Sabtu, 15 Desember 2012

Cara Mempercepat Koneksi Internet Modem SmartFren

Tips Cara Terbaru kali ini adalah sebuah Tips internet dan yang suka berinternet namun punya onelsi lelet,tips ini saya beri judul  Cara Mempercepat Koneksi Internet Modem SmartFren .sebelum ini saya juga punya informasi tips sejenis yaitu Cara Memperkuat Sinyal Modem GSM HSDPA ,silahkan juga di liat tips jomblo ini :D Cara Cepat Mendapatkan Pacar

Langsung saja Berikut beberapa tips dan trik mengenai cara mempercepat koneksi modem SmartFren yang dapat sobat Pusat Teknologi lakukan agar koneksi internet tidak lelet atau lambat.

  • Colok atau tancapkan modem SmartFren ke dalam USB port laptop atau komputer kesayangan sobat
  • Selanjutnya ubah settingan modem SmartFren sobat, caranya ubah semua parameter menjadi:
Access number: #777 atau *99#
User name: cdma
Password : cdma
Advance setting : DNS
Primary DNS : 8.8.8.8
Secondary DNS : 8.8.4.4
Access number #777 atau *99#
User name : smart
Password : smart
Advance setting : DNS
Primary DNS : 208.67.222.222
Secondary DNS : 208.67.220.220
  • Ubah settingan sinyal menjadi EVDO, hal ini dilakukan agar sinyal yang didapatkan oleh modem SmartFren hanya sinyal EVDO saja dan tidak berubah-ubah.
  • Jika sobat telah merubah semua settingan, jangan lupa untuk tekan OK untuk menyimpannya
  • Modem SmartFren siap anda gunakan.
Ok semoga artike Cara Mempercepat Koneksi Internet Modem SmartFren bermanfaat bagi anda pengguna Smartfren,Link Pilihan kali ini adalah sebuah browser untuk berinternet,silahkan download mozilla terbaru di link DOWNLOAD MOZILLA FIREFOX TERBARU

Kamis, 13 Desember 2012

CARA ISTAL WINDOS 8


Windows 8 hadir dengan antarmuka baru yang diberi nama Metro Style dengan gaya yang disesuaikan bagi para penggunaka PC Tablet dengan ciri khas layar sentuhnya dan bagi para pengguna PC dekstop, user dapat beralih ke antarmuka dekstop klasik, inilah salah satu keunggulan sistem operasi terbaru besutan Microsoft. Mungkin Anda juga penasaran akan kehebatan fitur-fitur yang ditawarkan Windows 8 dan ingin mencoba menginstalnya pada PC/Laptop. Cara melakukan instal Windows 8 pada PC/Laptop sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cara menginstal Windows 7, hanya ada sedikit perbedaan dan berikut tahapan demi tahapan melakukan instal PC/Laptop menggunakan Windows 8. Sebelum melakukan upgrade (instal ulang) disarankan Anda memperhatikan hal-hal berikut ini:
  • Pastikan PC/Laptop Anda memenuhi kebutuhan minimun Windows 8;
  • Pastikan menggunakan DVD atau Removable Drive Windows 8 yang bootable (pada tulisan ini penulis menggunakan DVD Windows 8);
  • Pastikan Anda telah mem-backup terlebih dahulu data-data penting pada PC/Laptop.
Jika semuanya telah siap, mari kita mulai tahap demi tahap penginstalan Windows 8.

Langkah 1

Ubah pengaturan BIOS PC/Laptop Anda agar dapat melakukan booting Windows 8 pada media yang digunakan (misal: DVD Write atau Removable Drive). Simpan pengaturan BIOS dan restart komputer, tunggu beberapa saat hingga muncul tulisan Press any key to boot from CD or DVD... bersamaan dengan itu tekan sembarang tombol keyboard untuk memulai instalasi.

Langkah 2


Windows Setup : Anda dapat mengatur bahasa, format tanggal dan mata uang, dan keyboard atau metode masukan selanjutnya klik Next.

Windows Setup : Klik Install now untuk melanjutkan. Berikutnya Anda diminta membaca dan menyetujui lisensi perangkat lunak Microsoft, centang pada I accept the license terms dan klik Next.

Langkah 3

Windows Setup | Which type of installation do you want? : Pilih pada Custom: Install Windows only (advanced).

Langkah 4


Windows Setup | Where do you want to install Windows? : Klik pada Drive options (advanced).
Peringatan : Hati-hati dan teliti pada saat melakukan fomat dan hapus partisi, Anda bisa kehilangan data penting Anda jika terjadi kekeliruan!
Sekarang Anda bisa membagi-bagi hard drive PC/Laptop menjadi beberapa partisi sesuai kebutuhan. Penulis menggunakan hard drive berkapasitas 30 Gbyte dan akan membaginya ke dalam dua partisi, partisi satu untuk sistem (menyimpan instalasi Windows dan semua program), partisi dua untuk penyimpanan data.

Selanjutnya kita buat partisi kedua untuk penyimpanan data (16 Gbyte), klik pada Drive 0 Unallocated Space dan buat partisi kedua seperti pada langkah pembuatan partisi pertama.
Jika semua partisi telah selesai dibuat, maka akan terlihat seperti gambar di atas.
  • Drive 0 Partition 1: System Reserved (350 Mbyte) adalah partisi tambahan yang secara otomatis dibuat oleh sistem untuk penyimpanan konfigurasi Windows;
  • Drive 0 Partition 2 (14,3 Gbyte) adalah partisi untuk menyimpan sistem operasi Windows 8 dan program-program yang akan kita install nantinya;
  • Drive 0 Partition 3 (16,1 Gbyte) adalah partisi untuk penyimpanan data user.

Klik pada Drive 0 Partition 2 dan klik Next untuk mulai memindahkan file-file yang dibutuhkan Windows.
Tunggu beberapa saat hingga semua proses pemindahan dan instalasi file selesai dilakukan, jika telah selesai komputer akan melakukan restart.

Langkah 5

Setelah PC/Laptop kembali menyala, berikutnya adalah melakukan pengaturan dan kustomisasi yang terdiri dari 4 tahap Personalize, Wireless, Settings, dan Sign in.

Personalize : Anda dapat memilih warna latar belakang sesuai keinginan dan diminta mengisi nama komputer. Selanjutnya klik Next.

Wireless : Jika di tempat Anda menginstal tersedia jaringan Wifi maka Windows akan menyarankan Anda menghubungkan PC/Laptop dengan jaringan Wifi tersebut, nantinya Windows yang sedang di instal akan melakukan sinkronisasi dengan akun Microsoft atau Anda dapat mendaftar terlebih dahulu jika belum memiliki akun Microsoft.

Settings : Terdapat dua pilihan yang bisa Anda pilih, pertama Use express settings dan kedua Customize. Jika Anda memilih Use express settings maka sistem akan menerapkan pengaturan default terhadapt PC/Laptop, meskipun demikian Anda masih bisa mengaturnya kembali setelah PC/Laptop selesai di instal dan jika memilih Customize terdapat tiga pengaturan umum yang bisa Anda kutomisasi diantaranya Check online for solutions to problems, Send Microsoft info to help make Windows and apps better, Help protect and update your PC.

Sign in : Ini adalah tahap terakhir dari semua rangkaian instalasi Windows 8, karena kita akan menggunakan Akun Lokal (Offline), pertama klik pada Sign in without a Microsoft account selanjutnya anda diminta mengisikan User name dan Password (opsional). Terakhir klik Finish.

Langkah 6


Sekarang Anda akan diperkenalkan cara bekerja menggunakan tampilan baru Windows 8. Selanjutnya sistem akan melakukan sinkronisasi software dan hardware PC/Laptop, akan muncul tulisan We're getting your PC ready. Tunggu hingga semua proses selesai dilakukan dan jika sukses secara otomatis sistem akan melakukan restart menandakan Anda telah selesai melakukan instal Windows 8 pada PC/Laptop. Setelah restart, kita akan dibawa ke dalam tampilan Metro dan untuk beralih ke tampilan klasik Windows cukup menekan tombol Windows + D pada keyboard. Untuk mengaktifkan .NET Framework 3.5 secara offline Anda bisa membaca artikel berikut : Masalah yang Timbul Setelah Install Windows 8










Temen-Temen pake OS apaan nih, Linux atau Windows, saya tebak pasti rata-rata pakai Windows , karena walaupun linux itu gratisan (open Sources) banyak program yang belum di support oleh linux , sedangkan banyak program bahkan hampir semua support dengan Windows.
Trus , pake windows apaan? windows 7 atau XP . kalo saya masih pake yang jadul windows xp , sudah familier aja… kalo windows 7 waktu minjem laptop temen, berniat mau ganti ke windows 8? tapi mau beli master windows 8 mahal harganya hehe (yang asli) , tenang aja sama hal nya dengan windows versi sebelumnya , windows 8 juga ada yg free kok.
Ternyata banyak banget yang nyediain Download Windows 8 Full Version ISO Edition , jadi temen-temen kalo mau rubah windwos nya ke windows 8 , untuk dapatin master driver tinggal download aja. Untuk pengalaman menggunakan windows 8 sih saya belum pernah. Kalo lihat aja sudah , memang tampilan windows 8 lebih menarik , kalo tidak bisa puyeng juga make nya hehehe
Kalo mau download bisa download disini kok , Developer previewnya tersedia dalam tiga versi, 1. Windows Developer Preview dengan developer tools (x64), 2. Windows Developer Preview English (x64) dan 3. Windows Developer Preview English (x86) :
[like-lock]
Windows Developer Preview dengan developer tools (x64)
DOWNLOAD (4.8 GB)
Windows Developer Preview English, 64-bit (x64)
DOWNLOAD (3.6 GB)
Windows Developer Preview English, 32-bit (x86)
DOWNLOAD (2.8 GB)

Senin, 10 Desember 2012

Persyaratan Umum Calon Peserta Sertifikasi Guru tahun 2013 ::
.
  1. Guru yang masih aktif mengajar di sekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
  2. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin penyelenggaraan.
  3. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:
    >>> bagi pengawas satuan pendidikan selain dari guru yang diangkat sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1 Desember 2008), atau
    >>> bagi pengawas selain dari guru yang diangkat setelah berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru harus pernah memiliki pengalaman formal sebagai guru.
  4. Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetap dari penyelenggara pendidikan (guru tetap yayasan) minimal 2 tahun, sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus memiliki SK pengangkatan sebagai guru dari Bupati/Walikota.
  5. Sudah menjadi guru pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen ditetapkan (30 Desember 2005).
  6. Pada tanggal 1 Januari 2013 belum memasuki usia 60 tahun.
  7. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).
  8. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila:
    >>> pada 1 Januari 2012 sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20 tahun sebagai guru, atau
    >>> mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan pangkat).
Dari data NUPTK yang memenuhi persyaratan diatas, dilakukan perangkingan secara nasional berdasarkan kriteria berturut-turut sebagai berikut :
  1. Usia
  2. Masa Kerja
  3. Golongan
      
SUMBER : http://arifsheva.wordpress.com/sertifikasi-guru-2/

Kamis, 27 September 2012

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK

PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn).
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Orang tua adalah komponen keluarga yang di dalamnya terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga kecil. Kedudukan dan fungsi suatu keluarga dalam kehidupan manusia sangatlah penting.
Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan sifat masing-masing dari anggotanya, terutama pada anak-anak yang masih berada dalam bimbingan dan tanggung jawab orang tuanya. Swhingga orang tua merupakan dasar pertama dalam pembentukan pribadi anak.
Mendidik anak dengan baik dan benar berarti menumbuhkembangkan totalitas potensi anak secara wajar. Potensi jasmaniah anak diupayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Upaya- upaya tersebut dapat terwujud apabila di dukung dengan pola pengasuhan orang tua yang tepat.
Menurut Stewart dan Koch (1983: 178) mengatakan bahwa pola asuh pada orang tua ada tiga macam yaitu pola asuh Otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif. Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak- anaknya tidak hanya berpengaruh pada perilaku si anak melainkan akan berpengaruh pula pada prestasi belajarnya. Menurut W.J.S Purwadarrninto ( 1987: 767 ) rnenyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan. Bila berbicara tentang prestasi belajar maka tidak jauh hubungannya dengan lingkungan sekolah. Sekolah adalah sebuah konsep yang mempunyai makna ganda (Adiwikarto, 1988: 81). Pertama, sekolah berarti suatu bangunan atau lingkungan fisik dengan segala perlengkapannya yang merupakan tempat untuk menyelenggarakan proses pendidikan tertentu bagi kelompok manusia tertentu. Kedua, sekolah berarti suatu kegiatan atau proses belajar mengajar. Lingkungan sekolah merupakan lingkugan kedua yang juga berpengaruh dalam menentukan prestasi belajar pada siswa
Sekolah dirancang untuk melaksanakan pembimbingan dalam sebagian perkembangan hidup manusia. Sekolah melanjutkan proses sosialisasi yang telah dilaksanakan sebelumnya yaitu dalam keluarga dan lingkungan sekitar rumah tangga, dan menyiapkan anak untuk memasuki tahapan hidup selanjutnya.
Di sekolah guru mengajarkan berbagai pengetahuan yang belum di dapatkan oleh anak. Pengetahuan tersebut digolong- golongkan kedalam bentuk mata pelajaran misalnya PKn, Matematika, Ips, Ipa, Bahasa Indonesia,dan masih banyak lainnya. Mata pelajaran Pendidikan kewarganegaran merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak- hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945. Sehingga anak dapat mengetahui hal- hal yang diperbolehkan dan tidak dalam melakukan sesuatu.
Dengan demikian pola asuh yang diciptakan di lingkungan keluarga dengan pendidikan dilingkungan sekolah terutama dalam mata pelajaran PKn saling mempengaruhi pada diri anak dalam mencapai prestasi belajar pada anak demi masa depannya kelak, yang mana pada pelajaran ini ada kaitannya dengan segala bentuk tingkah laku anak. Dari sinilah penulis mengangkat penelitian yang berkaitan dengan pola asuh orang tua guna mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak pada mata pelajaran PKn. Khususnya orang tua yang menyekolahkan anak- anaknya di SD Pilang 1 Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora.
1.2 Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah yang dapat di ambil dari latar belakang diatas adalah sebagai berikut:
1) Apakah yang dimaksud dengan Pola Asuh ?
2) Ada berapa macamkah Pola Asuh yang diterapkan oleh orangtua?
3) Apa yang dimaksud dengan pola asuh demokratis, otoriter, dan juga permisif itu.
4) Apa saja faktor yang mempengaruhi prestasi belajar?
5) Apakah Pola Asuh yang di berikan orangtua mempengaruhi prestasi belajar pada anak?
6) Pola asuh yang mana yang sesuai dan layak diberikan kepada anak- anak?
1.3 Pembatasan Masalah
Adapun batasan masalah yang penulis sajikan dalam penelitian ini mengenai Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang ada maka dapat diperoleh rumusan masalah. Adapun rumusan masalah yang dapat diambil yaitu ”Apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak.
1.5 Tujuan Penelitian
Dalam penelitian terdapat tujuan- tujuan tertentu yang diharapkan oleh peneliti. Adapun tujuan dari diadakannya penelitian ini tidak lain adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pola asuh orangtua terhadap prestasi belajar anak di sekolah terutama di Sd Pilang 1 Kec. Randublatung, Kab. Blora”.
1.6 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoitis
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Anak di sekolah” sehingga dapat dijadikan wahana untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan dalam mendidik anak.
b. Manfaat Praktis
- Bagi orang tua
Dengan penerapan pola asuh yang sesuai, orang tua paham dan sadar akan pentingnya pola asuh bagi seorang anak dalam membantu tercapainya prestasi belajar pada anak.
- Bagi anak
Penerapan pola asuh orang tua yang sesuai terhadap anak dapat memberikan manfaat bagi anak. Misalnya anak akan jauh lebih mandiri saat belajar, Anak dapat belajar dengan nyaman di rumah, selain itu tidak ada pembatas antara orang tua dan anak dalam keluarga (terjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak), anak dapat bebas bertanya dan mengungkapkan perasaan kepada orang tuanya, anak juga dapat berlatih bertanggung jawab atas perilaku yang akan dan sudah dilakukan, serta yang paling utama anak lebih bertanggung jawab dalam kemajuan prestasinya di sekolah.
- Bagi guru
Pola asuh orang tua juga dapat memberi manfaat guru ketika anak ada dalam pengawasan di sekolah. Manfaat tersebut tidak lain proses pembelajaran dapat berjalan dengan tepat waktu, mempermudah guru dalam mengawasi perkembangan prestasi belajar anak disekolah dan guru juga dapat lebih mengenal tabiat anak didiknya.
II. Kajian Pustaka
2.1 Kajian Teori
1. Hakikat Pola Asuh Orang Tua
a. Pengertian Pola Asuh
Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian sangatlah besar artinya. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam mengasuh anaknya orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada di lingkungannya. Di samping itu, orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap tertentu dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan putra-putrinya. Sikap tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-beda, karena setiap masing- masing orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu yang beda pula.Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara orang tua dengan anak. Selama proses pengasuhan orang itualah yang memiliki peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak.
Menurut Darling (2003;1) mendefinisikan pengasuhan orang tua adalah aktivitas komplek termasuk banyak perilaku spesifik yang dikerjakan secara individu dan bersama- sama untuk mempengaruhi pembentukan karakter anak. Berk (2000) dalam socialization with in the family (Anonim, 2003;1) pola asuh orang tua adalah daya upaya ortu dalam memainkan aturan secara luas di dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anaknya.
Dalam mengasuh anaknya, orang tua cenderung menggunakan pola asuh tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk- bentuk perilaku sosial tertentu pada anaknya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat.
b. Macam- macam Pola Asuh Orang Tua
Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya.
Menurut Stewart dan Koch (1983: 178) terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh orang tua yaitu: Pola asuh otoriter, Pola asuh demokartis, dan Pola asuh permisif. Ketiga pola asuh orang tua tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
1) Pola asuh otoriter.
Yaitu pola asuh yang menetapkan standar mutlak yang harus dituruti. Kadangkala disertai dengan ancaman, misalnya kalau tidak mau makan, tidak akan diajak bicara atau bahkan dicubit.
Menurut Stewart dan Koch (1983: 203), orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter mempunyai ciri kaku, tegas, suka menghukum, kurang ada kasih sayang serta simpatik, orang tua memaksa anak-anak untuk patuh pada nilai-nilai mereka serta mencoba membentuk lingkah laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak, orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian, hak anak dibatasi tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.
Dalam penelitian Walters (dalam Lindgren 1976: 306) ditemukan bahwa orang yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik. Sementara itu, menurut Sutari Imam Barnadib (1986: 24) dikatakan bahwa orang tua yang otoriter tidak memberikan hak anaknya untuk mengemukakan pendapat serta mengutarakan perasaan-perasaannya. Sedangkan menurut Sri Mulyani Martaniah (1964: 16) orang tua adalah : orang tua amat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaaan tertinggi serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintah orangtua. dengan berbagai cara, segala tingkah laku anak dikontrol dengan ketat.
Orang tua seperti itu akan membuat anak tidak percaya diri, penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, kepribadian lemah dan seringkali menarik diri dari lingkungan sosialnya, bersikap menunggu dan tak dapat merencakan sesuatu.
2) Pola asuh Demokratis.
yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak tetapi tidak ragu untuk mengendalikan mereka pula. Pola asuh seperti ini kasih sayangnya cenderung stabil atau pola asuh bersikap rasional. Orang tua mendasarkan tindakannya pada rasio. Mereka bersikap realistis terhadap kemampuan anak dan tidak berharap berlebihan.
Baumrind & Black (dalam Hanna Wijaya, 1986: 80) dari hasil penelitiannya menemukan bahwa teknik-teknik asuhan orang tua yang demokratis akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab.
Hasilnya anak-anak menjadi mandiri, mudah bergaul, mampu menghadapi stres, berminat terhadap hal-hal baru dan bisa bekerjasama dengan orang lain.
3) Pola Asuh permitif
Tipe ini kerap memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak.
Menurut Stewart dan Koch (1983: 225) menyatakan bahwa Orang tua yang mempunyai pola asuh permisif cenderung selalu memberikan kebebasan pada anak tanpa memberikan kontrol sama sekali, Anak dituntut atau sedikit sekali dituntut untuk suatu tangung jawab tetapi mempunyai hak yang sama seperti orang dewasa, dan Anak diberi kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dan orang tua tidak banyak mengatur anaknya. Orang tua tipe ini memberikan kasih sayang berlebihan. Karakter anak menjadi impulsif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang secara sosial.
2. Prestasi belajar
a)Pengertian prestasi
Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan yang berhasil dan prestasi itu rnenunjukkan kecakapan suatu bangsa. Sedang menurut W.J.S Winkel Purwadarmtinto berbicara bahwa “ prestasi adalah hasil yang dicapai “. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Prestasi merupakan hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Yang mana prestasi tersebut merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan hahwa prestasi adalah segala usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.
b) Pengertian belajar
Belajar pada hakekatnya merupakan proses perubahan di dalam kepribadian yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, dan kepandaian. Perubahan ini bersifat menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman. (dalam http://andysapta.blogspot.com)
Mutubin syah (1996) yang mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Sedang menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jadi belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
c) Pengertian prestasi belajar.
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada pengertian belajar itu sendiri. Sehubungan dengan prestasi belajar, Poerwanto (1986:28) memberikan pengertian prestasi belajar yaitu “hasil yang dicapai oleh seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam raport
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang.
Prestasi belajar yang dicapai oleh anak disekolah merupakan suatu kebanggaan bagi anak dan juga orang tua. Oleh karena itu, orang tua dirasa perlu memberikan bimbingan belajar di rumah, khususnya anak usia SD. Bimbingan dan peranan orang tua sangatlah diperlukan. Tetapi hal tersebut sering sulit dilakukan karena terbentur kesulitan waktu karena banyak orang tua yang bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga,sehingga para orang tua kesulitan waktu dalam membimbing anak- anak mereka.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat diketahui bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemampuan siswa yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
d) Faktor - faktor yang mempengaruhi Prestasi
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Faktor- faktor yang mempengaruhi tersebut antara lain adalah faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern).
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Adapun faktor- factor yang mempengaruhi prestasi adalah sebagai berikut:
a. Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu berhubungan dengan kecedersan/intelegensi, bakat, minat, dan juga motivasi. Ke empat hal tersebutlah yang menjadikan pendorong dalam prestasi belajar seorang individu.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekolah dajuga lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu.
3. Mata Pelajaran PKn
Tugas pendidikan adalah sebagai alat bantu dalam memekarkan potensi yang dimiliki anak. Penyeragaman dan gaya indoktrinasi dalam pendidikan merupakan teknik usang dalam mendidik yang harus ditinggalkan. Pendidikan hendaknya dipandang sebagai proses pengembangan seluruh potensi yang dimiliki peserta didik secara integral yang meliputi ranah kognitif, apektif dan psikomotorik.
Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Selain hal tersebut pendidikan kewarganegaraan pada hakikatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara Indonesia.
Sehingga dapat dikatakan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) khususnya di sekolah dasar merupakan pelajaran yang sangat penting dan mendalam bagi anak-anak. Dalam hal ini menyangkut tingkah laku dan moral anak dalam kehidupan bermasyarakat. Dari sinilah penyaji tertarik mengangkat mata pelajaran PKn sebagai mata pelajaran yang dijadikan objek penelitian. Yang mana pada mata pelajaran ini ada hubungannya dengan pengaruh orangtua terhadap anak dengan prestasi belajarnya.
4. Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Prestasi Belajar.
Tugas orang tua ialah membantu anak dalam menyiapkan masa depannya. Waktu pendidikan di sekolah yang relatif singkat tidak membantu banyak dalam menyelesaikan masalah dalam membentuk pribadi anak.
Begitu juga dalam menerapkan pola pengasuhan pada anak. Orang tua tidak dapat memaksakan semua kehendaknya dalam diri anak demi kepentingan pribadi. Pola pengasuhan orang tua yang baik akan berpengaruh baik pada prestasi belajar anak,dan sebaliknya apabila Pola pengasuhan orang tua yang di ciptakan pada anak tidak baik maka akan berpengaruh buruk pula pada prestasi belajar anak, sehingga orang tua harus dapat memilih pola pengasuhan yang tepat bagi anak agar tidak menyesal, yang mana akan berdampak buruk pada masa depan anak kelak.
2.2 Penelitian yang relevan
Abdul ghofur mengatakan bahwa pola asuh orangtua mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menentukan bagaimana bentuk pribadi anak dimasa depan. Oleh karena itu orang tua harus benar- benar mawas diri dan sungguh- sungguh dalam menanamkan nilai- nilai kehidupan serta norma- norma yang baik kepada anak melalui pola asuh yang baik dan benar.
Dari penelitian yang sudah ada, peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak pada mata pelajaran PKn dengan harapan agar orang tua, guru dan juga anak dapat menyelaraskan antara pendidikan di sekolah dan keluarga di bawah pengasuhan orang tua yang tepat.
2.3 Kerangka Berfikir
Kondisi awal : - Orang tua belum menerapkan pola pengasuhan anak yang layak diterapkan bagi anak- anaknya.
- Anak belum dapat meningkatkan prestasi belajar PKn.
Tindakan : - Orang tua memilih bentuk pola asuh mendidik anak- anaknya dengan memilih salah satu dari tiga pola asuh yang sudah ada.
Pola pengasuhan orangtua
(otoriter, demokratis, permisif)
Orangtua
AnakKondisi akhir :- Dengan pemilihan pola asuh yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar PKn anak

Prestasi belajar

2.4 Hipotesis Penelitian
- Apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar anak
- Hipotesis: Dengan adanya pengaruh dari pola asuh orang tua anak dapat meningkatkan prestasi belajar.
III. Metode penelitian
3.1 Jenis penelitian dan lokasi Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah dengan menggunakan jenis penelitian korelasional. Jenis penelitian ini digunakan untuk mengetahui variabel satu dengan variabel lainnya yaitu pengaruh pola asuh orang tua terhadap prestasi belajar PKn anak di sokolah.
b. Lokasi Penelitian
Lokasi yang hendak digunakan peneliti untuk mengadakan. Penelitian dilakukan di SD Pilang 1 Kec. Randublatung, Kab. Blora.
3.2 Variabel Penelitian
Nilai Variabel merupakan suatu istilah yag berasal dari kata vary dan able yang berarti “berubah” dan “dapat itu berupa nilai kuntitatif maupun kualitatif.. Ukuran kuantitatif maupun kualitatif suatu variabel adalah jumlah dan derajat atributnya. Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif) atau nilai mutu (kualitatif). Pengukuran variabel penting bagi setiap penelitian sosial, karena dengan pengukuran itu penelitian dapat menghubungan konsep yang abstrak dengan realitas.
Berdasarkan pada kajian teori yang ada maka dapat diketahui variabel- variabel dalam penelitian ini. Variabel tersebut ada dua macam yaitu variabel bebas dan terikat. Variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini dapat diketahui sebagai berikut:
- Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah Pengaruh pola asuh orang tua.
- Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah Prestasi belajar anak pada mata pelajaran PKn.
3.3 Populasi dan Sampel penelitian
- Populasi
Populasi adalah keseluruhan individu yang akan diteliti, paling sedikit mempunyai satu sifat atau ciri yang sama dengan kenyataan subjek dan akan digeneralisasikan. Maksud generalisasi adalah menyangkut kesimpulan penelitian sebagai sesuatu yang berlaku bagi populasi (Hadi, 2000).
Populasi dalam penelitian ini diambil keseluruhan siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6.
- Sampel
Sampel adalah sebagian individu dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi. Penelitian ini tidak semua populasi dijadikan sampel tetapi hanya mengambil dari sebagian populasi yang representatif yaitu sampel yang benar-benar mencerminkan karakteristik dari populasi (Hadi, 2000).
Sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagian siswa dari populasi.
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Definisi operasional.
Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada kita tentang bagaimana caranya mengukur variabel. Variabel adalah objek yang berbentuk apa saja yang ditentukan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh informasi agar bisa ditarik suatu kesimpulan (http://rakim-ypk.blogspot.com).
a)Pola Asuh orangtua
Pada penelitian ini yang maksud dengan pola asuh orangtua adalah bentuk pengasuhan orangtua terhadap anak- anaknya dalam menciptakan peraturan- peraturan demi keberhasilan anak di masa depan.
b) Prestasi belajar
Pada penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud adalah prestasi belajar pada mata pelajaran PKn pada jangka waktu tertentu. Misalnya dalam jangka waktu satu semester.
Prestasi belajar pada mata pelajaran PKn dapat diukur dengan menggunakan tes akhir semester mata pelajaran PKn. Yang mana dengan tes ini dapat di ketahui nilai atau hasil yang diperoleh setelah belajar pelajaran pkn dalam waktu satu semester.




Table 1.
Kisi- kisi pada aspek dalam pengaruh pola asuh orang tua.

No
Aspek
Sup Aspek
Indikator
Nomor
Jumlah soal
1.
Pola asuh orang tua.
a. pola asuh otiriter
1. Kontrol terhadap anak bersifat kaku
2. Komunikasi bersifat memerintah.
3. Penekanan pada pemberian hukuman.
4. Disiplin pada orang tua bersifat kaku.

Melakukan 22 1, 4, 7,9, 11
5
b. pola asuh demokratis.
c. pola asuh permisif.
1. Kontrol terhadap anak relatif longgar
2. Komunikasi dua arah.
3. Hukuman diberikan
sesuai dengan tingkat
kesalahan anak.
4. Disiplin terbentuk atas komitmen bersama.

1. Kontrol terhadap anak
lemah atau sangat
longgar
2. Komunikasi sangat
bergantung pada anak.
3. Hukuman atau
konsekuensi perilaku
tergantung pada anak.
4. Disiplin terhadap anak
sangat longgar, orang
tua bersifat bebas.

3.5 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu pengaruh pola asuh dan prestasi belajar. Dalam analisis data, Pengolahan data dalam penelitian ini dapat menggunakan korelasi Spearman Rho menggunakan SPSS 11 For Windows Release yang diikuti dengan uji coba angket guna mengetahui validitas dan reliabilitas angket yang digunakan, Sehingga hasil yang didapat dapat penelitian dapat benar- benar dipertanggung jawabkan kepada semua pihak.
Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevaliditasan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi Arikunto, 1998:160). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
Uji Reliabilitas Instrumen
Selain data harus valid, alat ukur yang dignakan juga harus dapat memenuhi standar reliabilitas. Suatu instrumen dapat dikatakan reliable jika alat tersebut dapat dipercaya atau diandalkan. Menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Teknik yang dipakai untuk menentukan reliabilitas adalah dengan rumus Alpha (Suharsimi Arikunto, 1998:186).

Rabu, 26 September 2012

PENGERTIAN Problem Based Learning

Problem Based Learning (pembelajaran berbasis masalah) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran berbasis masalah digunakan untuk merangsang berfikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah, termasuk didalamnya belajar bagaimana belajar. Peran guru dalam pembelajaran berbasis masalah adalah menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
PBL merupakan suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.
Problem Based Learning yaitu proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru.
Problem Based Learning (Pembelajaran berbasis masalah) yang dinyatakan oleh kunandar bahwa tanpa guru mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran ide secara terbuka. Secara garis besar pembelajaran berbasis masalah terdiri dari menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri.

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

Para pengembang pembelajaran berbasis masalah (Ibrahin dan Nur,2004) telah mendeskripsikan karaketeristik model pembelajaran berbasis masalah sebagai berikut.
Pengajuan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran berbasis masalah dimulai dengan pengajuan pertanyaan atau masalah, bukannya mengorganisasikan disekitar prinsip-prinsip atau keterampilan-keterampilan tertentu. Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan atau masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi siswa. Mereka mengajukan situasi kehidupan nyata autentik untuk menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan adanya berbagai macam solusi untuk situasi itu.
Berfokus pada keterkaitan antar disiplin. Meskipun PBL mungkin berpusat pada mata pelajaran tertentu. Masalah yang dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
Penyelidikan autentik. Model pembelajaran berbasis masalah menghendaki siswa untuk melakukan pennyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian nyata terhadap masalah nyata. Mereka harus menganalsis dan  mendefinisikan masalah mengembangkan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan menganalsis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan), membuat inferensi,  dan merumuskan kesimpulan
Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya. PBL menuntut siswa untuk menghasilkan produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang mereka temukan. Bentuk tersebut dapat berupa laporan, model fisik, video, maupun program komputer. Karya nyata itu kemudian didemonstrasikan kepada teman-temannya yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari dan menyediakan suatu alternatif segar terhadap laporan tradisional atau makalah.
Kerjasama. Model pembelajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa yang bekerjasama satu sama lain, paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil. Bekerjasama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
Tahap-Tahap PBL
Pengajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahap, seperti dijelaskan tabel berikut ini;
Tahapan Kegiatan guru
Tahap 1 : Orientasi siswa terhadap masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan serta pemecahan masalahnya.
Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model serta membantu mereka berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi teerhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka gunaka

Pembelajaran Matematika dengan Tugas Bentuk Superitem

Oleh: Ahmad Firdaus
http://madfirdaus.wordpress.com/2009/11/17/tugas-matematika-bentuk-superitem/
 
Biggs dan Collis (dalam Sumarmo 1993, h. 2) melakukan  studi tentang struktur hasil belajar dengan tes yang disusun dalam bentuk superitem. Biggs dan Collis dalam temuannya mengemukakan bahwa pada tiap tahap atau level kognitif  terdapat struktur respon yang sama dan makin meningkat dari yang sederhana sampai yang abstrak. Struktur tersebut dinamakan Taksonomi SOLO (Structure of the Observed Learning Outcome). Menurut Biggs dan Collis berdasarkan kualitas model respon anak, tahap SOLO anak diklasifikasikan pada empat tahap atau level.  Keempat tahap tersebut adalah unistruktural, multistruktural, relasional, dan abstrak.
Studi  tentang  tahap  SOLO,  juga  dilakukan  Sumarmo (1993).  Temuan dalam studi ini menguatkan keyakinan bahwa dalam pembelajaran   matematika, penjelasan konsep kepada siswa hendaknya tidak langsung pada konsep atau proses yang kompleks, tetapi harus dimulai dari konsep dan proses yang sederhana. Berdasarkan keyakinan tersebut, Sumarmo (1993) memberikan alternatif pembelajaran yang dimulai dari yang sederhana meningkat pada yang lebih kompleks. Pembelajaran tersebut menggunakan soal-soal bentuk superitem sebagai tugas.
Pembelajaran menggunakan tugas bentuk superitem adalah pembelajaran yang dimulai dari tugas yang sederhana meningkat pada yang lebih kompleks dengan memperhatikan tahap SOLO siswa. Dalam pembelajaran tersebut digunakan soal-soal bentuk superitem. Alternatif pembelajaran yang direkomendasikan Sumarmo tersebut, dirancang agar dapat membantu siswa dalam memahami hubungan antar konsep. Juga membantu dalam memacu kematangan penalaran siswa. Hal itu dilakukan agar siswa dapat memecahkan masalah matematika.
Sebuah  superitem  terdiri  dari  sebuah  stem yang  diikuti beberapa pertanyaan atau item yang semakin meningkat kekompleksannya. Biasanya setiap superitem terdiri dari empat item pada masing-masing stem. Setiap item menggambarkan dari empat level penalaran berdasarkan Taksonomi SOLO. Semua item dapat dijawab dengan merujuk secara langsung pada informasi dalam stem dan tidak dikerjakan dengan mengandalkan respon yang benar dari item sebelumnya. Pada level 1 diperlukan penggunaan satu bagian informasi  dari  stem. Level 2  diperlukan dua atau lebih bagian informasi dari stem.  Pada level 3 siswa harus mengintegrasikan dua atau lebih bagian dari informasi yang tidak secara  langsung  berhubungan  dengan  stem, dan pada level 4 siswa telah dapat mendefinisikan hipotesis yang diturunkan dari stem.
Karakteristik soal-soal bentuk  superitem yang memuat konsep dan proses yang makin tinggi tingkat kognitifnya tersebut, memberi peluang kepada siswa dalam mengembangkan pengetahuannya dan memahami hubungan antar konsep. Hal itu dikuatkan Lajoie (1991) yang menyatakan bahwa superitem didisain untuk mendatangkan penalaran matematis  tentang  konsep  matematika. Di samping itu soal bentuk superitem diharapkan lebih menantang dan mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sebaliknya guru dapat melakukan kegiatan diagnostik selama pembelajaran, sehingga perkembangan penalaran siswa dapat dimonitor lebih dini.
Kemampuan memahami hubungan antar konsep, kematangan dalam bernalar dan keterlibatan secara aktif dalam pembelajaran merupakan bagian yang diperlukan dalam memecahkan masalah. Dengan demikian pembelajaran menggunakan tugas bentuk superitem dapat diharapkan menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan meyelesaikan pemecahan masalah matematika.
Berikut ini tiga contoh butir tes bentuk superitem dengan tingkat kesulitan yang berbeda.  Soal disusun sedemikian rupa sehingga setiap butir tes memuat serangkaian informasi dan kemudian diikuti oleh empat pertanyaan  yang  sesuai  dengan  taksonomi  SOLO.
Contoh pertama dari Collis, Romberg dan Jurdak (dalam Sumarmo 1993) berikut,

Mesin di samping ini akan mengubah tiap bilangan yang masuk menjadi tiga kali lipat ditambah 2. Jadi bila dimasukkan bilangan 4 akan keluar bilangan 14.
Pertanyaan :
a. Jika keluar bilangan 14, bilangan berapa yang masuk?
b. Jika dimasukkan bilangan 5, bilangan berapa yang akan keluar?
c. Jika keluar bilangan 41, bilangan berapa yang masuk?
d. Jika x adalah bilangan yang keluar dan y adalah bilangan yang masuk,  nyatakan y dalam x.
Superitem yang kedua dikemukakan oleh Sumarmo (2002),
Perhatikan gambar berikut:



Sebuah ruangan mempunyai satu sekat dengan dua buah pintu. Seorang siswa harus pergi menuju sasaran dengan melalui pintu.
Pertanyaan:
a.   Berapa banyak cara ia sampai ke sasaran? Bagaimana caranya?
b. Jika ada sekat kedua dengan dua pintu, berapa banyak cara ia sampai ke sasaran? Bagaimana caranya?
c. Jika ada empat sekat masing-masing dengan dua pintu, berapa banyak cara ia sampai ke sasaran? Bagaimana  caranya?
d. Jika ada n sekat masing-masing dengan dua pintu, berapa banyak cara ia sampai ke sasaran? Bagaimana caranya?
Soal superitem ketiga, dicontohkan oleh Wilson dan  Chavarria ( 1993),



STEM :


Jika gambar dapat dilipat sehingga menjadi dua bagian yang sama dan  tepat dipisahkan suatu garis lipatan, garis lipatan tersebut adalah garis simetri.
Gambar di atas mempunyai garis simetri yang lebih dari satu.
a.
Manakah gambar di atas yang mempunyai garis simetri?
b.
Gambarlah semua garis simetri pada persegi di atas?
c. Manakah dari delapan huruf kapital pertama dalam alphabet mempunyai tepat dua garis simetri?
d. John berkata, “Saya tahu sebuah aturan untuk dapat memberitahukan, ketika sebuah gambar yang terdiri dari empat sisi mempunyai garis simetri. Jika sebuah segitiga pada masing-masing sisinya sama ukuran dan bentuknya, maka segitiga itu mempunyai garis simetri”. Jelaskan mengapa anda setuju atau tidak setuju dengan pendapat John!
Pada contoh soal ke-3 di atas, item a menggunakan hanya satu bagian dari informasi yang didapat secara langsung dari stem (definisi garis simetri). Pada item b, yang merupakan representasi dari level 2, siswa memerlukan penggunaan definisi dari garis simetri dan fakta gambar yang mempunyai lebih dari satu garis simetri. Sementara itu pada item c, menggunakan bagian informasi yang sama dari item b, tetapi  memerlukan kemampuan siswa dalam mengintegrasikan informasi yang menghasilkan diagram dan menggunakan definisi pada berbagai variasi dari kurva. Siswa dapat menyelesaikan soal item d, jika siswa dapat berfikir kritis tentang sebuah hipotesis yang diturunkan dari stem. Pada Taksonomi SOLO, item d ini termasuk ke dalam level 4.
Berdasarkan contoh superitem di atas, dikandung maksud agar siswa memahami hubungan antar konsep secara bertahap dari yang sederhana sampai meningkat kepada yang lebih kompleks. Selain daripada itu guru melakukan kegiatan diagnostik terhadap respon siswa, sehingga dapat dengan segera menentukan langkah-langkah yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Kelebihan pembelajaran matematika dengan menggunakan tugas bentuk superitem diantaranya, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami persoalan matematika secara bertahap sesuai kesiapannya; dan guru dapat memberikan bantuan yang tepat kepada siswa berdasarkan respon dari siswa. Pada sisi lain pembelajaran ini akan memberi kesulitan kepada guru dalam membuat atau menyusun butir-butir soal  bentuk superitem. Kemudian dimungkinkan terdapat respon siswa yang
beragam.  Hal itu akan menuntut kesiapan guru dalam mengantisipasinya.
Wilson dan Chavarria (1993) memberikan pengalamannya dalam mengkonstruksi bentuk soal superitem yaitu,
1)     Mengkonstruksi sebuah superitem akan dimulai dengan menentukan terlebih dahulu prinsip umum apa yang akan menjadi fokus pada item level empat. Prinsip tersebut akan dibangun oleh tiga item sebelumnya. Setiap item akan membantu siswa dalam menggali situasi dari masalah.
2)     Stem akan menyajikan sebuah masalah yang relevan dan diperlukan siswa.
3)     Respon dari setiap item di dalam sebuah superitem tidak bergantung pada respon yang benar dari item sebelumnya.
Pengalaman kedua ahli tersebut, tampaknya dapat membantu guru dalam menyusun butir soal bentuk superitem.
Daftar Pustaka:
Lajoie,S (1991). A Framework for Authentic Assessment in Mathematics. [Online].Tersedia: http://www.wcer.wisc.edu/ncisla/publications/newsletters/normse/vol1num.1pdf. [ 17 Pebruari 2002 ].
Sumarmo,U (1993). Profil Struktur Hasil Belajar Matematika Siswa SMA Berdasarkan Taksonomi SOLO. Laporan Hasil Penelitian FPMIPA IKIP Bandung
Sumarmo,U (2002). Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi . Makalah pada Seminar Matematika Tingkat Nasional. Bandung
Wilson dan Chavarria (1993). Superitem Test as a Classroom Assessment Toll. Dalam Webb dan Coxford  (ed). Assessment in the Mathematics Classroom 1993 Yearbook. NCTM: Reston Virginia

SERTIFIKASI GURU: 2013, Formasi CPNS untuk Guru Wajib miliki Sertifikat Pendidikan Profesi Guru

JAKARTA: Proses pendaftaran guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) rupanya mendapat perhatian khusus dari Pemerintah. Disebabkan oleh timbulnya rasa prihatin pada kemampuan sebagian besar guru saat ini yang rendah, maka Pemerintah mencanangkan persyaratan baru pendaftaran guru PNS dengan harapan untuk merekrut guru PNS berkualitas wahid di tahun mendatang.

Kriteria yang bakal diterapkan tahun 2013 yaitu dokumen atau ijazah kelulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG), sebagaimana disampaikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh : “Dengan skema baru ini, untuk menjadi guru, baik PNS maupun non-PNS tidak cukup hanya dengan ijazah S.Pd (sarjana pendidikan),”.

Prinsip tersebut mengadopsi seleksi dokter PNS. M. Nuh menjelaskan bahwa agar diterima menjadi dokter PNS, pelamar atau pendaftar tes CPNS tak bisa hanya bermodalkan ijazah sarjana kedokteran (S. Ked). Namun, mereka juga harus mengikuti pendidikan profesi dokter selama satu tahun.

Tata aturan terbaru mengenai persyaratan guru PNS, sedang digodok oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB) selaku pelaksana teknis seleksi CPNS baru.

Program PPG ditempuh ketika seseorang sudah menyelesaikan program sarjana pada FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan) atau semacamnya. Apabila berminat menjadi guru PNS, maka mereka wajib mengikuti PPG yang diselenggarakan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK).

Akan tetapi, tak semua sarjana FKIP yang mendaftar di LPTK pasti diterima serta berhak ikut PPG. LPTK tetap bakal menjalankan seleksi CPNS secara ketat karena daya tampung rekrutmen dibatasi.

Para sarjana FKIP juga akan bersaing secara terbuka terhadap sarjana-sarjana fakultas lainnya untuk masuk LPTK. Contohnya : Demi menjadi guru matematika, para sarjana FKIP bakal bertarung dengan sarjana fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alama). Dan itu juga yang terjadi pada guru ekonomi, sarjana FKIP juga akan bersaing dengan sarjana fakultas ekonomi (FE).

Posisi tenaga pendidik atau guru memang idealnya diisi oleh para sarjana FKIP. Akan tetapi, apabila tingkat kompetensi sarjana FKIP jauh di bawah sarjana fakultas lainnya, tentu saja tak bisa dipaksakan mengajar.

Calon guru PNS akan mendapatkan sertifikat sebagai guru profesional setelah mengikuti proses PPG selama satu tahun. Sertifikat tersebut kedepannya harus dilampirkan sewaktu yang bersangkutan akan melamar menjadi guru CPNS. Dengan sertifikat tersebut serta ditambah pengalaman mengajar selama 24 jam pelajaran per pekan, guru bersangkutan berhak mendapatkan tunjangan profesi pendidik (TPP).

Apabila wacana seleksi CPNS khususnya perekrutan guru PNS profesional tersebut berjalan secara sistematis serta lancar, beliau yakin bahwa kualitas guru-guru Indonesia bisa beranjak naik. Nuh pun menegaskan bahwa posisi PPG ini strategis, sebab merupakan proses substitusi program sertifikasi guru yang saat ini sedang berjalan.

CARA INSTAL WINDOS 7

Tips Komputer - Cara Instal Windows 7 Lengkap dengan Gambar (Surabaya, 2011)

Cara instalasi windows 7 sedikit berbeda dengan cara instalasi windows XP. Tips Komputer kali ini akan berbagi tips cerdas cara intall windows 7 lengkap dengan gambarnya untuk mempermudah penjelasan tips ini. Selamat mencoba Cara Instal Windows 7 Lengkap dengan Gambar :-)
Sebelum leboih jauh kita praktekkan cara instalasi windows 7 ini, alangkah baiknya jika kita mengetahui kelebihan dan kekurangan dari windows 7 sebelum Anda memutuskan untuk menggunakannya. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari windows 7 yaitu :
Kelebihan :
  1. proses boot/shut down lebih cepat
  2. konsumsi daya CPU, hard disk (HD) dan memori yang dibutuhkan system service lebih sedikit
  3. Mengoptimisasi prefetching baik untuk HD maupun SSD
  4. Tampilan Lebih bagus dari segi 3 demensinya yang menonjol
  5. Fitur sekurity yang benar-benar ketat.
Kelemahan / Kekurangan :
  1. Beberapa aplikasi belum bisa beroperasi di Windows 7
  2. Bug pada Windows Player 12
  3.  Ada hardware yang bisa langsung dikenali di Vista, tapi tidak di Windows 7
  4. Susah memaksa software yang sebelumnya bisa dipaksakan diinstall di Vista, juga dipasang di Windows 7
Nah sekarang saatnya kita ikuti Cara Instal Windows 7 Lengkap dengan Gambar (pastikan Anda mengikutinya langkah demi langkah)
  1. Pastikan dari BIOS booting komputer Anda di setting untuk DVD
  2. Masukkan DVD windows 7
  3. Tekan sembarang tombol saat muncul boot from cd or dvd 
  4. Akan terlihat gambar seperti dibawah ini 
  5. Pilihlah Indonesian pada Language, time, currency, and location 
  6. Tekan tombol install
  7.  Tunggulah beberapa saat proses inI
  8. Centang pada I accept the license terms sebagai persetujuan penggunaan windows 7 kemudian klik next 
  9. Pilih saja custom (advanced) untuk memilih di drive mana windows 7 akan di install
  10. Anda bisa mengatur drive sekaligus partisi pada step ini, saya sarankan bagilah hardisk Anda minimal 2 drive, satu untuk drive untuk windows 7 (C) dan satu drive untuk data (D) dengan memilih drive option, atau langsung saja tekan next dengan asumsi Anda akan mempartisi hardisk setelah instalasi windows 7 selesai.
  11. Tunggulah proses ini beberapa saat 
  12. Secara otomatis windows akan restart 
  13. Setelah restart akan muncul gambar berikut ini 
  14. Tunggulah proses Setting up the services hanya beberapa saat saja 
  15. Instalasi akan dilanjutkan secara otomatis 
  16. Masukkan Nama User dan Nama Komputer sesuka Anda 
  17. Jika perlu password ketikkan passtwordnya 2 kali atau kosongkan saja jika Anda tidak ingin mempassword user Anda 
  18. Masukkan product key serial number windows 7 Anda 
  19. Pilihlah level proteksi keamanan dari Microsoft 
  20. Atur Zona waktu Anda (untuk Indonesia +7 dari GMT) 
  21. Selamat, windows 7 Anda siap digunakan

Demikianlah Tips Trik Komputer tentang Cara Install Windows 7 Lengkap dengan Gambar semoga membantu Anda. Terimakasih atas kunjungan Anda, semoga menjadikan belajar komputer online kita bermanfaat         

Mempercepat koneksi internet di warnet

Koneksi internet yang cepat adalah dambaan setiap orang, seperti cewe cantik juga yang merupakan dambaan setiap orang.:-) kembali ke masalah mempercepat koneksi internet, tapi tips ini hanya berlaku untuk yang di warnet saja dan warnetnya menggunakan mozzila firefox sebagai browsernya. tujuannya adalah mempercepat koneksi internet di komputer kita dengan menyedot bandwitdh komputer lain di dalam 1 warnet. licik juga sih tips ini tapi tidak apa-apa, apalagi di saat warnet yang sedang penuh dan semua komputer lambat, jadi cara ini bisa kita pakai. jadi koneksi internet kita jadi lebih cepat dan yang lain jadi sedikit lambat. kan kalo warnet lagi penuh semuanya lambat, jadi tidak akan pada menyadarinya. okeh saya akan memberitahukan untuk anda, begini caranya untuk mempercepat koneksi internet di warnet:
1. Di address bar mozzila ketik about:config kemudian akan terlihat tulisan yang banyak sekali
2. gunakan fasilitan ctrl+f untuk mencari kata, kata yang di cari adalah sebagai berikut dan di rubah
  • Network.http.pipelining; False <– klik 2 kali ubah “False” menjadi “True
  • Network.http.pipelining.maxrequests; 4 <-- klik 2 kali ubah “4” menjadi “30
  • Network.http.proxy.pipelining; False <– klik 2 kali ubah “False” menjadi “True
3. Kemudian klik kanan di bagian yang kosong/putih terus pilih new terus integer lalu  kolom pertama isikan nglayout.initialpaint.delay lalu tekan enter satu kali dan masukan angka 0 dan tekan enter kembali.
4. restart ulang mozzila firefoxnya
5. Selamat berinternet ria dengan cepat, karena bandwitdh akan tersedot ke komputer anda, ini tadi adalah tips mempercepat koneksi internet di warnet.
Selamat mencoba….

Sabtu, 22 September 2012

CONTOH SKRIPSI

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi pendidikan. Strategi pembelajaran dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Sehingga untuk mengantisipasi kelemahan pembelajaran konvensional, maka diupayakan metode pembelajaran yang baik.
1
 
Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut suatu perhatian karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diupayakan baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah dan di perguruan tinggi, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh kurikulum, buku pelajaran, media belajar, metode pengajaran, sistem evaluasi. Pembenahan di bidang kurikulum dilaksanakan di segala bidang antara lain: sarana/fasilitas kurikulum maupun pendidik atau guru. Pembenahan metode pembelajaran selalu dilakukan yaitu dengan mencari metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan bahan ajar. Di samping itu media pembelajaran dikembangkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi ajar.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.
Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional.
Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelajaran IPA. Siswa diharapkan benar-benar aktif dalam belajar IPA, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk dipahami dan diingat apabila disajikan melalui langkah-langkah dan prosedur yang tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien.
Seorang guru bertugas untuk menyajikan sebuah pelajaran dengan tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar IPA. Salah satunya adalah menerapkan strategi pembelajaran yaitu strategi Question Student Have.
Keberhasilan proses pembelajaran pada pembelajaran IPA di kelas VB semester genap di SD Negeri Gemolong 4 tahun ajaran 2010/2011 dapat diukur dengan keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan pengusaan materi serta prestasi belajar IPA semakin tinggi pula tingkat hasil belajar  siswa. Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA yang dicapai siswa masih rendah. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukan bahwa hasil belajar belum berhasil, hanya sedikit anak yang menunjukan nilai > 70. Kemampuan untuk bertanya dan sikap kritis terhadap pelajaran masih kurang, serta pembelajaran masih konvensional bersifat teacher centered, yaitu cenderung dikuasai oleh guru. Dari hasil di atas dirasa belum maksimal dalam pencapaian hasil belajar yang diinginkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan strategi pembelajaran yang bervariasi. Salah satu strategi yang digunakan adalah Question Student Have  (pertanyaan dari siswa) yaitu cara yang mudah untuk mempelajari sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi melalui tulisan dari pada percakapan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 4 TAHUN AJARAN 2010/2011”.

B.     Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perkembangan permasalahan yang terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah, meliputi:
1.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011.

2.      Obyek Penelitian
      Obyek penelitian adalah pembelajaran yang menggunakan strategi  Question Student Have.
3.      Parameter yang diukur adalah hasil belajar IPA dengan ranah kognitif dan afektif.

C.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penggunaan strategi pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011?”

D.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran Question Student Have siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011.

E.     Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1.      Manfaat Teoritis
Menambah wawasan keilmuan bagi penulis terhadap strategi pembelajaran Question Student Have dan pengarunya pada hasil belajar siswa.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Guru
                  Memberikan masukan kepada seorang guru atau calon guru dalam menggunakan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b.      Bagi Siswa
1)      Dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan guru.
2)      Terbiasa dan berani untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan.
3)      Terbiasa untuk belajar kritis.
c.       Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.





BAB II

 
LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis. Kajian penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian teori yang akan dipaparkan adalah peningkatan hasil belajar melalui strategi Question Student Have. Kerangka pemikiran berisi konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang telah dilakukan.

A.     Kajian Teori
Tinjauan teori yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
1.      Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
7
 
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) dalam Syaiful Sagala (2006: 62) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes, proses, dan post test. (Mulyasa, 2006: 100)
         Jadi, pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, yaitu mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu :
a.       Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir.
b.      Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan  kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. (Syaiful Sagala, 2006: 63)

2.      Strategi Pembelajaan
Menurut Syaiful Bahri (2002: 5) dalam Surtikanti, dkk (2007: 28) strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam pewujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Sedangkan menurut Gropper dalam Hamzah (2007: 1) strategi adalah pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Depdiknas, 2008 (dalam http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf) diakses pada tanggal 13 Desember 2010 menyatakan bahwa Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.


Menurut Surtikanti, dkk (2007: 32) Beberapa komponen Strategi Belajar Mengajar diantaranya:
a.    Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran yang terpenting, karena jenis strategi yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran fungsinya untuk “memberi kemudahan” peserta didik dalam mencapai kompetensi.
b.    Guru
Guru merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan dan menggunakan strategi pembelajaran. Selain itu masih ada faktor lain yang harus diperhatikan, yaitu faktor yang melekat pada diri seorang guru itu sendiri. Suryobroto (1987) dalam Surtikanti, dkk (2007: 33) menyebutkan 7 faktor yang ada pada diri seorang guru diantarnya: (1) Sikap terbuka, (2) Penguasaan bahan, (3) Penguasaan kelas, (4) Cara berbicara, (5) Kepribadian, (6) Cara menciptakan suasana kelas, (7) Memperhatikan prinsip individualitas.
c.    Peserta didik
Peserta didik merupakan subyek belajar yang digunakan sebagai pusat segala kegiatan pembelajaran.
d.    Materi
Materi harus dipahami dari segala jenisnya. Dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis: (1) Konsep: Suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian yang umum, (2) Prinsip: Suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau suatu petunjuk untuk berbuat/melakukan sesuatu, (3) Fakta: Sesuatu yang terjadi atau yang telah dikerjakan/dialami, (4) Proses: Serangkaian perubahan atau gerakan-gerakan, (5) Nilai: Suatu pola, ukuran, atau tipe atau model, (6) Keterampilan: Kemampuan berbuat sesuatu dengan baik.
e.    Media
Media adalah: alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
f.      Lingkungan
Pada saat seorang guru memilih strategi pembelajaran yaitu harus diikuti dengan penyediaan lingkungan pendukung.
3.      Strategi Question Student Have
a.    Pengertian Question Student Have
Question student have merupakan teknik yang tidak menakutkan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Tehnik ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi siswa secara tertulis.  (Hisyam Zaini dkk, 2007: 17)
b.    Langkah-langkah strategi Question Student Have:
1)   Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
2)   Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
3)   Setelah semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
4)   Saat kartu kembali kepada penulisnya, setiap peserta akan telah memeriksa seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Poin ini mengidentifikasi pertanyaan yang memperoleh suara terbanyak.
Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan:
                                                     i.     Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berarti
                                                    ii.     Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat atau
                                                  iii.     Pertanyaan tersebut tidak menunjukkan suatu pertanyaan.
5)   Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
6)   Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan yang mana anda mungkin menjawabnya dipertemuan berikutnya.
Apabila dalam pelaksanaanya terdapat suatu kendala maka dapat diberikan variasi sebagai berikut:
                                       i.      Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat anda memberikan kartu pada kelompok, buatlah kelas menjadi sub-kelompok dan ikuti instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
                                     ii.      Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka mengenai kelas, topik yang akan anda bahas, atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati.
c.    Alasan Pemilihan Strategi Pembelajaran Question Student Have
Menurut Hartono, (dalam http://lehawir.blogspot.com/2010/10/ berbagi-ilmu-proposal-question-students.html) diakses pada tanggal 7 Februari 2011 menyatakan bahwa “model question student have digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki”. Model ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.






d.    Kelebihan dan Kekurangan
Hartono, (dalam http://lehawir.blogspot.com/2010/10/ berbagi-ilmu-proposal-question-students.html) diakses pada tanggal 7 Februari 2011 strategi pembelajaran Question Students Have Strategy mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
1)   Kelebihan strategi pembelajaran Question Students Have yaitu:
a)    Pelaksanaan proses pembelajaran ditekankan pada keaktifan belajar siswa dan keaktifan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi siswa.
b)   Siswa termotivasi dalam belajar dan siswa akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
c)    Mendapat partisipasi siswa melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan melalui percakapan.
d)   Siswa tidak hanya mendengarkan tetapi perlu membaca, menulis, berdiskusi dan mendorong siswa untuk berfikir dalam memecahkan suatu soal dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya juga menarik perhatian siswa dalam belajar.
e)    Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, memperkuat dan memperlancar stimulus respon siswa, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri siswa.
f)     Guru lebih mengetahui dimana letak ketidakpahaman siswa, karena semua siswa sudah mengajukan pertanyaan dan akan didiskusikan.
2)   Kelemahan strategi pembelajaran Question Students Have yaitu:
a)    Memakan waktu yang banyak.
b)   Tidak semua materi pelajaran bisa digunakan strategi pembelajaran Question Students Have, misalnya: pada materi pelajaran singkat karena tidak terlalu banyak pertanyaan yang akan diajukan siswa.


4.      Meningkatkan Hasil Belajar IPA
a.    Meningkatkan
Pada penelitian ini yang dimaksudkan meningkatkan adalah usaha untuk menjadikan lebih baik sesuai dengan kondisi yang dapat diciptakan melalui pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada pelajaran IPA guna meningkatkan hasil belajar siswa.
b.   Belajar
Slametto (1988: 2) dalam Abdul Hadis (2006: 60) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Skinner (1985) dalam Bimo Walgito (2004: 166) memberikan definisi belajar “Learning is a process of progressive bevahior adaptation” artinya bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progressif. Berarti bahwa sebagai akibat dari belajar ialah adanya tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Berdasarkan pengertian belajar yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi sebagai buah dari kegiatan belajar yang diperoleh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas. Proses perubahan perilaku dapat ditujukkan oleh peserta didik menjadi tahu, menjadi terampil, menjadi berbudi, dan menjadi manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya sebelum bertindak dan mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut ahli psikologis pendidikan, yaitu ciri-ciri suatu perubahan perilaku berupa: (1) perubahan yang terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinyu, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek perilaku. (Slametto, 2006: 61)
Menurut Slametto (2006: 62-63), jenis-jenis belajar diantaranya yaitu:
1)   Belajar bagian yaitu peserta didik belajar dengan membagi-bagi materi pelajaran ke dalam bagian-bagian agar mudah dipelajari untuk memahami makna materi pelajaran secara keseluruhan.
2)   Belajar dengan wawasan ialah belajar yang berdasar pada teori wawasan yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses mereorganisasikan pola-pola perilaku yang terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan dengan penyelesaian suatu persoalan.
3)   Belajar deskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi rangsangan dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam berperilaku.
4)   Belajar secara global/keseluruhan yaitu individu mempelajari keseluruhan bahan pelajaran lalu dipelajari secara berulang untuk dikuasai.
5)   Belajar insidental yaitu proses yang terjadi secara sewaktu-waktu tanpa ada petunjuk yang diberikan oleh guru sebelumnya.
6)   Belajar instrumental ialah proses belajar yang terjadi karena adanya hukuman dan hadiah dari guru sebagai alat untuk menyukseskan aktivitas belajar peserta didik.
7)   Belajar intensional ialah belajar yang memiliki arah, tujuan, dan petunjuk yang dijelaskan oleh guru.
8)   Belajar laten yaitu belajar yang ditandai dengan perubahan-perubahan perilaku yang terlihat tidak terjadi dengan segera.
9)   Belajar mental yaitu perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi pada individu tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahan yang dipelajar.
10)     Belajar produktif yaitu belajar dengan transfer maksimum.
11)     Belajar verbal ialah belajar dengan materi verbal dengan melalui proses latihan dan proses ingatan.
c.    Hasil Belajar
Hakikat hasil belajar menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 37-38) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatip menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
Menurut Benjamin S. Bloom (1966: 7) dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38) ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut A. J. Romiszowski (1981: 217) dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem berupa bermacam-macam informasi dan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).
Menurut John M. Keller (1983: 391) dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38-39) hasil belajar sebagai keluaran dari sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi. Berbagai masukan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs) dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmental inputs).
Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38-39), masukan pribadi terdiri dari empat  macam, yaitu (1) motivasi atau nilai-nilai, (2) harapan untuk berhasil (expectancy), (3) inteligensi dan penguasaan awal, (4) evaluasi kognitif terhadap kewajaran atau keadilan konsekuensi. Kemudian masukan yang berasal dari lingkungan terdiri dari tiga macam, yaitu (1) rancangan dan pengelolaan motivasional, (2) rancangan dan pengelolaan kegiatan belajar, dan (3) rancangan dan pengelolaan ulangan penguatan (reinforcement).

Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 39), hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar.
1)      Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
a)      faktor yang bersumber dari dalam dirinya sendiri (internal), yang meliputi: (1) ketahanan fisik (tahan lama belajar, mudah lelah, mudah mengantuk), (2) kesehatan fisik (fisik dalam keadaan sehat, fisik tidak/kurang sehat, sakit), (3) kelelahan fisik (terlalu lama bekerja/belajar sehingga fisiknya lelah), (4) kesempurnaan fungsi-fungsi pancaindera (terutama penglihatan, pendengaran), (5) cacat anggota fisik (bawaan maupun karena kecelakaan/musibah).
faktor psikologis yang meliputi: (1) tinggi rendahnya rasa ingin tahu, (2) minat terhadap apa yang dipelajari, (3) bakat sebagai kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir, (4) kecerdasan /inteligensi, (5) motivasi, (6) ingatan, (7) perasaan, emosi, emosional.
b)      faktor yang bersumber dari luar dirinya (eksternal), yang meliputi:
Faktor sosial, yaitu faktor manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh manusia lain, karena manusia butuh dan dibutuhkan kehadirannya dengan orang lain. Demikian pula dalam aktivitas belajar, si pelajar tidak dapat lepas hubungannya dengan orang lain. Pengaruh ini sangat kuat, apalagi jika pelajar itu sangat intim dalam kelompoknya. Pada dasarnya faktor sosial ini mencakup 3 lingkungan: (1) lingkungan dalam keluarga, (2) lingkungan sekolah dan, (3) lingkungan masyarakat (pergaulan). Interaksi dan komunikasi antar individu dalam ketiga lingkungan ini mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan aktivitas belajar anak.
Faktor non sosial antara lain meliputi: fasilitas belajar di rumah, fasilitas pembelajaran disekolah, mas media baik cetak maupun elektronik, cuaca/iklim, dan lain-lain. (Sri Hartini, dkk 2008: 62)



2)      Fungsi hasil belajar
Menurut Sri Hartini, dkk (2008: 78). Memberikan informasi untuk membantu guru dalam: 1) Menilai readiness siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. 2) Mengetahui status siswa di dalam kelasnya. 3) Menempatkan siswa dalam suatu kelompok. 4) Usaha memperbaiki metode belajar dan mengajarnya. 5) Memberikan pengajaran perbaikan maupun pengayaan.
d.   Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara sederhana IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA meliputi 3 hal yaitu: produk, proses, sikap ilmiah. 1) produk IPA yaitu berupa: fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. 2) proses IPA atau metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh hasil-hasil IPA atau produk IPA. 3) nilai dan sikap ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan selama melakukan proses IPA sehingga diperoleh hasil IPA. (Anonim, 2008: 3)
Menurut Suyoso (1998: 23) dalam (http://juhji-science-sd.blogspot.com/2008/07/pengertian-pendidikan-ipa-dan.html) diakses pada tanggal 13 Desember 2010 sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.
Jadi pembelajaran IPA merupakan suatu proses kegiatan belajar yang telah direncanakan untuk mempelajari segala sesuatu tentang gelaja-gejala alam yang berhubungan dengan kehidupan. Dalam pembelajaran tersebut ada interaksi guru sebagai pengajar dan siswa sebagai obyek belajar.
e.    Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam kurikulum 2006 disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1)   Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2)   Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3)   Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan dan masyarakat.
4)   Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5)   Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6)   Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7)   Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs (Depdiknas, 2006: 485).

f.      Cahaya dan Sifat-sifatnya.
1)   Cahaya dan Sumber Cahaya.
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang banyak manfaatnya. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu, senter, atau lainnya. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi adalah matahari. Menurut fisikawan James Clerk Maxwell (1831-1879), cahaya adalah: rambatan gelombang yang dihasilkan oleh gabungan medan listrik dan medan magnet. Gelombang yang dihasilkan dari gabungan medan listrik dan medan magnet tersebut disebut gelombang elektromagnetik.
Cahaya dibedakan menjadi 2, yaitu: cahaya tampak cahaya tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya putih yang dapat ditangkap oleh mata kita. Cahaya tak tampak cahaya yang tak dapat dilihat oleh mata kita. Misalnya: sinar X, sinar ultraviolet, sinar gamma, dan sinar ultraviolet.
2)   Sifat-sifat Cahaya
a.    Cahaya Merambat Lurus.
b.    Cahaya Menembus Benda Bening.
c.    Cahaya Dapat Dipantulkan.
d.    Cahaya Dapat Dibiaskan.
3)   Cahaya Putih Terdiri Dari Berbagai Warna.
Pelangi memiliki macam-macam warna. Sebenarnya warna pelangi merupakan cahaya putih matahari yang dibiaskan oleh titik-titik air. Urutan warna pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
(Tim Bina Karya Guru, 2006: 164-188 )



B.     Kajian Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sumaryati (2009), berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas VIII B SMP N 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian diawali dengan proses KBM dan diakhiri postes pada setiap siklus I (ranah kognitif ) sebesar 6,85. Rata nilai siklus II (ranah kognitif sebesar 8,15). Hasil angket minat siswa didapat hasil 6 siswa termasuk kriteria sangat berminat dan 34 siswa berminat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Question Student Have efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan membuat siswa berminat mengikuti pelajaran Biologi yang dilakukan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009.
Kedua,  penelitian yang dilakukan oleh Raditya Ardi Nugroho (2010), bejudul “Studi Komparasi Strategi Pembelajaran Question Student Have dan Strategi Pembelajaran Jigsaw pada Prestasi Belajar IPS Ekonomi Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa melalui metode Question Student Have lebih besar dari nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa melalui metode jigsaw yaitu 73,080 > 66,500. Dengan demikian terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan strategi Question Student Have dengan strategi Jigsaw.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Efi Isnaini (2008), berjudul ”Perbandingan antara Pembelajaran Strategi Question Student Have dengan Strategi Every One Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ceper Klaten Tahun Ajaran 2006/2007”. Data hasil belajar biologi menggunakan nilai raport semester I dan nilai post tes, kemudian dianalisis menggunakan uji-t, hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar biologi yang menggunakan pembelajaran strategi Questions Students Have dengan pembelajaran strategi Everyone is a Teacher Here pada siswa kelas VIII SMP N I Ceper Klaten dengan nilai rata-rata pada pembelajaran strategi Questions Students Have sebesar 61,975 dan SD sebesar 8,954 dan nilai rata-rata pada pembelajaran strategi Everyone is a Teacher Here sebesar 76,811 dan SD sebesar 11,276 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran strategi Questions Students Have dengan strategi Everyone is a Teacher Here pada siswa kelas VIII SMP N I Ceper Klaten Tahun Pelajaran 2006/2007.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa dari berbagai strategi pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu peneliti menggunakan metode pembelajaran strategi Question Student Have yang merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa SD. Oleh karena itu, sangat beralasan jika diadakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasl belajar melalui Strategi Question Student Have dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang materi Cahaya dan Sifat-sifatnya di kelas VB SD Negeri Gemolong 4.
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Table 1. 1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian


No


Peneliti
Variabel
Question Student Have
Minat Belajar
Hasil Belajar
Prestasi Belajar
Everyone is a Teacher Here
Jig saw
1
Sumaryati



2
Raditya



3
Efi



4
Yunita





Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa pemberian tindakan-tindakan pembelajaran yang efektif dan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dapat membantu siswa dalam keberhasilan belajarnya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas peneliti merasa perlu untuk mengembangkan penelitian tentang peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA melalui strategi Question Student Have.
Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada penggunakan strategi Question Student Have pada siswa kelas VB semester genap SD Negeri Gemolong 4 Tahun Pelajaran 2010/2011.

C.     Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan maka kerangka berpikir dituliskan dalam sebuah skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam penelitian. Adapun skema tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:
 














D.    Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan Strategi pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun ajaran 2010/2011.

 


BAB III

 
METODE PENELITIAN

A.     Tempat (Setting) dan Waktu  Penelitian
  1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gemolong 4, yang beralamat di Jalan raya Solo - Purwodadi km. 21, Sidodadi, Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. 57274. Sekolah ini memiliki tujuh kelas yaitu: kelas I, II, III, IV, VA, VB, VI. Dalam penelitian ini memakai kelas V B yang jumlah siswanya ada 22 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pemilihan sekolah sebagai tempat penelitian didasari oleh alasan bahwa disana terdapat permasalahan yang akan diteliti.
  1. Waktu penelitian
            Adapun rincian waktu penelitian terjadwal pada tabel berikut:
                                    Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Perencanaan











Pelaksanaan















Analisis data












Pelaporan













27
 
B.     Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan peneliti. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini tidak cukup hanya dilakukan satu kali tindakan. Penelitian ini dilakukan lebih dari satu siklus agar ada perbaikan dari siklus sebelumnya.
Rubino Rubianto (2009: 108) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) menjelaskan kata Penelitian Tindakan Kelas dari frasa/unsur kata pembentuknya ialah penelitian, tindakan, kelas. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Kata tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kata kelas mengacu pada pengertian yang spesifik, ialah sekelompok siswa yang dalam waktu sama menerima pelajaran dari guru yang sama. Kelas bukan wujud ruangan tempat guru mengajar, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

C.     Prosedur Penelitian
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga memungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk menelaah sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap perilaku yang sedang diteliti. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan strategi pembelajaran IPA yang efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang baik. Anggota tim peneliti terlibat dalam rangkaian sejak 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan Monitoring, 5) Refleksi, 6) Evaluasi, 7) Penyimpulan.
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus perlakuan pembelajaran IPA diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut:










Dialog awal
 
Putaran I
 








Evaluasi
 
Putaran II
 





            Gb. 4.1 Proses Penelitian Tindakan
 Sumber : Modifikasi sari Kemmis dan MC Taggart dalam Rubino Rubiyanto (2009: 120)

Penjelasan terhadap gambar adalah:
1.  Dialog awal 
Dialog awal ini dilakukan dengan harapan peneliti dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung yang meliputi nilai hasil belajar dan pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar.
             2.  Perencanaan Tindakan
Hasil dialog awal diharapkan membawa kesadaran pentingnya meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA khususnya.
Langkah-langkah persiapan untuk mengadakan tindakan terdiri dari :
a.       Identifikasi masalah dan penyebabnya.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas selama ini sebagian besar siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 malas mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan menyanggah atau menyetujui ide teman.
            Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya meningkatkan  nilai hasil belajar dan pemahaman materi pelajaran IPA yang diberikan melalui Strategi Question student Have. Tindakan yang ditawarkan pada identifikasi masalah antara lain dengan tes yang diberikan pada saat tindakan kelas, sehingga dapat mengidentifikasi materi yang dirasa sulit bagi siswa.
b.      Identifikasi siswa
            Proses identifiakasi siswa dilakukan untuk menemukan siswa yang aktif atau yang pasif dalam belajar melalui rangkaian kegiatan pengumpulan data yang mengacu pada dokumen hasil tes yang diberikan pada saat dilaksanakan tindakan.
c.       Perencanaan solusi masalah
                     Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan hasil belajar  siswa dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan strategi pembelajaran Question student Have.
3.      Pelaksanaan Tindakan
            Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana suatu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh kerenanya rencana tindakan harus bersifat sementara dan fleksibel serta siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan sebagai usaha menuju perbaikan. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama dua minggu terbagi dalam tiga putaran.
Tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran pada materi Cahaya dan Sifat-sifatnya  melalui strategi Question Student Have. Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi di dalam proses pelaksanaan di lapangan.
Pada tahap ini  implementasi tindakan direncanakan selama dua minggu dengan melaksanakan tiga siklus.


a.     Siklus I
1)   Perencanaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2)   Tindakan I
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)    Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)   Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c)    Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)   Setelah semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e)    Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)   Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi.

4)   Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
b.    Siklus II
1)   Perencanaan
Membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan melihat kekurangan siklus I.
2)   Tindakan II
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)      Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c)      Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)      Setelah semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e)      Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.

3)   Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi.
4)   Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
c.     Siklus III
1)   Perencanaan
Membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan melihat kekurangan siklus II.
2)   Tindakan III
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)      Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c)      Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)      Setelah semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e)      Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)   Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi.
4)   Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
4.      Observasi dan Monitoring
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan terkait. Observasi yang cermat dibutuhkan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realistis, dan semua kendala tersebut belum pernah dilihat dengan jelas pada waktu lalu. Observasi ini bersifat responsif, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Peneliti tindakan selalu menyediakan jurnal untuk mencatat hal-hal yang luput dari observasi dalam kategori observasi yang ada. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang dibekali dengan pedoman observasi. Waktu pelaksanaan observasi disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPA di kelas VB SD Negeri      Gemolong 4.


5.      Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah upaya untuk mengkaji yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara.
6.      Evaluasi
Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran. Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk mengkaji hasil perencanaan, observasi dan refleksi penelitian pada setiap pelaksnaan. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian.
7.      Penyimpulan
Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari penelitian tersebut berupa peningkatan hasil belajar dan pemahaman dalam pembelajaran.


D.    Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif menurut Rubino Rubiyanto (2009: 51) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.
Pada penelitian ini data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Teknik analisis data yang digunakan diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Karena Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas maka termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Teknik analisis yang digunakan biasanya melalui tiga tahap, yaitu:
1.      Reduksi data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan data, diakukan dengan seleksi, pemfokusan dan mengabstrasikan data mentah menjadi informasi bermakna. Dalam hal ini peneliti memilih hal–hal yang penting dan membuang yang tidak perlu. Kegiatan ini mulai dilakukan ketika setiap tindakan dilaksanakan.
2.      Paparan data
Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana berbentuk naratif. Paparan data dilakukan setelah peneliti mereduksi data. Penyajian data pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Adanya penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.
3.      Penyimpulan
Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari, dan sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk narasi kalimat padat yang mengandung isi luas.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.

E.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik pengamatan (observasi), tes, wawancara dan dokumentasi.
1.      Metode Observasi / Pengamatan
      Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Margono (2007: 158) dalam Rubino Rubiyanto (2009: 75) mendefinisikan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian.
Observasi dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas. Sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat obyektif dalam melukiskan aspek – aspek kognitif siswa menurut keadaan yang sebenarnya serta didalam menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau pribadi siswa.
2.      Metode Tes
            Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya (Kunandar, 2009: 186). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mengerjakan sesuatu.
3.      Metode Wawancara
            Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 2007: 186). Sedangkan menurut Rubino Rubiyanto (2009: 73) wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan respondent menjawab secara lisan pula.
Wawancara dilakukan antara guru bidang studi IPA dan siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4. Setiap informan diwawancarai secara terpisah untuk menjaga keobjektifan informasi. Peneliti menghindari wawancara yang bersifat formal karena akan membuat suasana mejadi kaku. Hal ini dilakukan karena informan yang diwawancarai sebagian adalah siswa SD.


4.      Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa dengan melihat dokumentasi yang ada dalam sekolah. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama dan nomor induk siswa, silabus IPA, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA kelas VB SD Negeri Gemolong 4.

F.      Instrumen Penelitian
1.      Definisi Operasional Istilah
a.       Hasil Belajar IPA
Peningkatan hasil belajar IPA dan mengubah aktivitas belajar IPA menjadi lebih aktif dan paham akan materi yang yang disampaikan, untuk tujuan tertentu yaitu hasil belajar IPA. Hasil belajar ini berkaitan dengan perhatian siswa terhadap pembelajaran IPA, keaktifan bertanya atau menyampaikan pendapat terhadap materi yang diterima dan kemandirian dalam mengerjakan soal latihan dan pekerjaan rumah.
b.      Question Student Have
Question Student Have adalah strategi yang sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran yang kurang aktif. Strategi ini menekankan pada kemampuan siswa dalam menggali pertanyaan. Dengan menggunakan strategi ini guru dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat pertanyan secara tertulis tanpa harus berbicara didepan teman-temannya, sehingga siswa merasa bebas dan tidak malu dalam bertanya atau mengeluarkan pendapat.

2.      Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrument penelitian, dilakukan oleh peneliti bersama mitra guru mata pelajaran IPA dengan menjaga validitas isi berdasarkan cara dan tujuan. Pengembangan instrumen dilakukan melalui observasi dengan pedoman sebagai berikut:
a.    Observasi tindak mengajar.
b.   Observasi tindak mengajar yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran  IPA difokuskan pada tiga hal, yaitu:
1)      Memperhatikan penjelasan guru.
2)      Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.
3)      Megerjakan soal latihan yang diberikan guru.
c.    Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tercapai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa instrumen sebagai berikut:

a.       Lembar Observasi
Untuk melakukan tindakan kelas, peneliti perlu menyusun penelitian yang dikembangkan bersama guru. Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipasif penuh. Observasi partisipasif adalah suatu metode observasi yang pengamatnya ikut ambil bagian dalam kegiatan objeknya. Keterlibatan observer pada aktivitas observee dalam bentuk kegiatan dibedakan menjadi partisipasif sebagian (partial partisipasif) dan partisipasif penuh (full partisipasif).
Partisipasif sebagian artinya suatu proses kegiatan berantai, observer hanya mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk dilakukan pengamatan. Sedangkan partisipasif penuh artinya pengamat selalu ambil bagian dengan melibatkan di dalamnya dari serangkaian proses tanpa membedakan mana momen-momen yang dianggap penting dan kurang penting. Metode ini bertujuan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung saat kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kegiatan observasi ini sesuai dengan pedoman observasi yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu observasi tindak mengajar yang disampaikan dengan rencana pembelajaran, observasi tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan reaksi siswa dalam pembelajaran IPA, dan keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindakan mengajar maupun tindakan belajar yang belum terjaring.
b.      Soal Tes
Soal tes dibuat sebagai alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Tes dilakukan pada saat sesudah pembelajaran dilaksanakan.

3.      Validitas Instrumen
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini uji validitas yang akan digunakan adalah teknik triangulasi.
Menurut Sugiyono, (2008: 330) Triangulasi dalam teknik pengumpulan data ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2008 : 373 ). Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.


G.      Indikator Pencapaian
Dalam penelitian ini dapat diketahui tingkat keberhasilan berdasarkan adanya peningkatan hasil belajar siswa minimal mencapai nilai > 70 dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan strategi Question Student Have.