observee dalam bentuk kegiatan dibedakan menjadi partisipasif
sebagian (partial partisipasif) dan partisipasif penuh (full partisipasif).
Partisipasif sebagian artinya suatu proses kegiatan berantai, observer
hanya mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk dilakukan pengamatan.
Sedangkan partisipasif penuh artinya pengamat selalu ambil bagian dengan
melibatkan di dalamnya dari serangkaian proses tanpa membedakan mana
momen-momen yang dianggap penting dan kurang penting. Metode ini bertujuan
untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung saat kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Kegiatan observasi ini sesuai dengan pedoman observasi yang dibagi menjadi tiga
bagian yaitu observasi tindak mengajar yang disampaikan dengan rencana
pembelajaran, observasi tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan
reaksi siswa dalam pembelajaran IPA, dan keterangan tambahan yang berkaitan
dengan tindakan mengajar maupun tindakan belajar yang belum terjaring.
b.Soal Tes
Soal tes dibuat sebagai alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa
terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Tes dilakukan pada saat sesudah
pembelajaran dilaksanakan.
3.Validitas Instrumen
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara
yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas
merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Dalam penelitian ini uji validitas yang akan digunakan adalah teknik
triangulasi.
Menurut Sugiyono, (2008:330) Triangulasi dalam teknik pengumpulan
data ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,
2008:373). Dalam penelitian
ini data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.
G.Indikator Pencapaian
Dalam penelitian ini dapat diketahui tingkat
keberhasilan berdasarkan adanya peningkatan hasil belajar siswa minimal
mencapai nilai > 70 dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan strategi Question Student Have.