BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada
masa sekarang ini memerlukan adanya pembaruan dibidang strategi pembelajaran
dan peningkatan relevansi pendidikan. Strategi pembelajaran dikatakan relevan
jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Sehingga untuk
mengantisipasi kelemahan pembelajaran konvensional, maka diupayakan metode
pembelajaran yang baik.
|
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk
mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh
tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi
individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu
yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama
dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan
perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar
dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.
Kondisi
riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan
pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung
memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak,
sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Pembelajaran yang
kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan
guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan
pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada
pembelajaran konvensional.
Konsekuensi
dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang
nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian
tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya
ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini
membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelajaran IPA. Siswa diharapkan
benar-benar aktif dalam belajar IPA, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa
tentang materi pelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk dipahami dan
diingat apabila disajikan melalui langkah-langkah dan prosedur yang tepat,
jelas, menarik, efektif dan efesien.
Seorang guru bertugas untuk menyajikan sebuah
pelajaran dengan tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien. Hal ini dilakukan
dengan terlebih dahulu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang
tepat. Para guru terus berusaha menyusun dan
menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan
bersemangat dalam belajar IPA. Salah satunya adalah menerapkan strategi
pembelajaran yaitu strategi Question Student Have.
Keberhasilan
proses pembelajaran pada
pembelajaran IPA di kelas VB semester genap di SD Negeri Gemolong
4 tahun ajaran 2010/2011 dapat diukur dengan keberhasilan siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari
tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin
tinggi pemahaman dan pengusaan materi serta prestasi belajar IPA semakin tinggi pula tingkat hasil
belajar siswa. Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA yang dicapai siswa masih rendah. Dari hasil observasi yang
dilakukan menunjukan bahwa hasil belajar belum berhasil, hanya sedikit anak
yang menunjukan nilai > 70. Kemampuan untuk bertanya dan sikap kritis
terhadap pelajaran masih kurang, serta pembelajaran masih konvensional bersifat teacher centered, yaitu cenderung
dikuasai oleh guru. Dari hasil di atas dirasa belum maksimal dalam
pencapaian hasil belajar yang diinginkan.
Salah satu cara untuk
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan strategi pembelajaran yang
bervariasi. Salah satu strategi yang digunakan adalah Question Student
Have (pertanyaan dari siswa) yaitu cara yang mudah untuk
mempelajari sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi melalui tulisan dari
pada percakapan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul
“PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION
STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NEGERI
GEMOLONG 4 TAHUN AJARAN 2010/2011”.
B. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perkembangan permasalahan yang
terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah, meliputi:
1.
Subyek Penelitian
Subyek
penelitian adalah guru dan siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran
2010/2011.
2.
Obyek Penelitian
Obyek
penelitian adalah pembelajaran yang menggunakan strategi Question
Student Have.
3.
Parameter yang diukur adalah hasil belajar IPA dengan
ranah kognitif dan afektif.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas
maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penggunaan
strategi pembelajaran Question Student
Have dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VB SD
Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011?”
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi
pembelajaran Question Student Have
siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
:
1.
Manfaat Teoritis
Menambah wawasan keilmuan bagi penulis terhadap strategi
pembelajaran Question Student Have dan
pengarunya pada hasil belajar siswa.
2.
Manfaat Praktis
a.
Bagi Guru
Memberikan
masukan kepada seorang guru atau calon guru dalam menggunakan metode
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b.
Bagi Siswa
1)
Dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang
telah disampaikan guru.
2)
Terbiasa dan berani untuk mengajukan dan menjawab
pertanyaan.
3)
Terbiasa untuk belajar kritis.
c.
Bagi Sekolah
Memberikan
sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran
guna meningkatkan hasil belajar siswa.
BAB II
|
Pada bab ini
akan dikemukakan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka
pemikiran dan hipotesis. Kajian penelitian yang relevan merupakan uraian
sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti
terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian
teori yang akan dipaparkan adalah peningkatan hasil belajar melalui strategi Question Student Have. Kerangka pemikiran berisi konsep yang akan
digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis
dan hasil penelitian yang telah dilakukan.
A. Kajian Teori
Tinjauan
teori yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel
penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta
didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya,
baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor
eksternal yang datang dari lingkungan.
|
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah
mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi
peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes, proses,
dan post test. (Mulyasa, 2006: 100)
Jadi, pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, yaitu mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Pembelajaran
mempunyai dua karakteristik yaitu :
a. Dalam proses pembelajaran melibatkan
proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar
mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses
berfikir.
b. Dalam pembelajaran membangun suasana
dialogis dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan berfikir siswa,
yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk
memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. (Syaiful Sagala, 2006:
63)
2. Strategi Pembelajaan
Menurut Syaiful Bahri (2002: 5) dalam Surtikanti, dkk (2007: 28)
strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam
usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar
mengajar, strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik
dalam pewujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.
Sedangkan menurut Gropper dalam Hamzah (2007: 1) strategi adalah pemilihan
atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai.
Depdiknas, 2008 (dalam http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf) diakses pada tanggal 13 Desember 2010 menyatakan
bahwa Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.
Menurut Surtikanti, dkk (2007: 32) Beberapa komponen Strategi
Belajar Mengajar diantaranya:
a. Tujuan
Tujuan yang dimaksud
adalah tujuan pembelajaran yang terpenting, karena jenis strategi yang akan
dikembangkan dalam proses pembelajaran fungsinya untuk “memberi kemudahan”
peserta didik dalam mencapai kompetensi.
b. Guru
Guru merupakan faktor yang
menentukan dalam pemilihan dan menggunakan strategi pembelajaran. Selain itu
masih ada faktor lain yang harus diperhatikan, yaitu faktor yang melekat pada
diri seorang guru itu sendiri. Suryobroto (1987) dalam Surtikanti, dkk (2007:
33) menyebutkan 7 faktor yang ada pada diri seorang guru diantarnya: (1) Sikap
terbuka, (2) Penguasaan bahan, (3) Penguasaan kelas, (4) Cara berbicara, (5)
Kepribadian, (6) Cara menciptakan suasana kelas, (7) Memperhatikan prinsip
individualitas.
c. Peserta
didik
Peserta didik merupakan
subyek belajar yang digunakan sebagai pusat segala kegiatan pembelajaran.
d. Materi
Materi harus dipahami dari
segala jenisnya. Dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis: (1) Konsep: Suatu ide
atau gagasan atau suatu pengertian yang umum, (2) Prinsip: Suatu kebenaran
dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau suatu petunjuk untuk
berbuat/melakukan sesuatu, (3) Fakta: Sesuatu yang terjadi atau yang telah
dikerjakan/dialami, (4) Proses: Serangkaian perubahan atau gerakan-gerakan, (5)
Nilai: Suatu pola, ukuran, atau tipe atau model, (6) Keterampilan: Kemampuan
berbuat sesuatu dengan baik.
e. Media
Media adalah: alat, metode
dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah.
f. Lingkungan
Pada saat seorang guru
memilih strategi pembelajaran yaitu harus diikuti dengan penyediaan lingkungan
pendukung.
3. Strategi Question Student Have
a.
Pengertian Question Student Have
Question student have merupakan teknik yang tidak
menakutkan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa.
Tehnik ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi siswa secara
tertulis. (Hisyam Zaini dkk, 2007: 17)
b.
Langkah-langkah strategi Question Student Have:
1) Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran
kartu pos) kepada siswa.
2) Minta setiap siswa untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah
disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
3) Setelah semua selesai membuat pertanyaan,
putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya
dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan
mengenai pembaca.
4) Saat kartu kembali kepada penulisnya,
setiap peserta akan telah memeriksa seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Poin
ini mengidentifikasi pertanyaan yang memperoleh suara terbanyak.
Jawab
masing-masing pertanyaan tersebut dengan:
i. Jawaban langsung atau berikan jawaban yang
berarti
ii. Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat
atau
iii. Pertanyaan tersebut tidak menunjukkan
suatu pertanyaan.
5) Panggil beberapa peserta berbagi
pertanyaan secara sukarela, sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
6) Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut
mungkin berisi pertanyaan yang mana anda mungkin menjawabnya dipertemuan
berikutnya.
Apabila dalam pelaksanaanya
terdapat suatu kendala maka dapat diberikan variasi sebagai berikut:
i.
Jika
kelas terlalu besar dan memakan waktu saat anda memberikan kartu pada kelompok,
buatlah kelas menjadi sub-kelompok dan ikuti instruksi yang sama. Atau
kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu
pertanyaan.
ii.
Meskipun
meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka
mengenai kelas, topik yang akan anda bahas, atau alasan dasar untuk partisipasi
kelas yang akan mereka amati.
c. Alasan Pemilihan Strategi Pembelajaran Question Student Have
Menurut Hartono,
(dalam http://lehawir.blogspot.com/2010/10/
berbagi-ilmu-proposal-question-students.html) diakses pada tanggal 7 Februari 2011 menyatakan
bahwa “model question student have digunakan untuk mempelajari tentang
keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi
yang mereka miliki”. Model ini menggunakan
sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini
sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan,
keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.
d. Kelebihan dan Kekurangan
Hartono, (dalam
http://lehawir.blogspot.com/2010/10/
berbagi-ilmu-proposal-question-students.html) diakses pada tanggal 7 Februari 2011 strategi pembelajaran Question Students Have Strategy mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
1)
Kelebihan strategi pembelajaran Question Students Have yaitu:
a)
Pelaksanaan proses
pembelajaran ditekankan pada keaktifan belajar siswa dan keaktifan guru dalam
menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi siswa.
b)
Siswa termotivasi dalam
belajar dan siswa akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi
yang diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
c)
Mendapat partisipasi siswa
melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa yang kurang berani
mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan melalui percakapan.
d)
Siswa tidak hanya
mendengarkan tetapi perlu membaca, menulis, berdiskusi dan mendorong siswa
untuk berfikir dalam memecahkan suatu soal dan menilai penguasaan siswa tentang
bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa sehingga akan menimbulkan keinginan
untuk mempelajarinya juga menarik perhatian siswa dalam belajar.
e)
Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses
pembelajaran, memperkuat dan memperlancar stimulus respon siswa, sehingga
pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri
siswa.
f)
Guru lebih mengetahui dimana
letak ketidakpahaman siswa, karena semua siswa sudah mengajukan pertanyaan dan
akan didiskusikan.
2)
Kelemahan strategi pembelajaran Question Students Have yaitu:
a)
Memakan waktu yang banyak.
b)
Tidak semua materi pelajaran
bisa digunakan strategi pembelajaran Question Students Have, misalnya: pada materi
pelajaran singkat karena tidak terlalu banyak pertanyaan yang akan diajukan
siswa.
4. Meningkatkan Hasil Belajar IPA
a.
Meningkatkan
Pada
penelitian ini yang dimaksudkan meningkatkan adalah usaha untuk menjadikan
lebih baik sesuai dengan kondisi yang dapat diciptakan melalui pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada pelajaran IPA guna meningkatkan
hasil belajar siswa.
b.
Belajar
Slametto (1988: 2) dalam Abdul Hadis (2006: 60)
belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman
individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Skinner (1985) dalam Bimo Walgito (2004: 166)
memberikan definisi belajar “Learning is
a process of progressive bevahior adaptation” artinya bahwa belajar itu
merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progressif. Berarti
bahwa sebagai akibat dari belajar ialah adanya tendensi ke arah yang lebih
sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Berdasarkan pengertian belajar yang telah disebutkan
di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi
sebagai buah dari kegiatan belajar yang diperoleh oleh peserta didik melalui
proses pembelajaran di kelas. Proses perubahan perilaku dapat ditujukkan oleh
peserta didik menjadi tahu, menjadi terampil, menjadi berbudi, dan menjadi
manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya sebelum bertindak dan mengambil
keputusan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut ahli psikologis pendidikan, yaitu
ciri-ciri suatu perubahan perilaku berupa: (1) perubahan yang terjadi secara
sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinyu, (3) perubahan dalam
belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat
sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan (6)
perubahan mencakup seluruh aspek perilaku. (Slametto, 2006: 61)
Menurut Slametto (2006: 62-63), jenis-jenis belajar
diantaranya yaitu:
1)
Belajar bagian yaitu peserta didik belajar dengan
membagi-bagi materi pelajaran ke dalam bagian-bagian agar mudah dipelajari
untuk memahami makna materi pelajaran secara keseluruhan.
2)
Belajar dengan wawasan ialah belajar yang berdasar pada
teori wawasan yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses mereorganisasikan
pola-pola perilaku yang terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada
hubungannya dengan dengan penyelesaian suatu persoalan.
3)
Belajar deskriminatif diartikan sebagai suatu usaha
untuk memilih beberapa sifat situasi rangsangan dan kemudian menjadikannya
sebagai pedoman dalam berperilaku.
4)
Belajar secara global/keseluruhan yaitu individu
mempelajari keseluruhan bahan pelajaran lalu dipelajari secara berulang untuk
dikuasai.
5)
Belajar insidental yaitu proses yang terjadi secara
sewaktu-waktu tanpa ada petunjuk yang diberikan oleh guru sebelumnya.
6)
Belajar instrumental ialah proses belajar yang terjadi
karena adanya hukuman dan hadiah dari guru sebagai alat untuk menyukseskan
aktivitas belajar peserta didik.
7)
Belajar intensional ialah belajar yang memiliki arah,
tujuan, dan petunjuk yang dijelaskan oleh guru.
8)
Belajar laten yaitu belajar yang ditandai dengan
perubahan-perubahan perilaku yang terlihat tidak terjadi dengan segera.
9)
Belajar mental yaitu perubahan kemungkinan tingkah laku
yang terjadi pada individu tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa
perubahan proses kognitif dari bahan yang dipelajar.
10)
Belajar produktif yaitu belajar dengan transfer maksimum.
11)
Belajar verbal ialah belajar dengan materi verbal
dengan melalui proses latihan dan proses ingatan.
c.
Hasil Belajar
Hakikat hasil belajar menurut Mulyono Abdurrahman
(2003: 37-38) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan
belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang
berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatip menetap.
Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran
atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh
guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
Menurut Benjamin S. Bloom (1966: 7) dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 38) ada tiga ranah (domain)
hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut A. J. Romiszowski (1981: 217) dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 38) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem berupa bermacam-macam informasi dan keluarannya
adalah perbuatan atau kinerja (performance).
Menurut John M. Keller (1983: 391) dalam Mulyono
Abdurrahman (2003: 38-39) hasil belajar sebagai keluaran dari sistem pemrosesan
berbagai masukan yang berupa informasi. Berbagai masukan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs) dan kelompok masukan
yang berasal dari lingkungan (environmental
inputs).
Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38-39), masukan
pribadi terdiri dari empat macam, yaitu
(1) motivasi atau nilai-nilai, (2) harapan untuk berhasil (expectancy), (3) inteligensi dan penguasaan awal, (4) evaluasi
kognitif terhadap kewajaran atau keadilan konsekuensi. Kemudian masukan yang
berasal dari lingkungan terdiri dari tiga macam, yaitu (1) rancangan dan
pengelolaan motivasional, (2) rancangan dan pengelolaan kegiatan belajar, dan
(3) rancangan dan pengelolaan ulangan penguatan (reinforcement).
Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 39),
hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha
adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar.
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa antara lain:
a) faktor yang bersumber dari dalam dirinya
sendiri (internal), yang meliputi: (1) ketahanan fisik (tahan lama belajar, mudah
lelah, mudah mengantuk), (2) kesehatan fisik (fisik dalam keadaan sehat, fisik
tidak/kurang sehat, sakit), (3) kelelahan fisik (terlalu lama bekerja/belajar
sehingga fisiknya lelah), (4) kesempurnaan fungsi-fungsi pancaindera (terutama
penglihatan, pendengaran), (5) cacat anggota fisik (bawaan maupun karena
kecelakaan/musibah).
faktor psikologis yang meliputi: (1) tinggi
rendahnya rasa ingin tahu, (2) minat terhadap apa yang dipelajari, (3) bakat
sebagai kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir, (4) kecerdasan /inteligensi,
(5) motivasi, (6) ingatan, (7) perasaan, emosi, emosional.
b) faktor yang bersumber dari luar dirinya
(eksternal), yang meliputi:
Faktor sosial, yaitu faktor manusia baik secara
langsung maupun tidak langsung. Manusia secara langsung atau tidak langsung
dipengaruhi oleh manusia lain, karena manusia butuh dan dibutuhkan kehadirannya
dengan orang lain. Demikian pula dalam aktivitas belajar, si pelajar tidak
dapat lepas hubungannya dengan orang lain. Pengaruh ini sangat kuat, apalagi
jika pelajar itu sangat intim dalam kelompoknya. Pada dasarnya faktor sosial
ini mencakup 3 lingkungan: (1) lingkungan dalam keluarga, (2) lingkungan
sekolah dan, (3) lingkungan masyarakat (pergaulan). Interaksi dan komunikasi
antar individu dalam ketiga lingkungan ini mempunyai pengaruh terhadap perilaku
dan aktivitas belajar anak.
Faktor non sosial antara lain meliputi: fasilitas
belajar di rumah, fasilitas pembelajaran disekolah, mas media baik cetak maupun
elektronik, cuaca/iklim, dan lain-lain. (Sri Hartini, dkk 2008: 62)
2) Fungsi hasil belajar
Menurut Sri Hartini, dkk
(2008: 78). Memberikan informasi untuk membantu guru dalam: 1) Menilai
readiness siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. 2) Mengetahui status
siswa di dalam kelasnya. 3) Menempatkan siswa dalam suatu kelompok. 4) Usaha
memperbaiki metode belajar dan mengajarnya. 5) Memberikan pengajaran perbaikan
maupun pengayaan.
d. Pengertian IPA
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) secara sederhana IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan
yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Dari definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa IPA meliputi 3 hal yaitu: produk, proses, sikap ilmiah.
1) produk IPA yaitu berupa: fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. 2) proses
IPA atau metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh
hasil-hasil IPA atau produk IPA. 3) nilai dan sikap ilmiah yaitu semua tingkah
laku yang diperlukan selama melakukan proses IPA sehingga diperoleh hasil IPA.
(Anonim, 2008: 3)
Menurut
Suyoso (1998: 23) dalam (http://juhji-science-sd.blogspot.com/2008/07/pengertian-pendidikan-ipa-dan.html) diakses pada tanggal 13 Desember 2010
sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan
dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu
teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.
Jadi pembelajaran IPA merupakan suatu proses kegiatan
belajar yang telah direncanakan untuk mempelajari segala sesuatu tentang
gelaja-gejala alam yang berhubungan dengan kehidupan. Dalam pembelajaran
tersebut ada interaksi guru sebagai pengajar dan siswa sebagai obyek belajar.
e.
Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam kurikulum 2006 disebutkan bahwa tujuan pembelajaran
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut:
1) Memperoleh
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan dan masyarakat.
4) Mengembangkan
keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan
membuat keputusan.
5) Meningkatkan
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam.
6) Meningkatkan
kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh
bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan
pendidikan ke SMP/MTs (Depdiknas, 2006: 485).
f.
Cahaya dan Sifat-sifatnya.
1) Cahaya
dan Sumber Cahaya.
Cahaya merupakan salah
satu bentuk energi yang banyak manfaatnya. Cahaya dapat berasal dari matahari,
lampu, senter, atau lainnya. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut
sumber cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi adalah matahari. Menurut
fisikawan James Clerk Maxwell (1831-1879),
cahaya adalah: rambatan gelombang
yang dihasilkan oleh gabungan medan listrik dan medan magnet. Gelombang
yang dihasilkan dari gabungan medan listrik dan medan magnet tersebut
disebut gelombang elektromagnetik.
Cahaya dibedakan
menjadi 2, yaitu: cahaya tampak cahaya tidak tampak. Cahaya tampak adalah
cahaya putih yang dapat ditangkap oleh mata kita. Cahaya tak tampak cahaya yang
tak dapat dilihat oleh mata kita. Misalnya: sinar X, sinar ultraviolet, sinar
gamma, dan sinar ultraviolet.
2)
Sifat-sifat Cahaya
a.
Cahaya Merambat Lurus.
b.
Cahaya Menembus Benda Bening.
c.
Cahaya Dapat Dipantulkan.
d.
Cahaya Dapat Dibiaskan.
3)
Cahaya Putih Terdiri Dari Berbagai Warna.
Pelangi memiliki macam-macam warna.
Sebenarnya warna pelangi merupakan cahaya putih matahari yang dibiaskan oleh
titik-titik air. Urutan warna pelangi:
merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
(Tim Bina Karya Guru, 2006: 164-188 )
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian dapat
mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam
mengadakan penelitian. Dalam
penelitian ini, digunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang
berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang
dilakukan oleh Sumaryati (2009), berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have untuk Meningkatkan
Minat dan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas VIII B SMP N 2 Sukodono Sragen
Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian diawali dengan proses KBM dan diakhiri
postes pada setiap siklus I (ranah kognitif ) sebesar 6,85. Rata nilai siklus
II (ranah kognitif sebesar 8,15). Hasil angket minat siswa didapat hasil 6
siswa termasuk kriteria sangat berminat dan 34 siswa berminat. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Question Student Have efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan
membuat siswa berminat mengikuti pelajaran Biologi yang dilakukan pada siswa
kelas VIII B SMP Negeri 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009.
Kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Raditya Ardi Nugroho (2010), bejudul “Studi Komparasi
Strategi Pembelajaran Question Student
Have dan Strategi Pembelajaran Jigsaw
pada Prestasi Belajar IPS Ekonomi Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta
Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
prestasi belajar siswa melalui metode Question
Student Have lebih besar dari nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa
melalui metode jigsaw yaitu 73,080 > 66,500. Dengan demikian terdapat
perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan strategi Question Student Have dengan strategi Jigsaw.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Efi
Isnaini (2008), berjudul ”Perbandingan antara Pembelajaran Strategi Question Student Have dengan Strategi Every One Is A Teacher Here Terhadap Hasil
Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ceper Klaten Tahun Ajaran 2006/2007”. Data
hasil belajar biologi menggunakan nilai raport semester I dan nilai post tes,
kemudian dianalisis menggunakan uji-t, hasil analisis data menunjukkan bahwa
ada perbedaan hasil belajar biologi yang menggunakan pembelajaran strategi Questions Students Have dengan
pembelajaran strategi Everyone is a
Teacher Here pada siswa kelas VIII SMP N I Ceper Klaten dengan nilai
rata-rata pada pembelajaran strategi Questions
Students Have sebesar 61,975 dan SD sebesar 8,954 dan nilai rata-rata pada
pembelajaran strategi Everyone is a
Teacher Here sebesar 76,811 dan SD sebesar 11,276 sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran
strategi Questions Students Have
dengan strategi Everyone is a Teacher
Here pada siswa kelas VIII SMP N I Ceper Klaten Tahun Pelajaran 2006/2007.
Berdasarkan hasil
penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa dari berbagai strategi
pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu peneliti
menggunakan metode pembelajaran strategi
Question Student Have yang merupakan salah satu faktor yang
sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa SD. Oleh karena itu, sangat beralasan
jika diadakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui apakah ada peningkatan
hasl belajar melalui Strategi Question Student Have dalam proses
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang materi Cahaya dan
Sifat-sifatnya di kelas VB SD Negeri Gemolong 4.
Adapun
persamaan dan perbedaan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dengan
penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Table 1. 1
Persamaan dan
Perbedaan Penelitian
No
|
Peneliti
|
Variabel
|
|||||
Question
Student Have
|
Minat
Belajar
|
Hasil
Belajar
|
Prestasi
Belajar
|
Everyone
is a Teacher Here
|
Jig
saw
|
||
1
|
Sumaryati
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
2
|
Raditya
|
√
|
|
|
√
|
|
√
|
3
|
Efi
|
√
|
|
√
|
|
√
|
|
4
|
Yunita
|
√
|
|
√
|
|
|
|
Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, menunjukkan
bahwa pemberian tindakan-tindakan pembelajaran yang efektif dan penggunaan
strategi pembelajaran yang sesuai dapat membantu siswa dalam keberhasilan
belajarnya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas peneliti merasa perlu untuk
mengembangkan penelitian tentang peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran
IPA melalui strategi Question Student Have.
Penelitian
di atas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Dalam penelitian ini
lebih menekankan pada penggunakan strategi Question Student Have pada siswa kelas VB semester genap SD Negeri
Gemolong 4 Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk
mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok
permasalahan maka kerangka berpikir dituliskan dalam sebuah skema agar peneliti
mempunyai gambaran yang jelas dalam penelitian. Adapun skema tersebut dapat
dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka
dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan Strategi pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan
hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun
ajaran 2010/2011.
BAB III
|
A. Tempat (Setting) dan Waktu Penelitian
- Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
Negeri Gemolong 4, yang beralamat di Jalan raya Solo - Purwodadi km. 21,
Sidodadi, Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. 57274. Sekolah ini memiliki tujuh kelas yaitu:
kelas I, II, III, IV, VA, VB, VI. Dalam penelitian ini memakai kelas V B yang
jumlah siswanya ada 22 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan. Pemilihan sekolah sebagai tempat penelitian didasari oleh alasan
bahwa disana terdapat permasalahan yang akan diteliti.
- Waktu penelitian
Adapun rincian waktu penelitian
terjadwal pada tabel berikut:
Tabel
3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Kegiatan
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
|||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
Perencanaan
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pelaksanaan
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Analisis data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
|
|
|
Pelaporan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
√
|
√
|
√
|
√
|
|
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan peneliti.
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini tidak cukup hanya
dilakukan satu kali tindakan. Penelitian ini dilakukan lebih dari satu siklus
agar ada perbaikan dari siklus sebelumnya.
Rubino Rubianto (2009: 108) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas
adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) menjelaskan kata Penelitian Tindakan
Kelas dari frasa/unsur kata pembentuknya ialah penelitian, tindakan, kelas. Penelitian
menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Kata tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk
siswa. Kata kelas mengacu pada pengertian yang spesifik, ialah sekelompok siswa
yang dalam waktu sama menerima pelajaran dari guru yang sama. Kelas bukan wujud
ruangan tempat guru mengajar, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang
belajar.
C. Prosedur Penelitian
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan
kelas yang berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur
yang dinilai paling efektif, sehingga memungkinkan adanya tindakan yang
berulang-ulang dengan revisi untuk menelaah sejauh mana dampak perlakuan dalam
rangka mengubah, memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap
perilaku yang sedang diteliti. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
menghasilkan strategi pembelajaran IPA yang efektif dan menjamin diperolehnya
manfaat yang baik. Anggota tim peneliti terlibat dalam rangkaian sejak 1)
Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan
Monitoring, 5) Refleksi, 6) Evaluasi, 7) Penyimpulan.
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus
perlakuan pembelajaran IPA diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut:
|
|
Gb. 4.1 Proses Penelitian Tindakan
Sumber : Modifikasi sari
Kemmis dan MC Taggart dalam Rubino Rubiyanto (2009: 120)
Penjelasan
terhadap gambar adalah:
1. Dialog
awal
Dialog awal ini dilakukan dengan harapan peneliti dapat
mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung
yang meliputi nilai hasil belajar dan pemahaman siswa dalam proses belajar
mengajar.
2.
Perencanaan Tindakan
Hasil dialog awal diharapkan membawa kesadaran pentingnya meningkatkan
hasil belajar dan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA khususnya.
Langkah-langkah persiapan untuk mengadakan tindakan terdiri dari :
a.
Identifikasi masalah dan penyebabnya.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas selama ini sebagian besar siswa
kelas VB SD Negeri Gemolong 4 malas mengajukan pertanyaan, mengerjakan
soal-soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan
menyanggah atau menyetujui ide teman.
Peneliti
merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya meningkatkan nilai hasil belajar dan pemahaman materi
pelajaran IPA yang diberikan melalui Strategi Question student Have.
Tindakan yang ditawarkan pada identifikasi masalah antara lain dengan tes yang
diberikan pada saat tindakan kelas, sehingga dapat mengidentifikasi materi yang
dirasa sulit bagi siswa.
b.
Identifikasi siswa
Proses
identifiakasi siswa dilakukan untuk menemukan siswa yang aktif atau yang pasif
dalam belajar melalui rangkaian kegiatan pengumpulan data yang mengacu pada
dokumen hasil tes yang diberikan pada saat dilaksanakan tindakan.
c.
Perencanaan solusi masalah
Solusi
yang ditawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA adalah
menggunakan strategi pembelajaran Question
student Have.
3.
Pelaksanaan Tindakan
Tindakan
dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan
oleh rencana suatu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi
dalam situasi nyata, oleh kerenanya rencana tindakan harus bersifat sementara
dan fleksibel serta siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi dalam
proses pelaksanaan di lapangan sebagai usaha menuju perbaikan. Pelaksanaan
tindakan dilakukan selama dua minggu terbagi dalam tiga putaran.
Tahap
pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran pada materi Cahaya dan
Sifat-sifatnya melalui strategi Question Student Have. Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan
siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi di dalam proses pelaksanaan di
lapangan.
Pada tahap ini
implementasi tindakan direncanakan selama dua minggu dengan melaksanakan
tiga siklus.
a.
Siklus I
1)
Perencanaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2)
Tindakan I
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Bagi
siswa menjadi beberapa kelompok.
b)
Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu
pos) kepada siswa.
c)
Minta setiap siswa untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah
disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)
Setelah semua selesai membuat pertanyaan,
putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya
dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan
mengenai pembaca.
e)
Kumpulkan
kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)
Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan
menggunakan lembar observasi.
4)
Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
b.
Siklus II
1)
Perencanaan
Membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan melihat kekurangan siklus
I.
2)
Tindakan II
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a) Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b) Bagikan
potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c) Minta
setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d) Setelah
semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia
(pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila
kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e) Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan
waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)
Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan
menggunakan lembar observasi.
4)
Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
c.
Siklus III
1)
Perencanaan
Membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan melihat kekurangan siklus
II.
2)
Tindakan III
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a) Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b) Bagikan
potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c) Minta
setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan
materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d) Setelah
semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia
(pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila
kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e) Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan
waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)
Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan
menggunakan lembar observasi.
4)
Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
4.
Observasi
dan Monitoring
Observasi
berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan terkait. Observasi yang cermat
dibutuhkan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realistis, dan
semua kendala tersebut belum pernah dilihat dengan jelas pada waktu lalu.
Observasi ini bersifat responsif, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal
yang tak terduga. Peneliti tindakan selalu menyediakan jurnal untuk mencatat
hal-hal yang luput dari observasi dalam kategori observasi yang ada. Saat
melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan,
keadaan dan kendala tindakan.
Kegiatan ini
dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang dibekali dengan pedoman observasi.
Waktu pelaksanaan observasi disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPA di
kelas VB SD Negeri Gemolong 4.
5. Refleksi
Refleksi
dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah upaya untuk mengkaji yang telah
dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian
dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk
menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Dengan
kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan
pencapaian tujuan sementara.
6. Evaluasi
Evaluasi
belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan
pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau
pengukuran belajar dan pembelajaran. Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk
mengkaji hasil perencanaan, observasi dan refleksi penelitian pada setiap
pelaksnaan. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti untuk menyusun jawaban
terhadap tujuan penelitian.
7. Penyimpulan
Penyimpulan
merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam
bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari
penelitian tersebut berupa peningkatan hasil belajar dan pemahaman dalam
pembelajaran.
D. Jenis Data
Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif menurut Rubino
Rubiyanto (2009: 51) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang
menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang yang diamati.
Pada penelitian ini data dianalisis sejak tindakan
pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses
penyusunan laporan. Teknik analisis data yang digunakan diarahkan untuk
menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Karena Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas
maka termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Teknik analisis yang digunakan
biasanya melalui tiga tahap, yaitu:
1.
Reduksi data
Reduksi
data adalah proses penyederhanaan data, diakukan dengan seleksi, pemfokusan dan
mengabstrasikan data mentah menjadi informasi bermakna. Dalam hal ini peneliti
memilih hal–hal yang penting dan membuang yang tidak perlu. Kegiatan ini mulai
dilakukan ketika setiap tindakan dilaksanakan.
2.
Paparan data
Paparan data adalah proses
penampilan data secara sederhana berbentuk naratif. Paparan data dilakukan
setelah peneliti mereduksi data. Penyajian data pada penelitian ini dilakukan
dalam bentuk uraian singkat. Adanya penyajian data akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi.
3.
Penyimpulan
Penyimpulan
adalah proses pengambilan intisari, dan sajian data yang telah terorganisir
dalam bentuk narasi kalimat padat yang mengandung isi luas.
Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan secara bertahap
untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan
teknik pengamatan (observasi), tes, wawancara dan dokumentasi.
1. Metode Observasi / Pengamatan
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung
terhadap objek yang diteliti. Margono (2007: 158) dalam Rubino Rubiyanto (2009:
75) mendefinisikan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemik
terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian.
Observasi dijadikan
sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di
kelas. Sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat
dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat
obyektif dalam melukiskan aspek – aspek kognitif siswa menurut keadaan yang
sebenarnya serta didalam menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau
hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau pribadi siswa.
2. Metode Tes
Tes
adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang
untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa
aspek psikologis di dalam dirinya (Kunandar, 2009: 186). Tes yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk
mengukur pencapaian seseorang setelah mengerjakan sesuatu.
3. Metode Wawancara
Wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 2007: 186). Sedangkan
menurut Rubino Rubiyanto (2009: 73) wawancara adalah cara pengumpulan data
dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya
secara lisan respondent menjawab secara lisan pula.
Wawancara dilakukan antara guru bidang studi IPA dan siswa
kelas VB SD Negeri Gemolong 4. Setiap informan diwawancarai secara terpisah
untuk menjaga keobjektifan informasi. Peneliti menghindari wawancara yang
bersifat formal karena akan membuat suasana mejadi kaku. Hal ini dilakukan karena
informan yang diwawancarai sebagian adalah siswa SD.
4. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau
mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang
diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas
siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa dengan melihat
dokumentasi yang ada dalam sekolah. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah daftar nama dan nomor induk siswa, silabus IPA, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA kelas VB SD
Negeri Gemolong 4.
F. Instrumen Penelitian
1. Definisi Operasional Istilah
a.
Hasil Belajar IPA
Peningkatan hasil belajar IPA dan mengubah aktivitas
belajar IPA menjadi lebih aktif dan paham akan materi yang yang disampaikan,
untuk tujuan tertentu yaitu hasil belajar IPA. Hasil belajar ini berkaitan
dengan perhatian siswa terhadap pembelajaran IPA, keaktifan bertanya atau
menyampaikan pendapat terhadap materi yang diterima dan kemandirian dalam
mengerjakan soal latihan dan pekerjaan rumah.
b.
Question Student Have
Question Student
Have adalah strategi yang sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran
yang kurang aktif. Strategi ini menekankan pada kemampuan siswa dalam menggali
pertanyaan. Dengan menggunakan strategi ini guru dapat memberikan kesempatan
pada siswa untuk membuat pertanyan secara tertulis tanpa harus berbicara
didepan teman-temannya, sehingga siswa merasa bebas dan tidak malu dalam
bertanya atau mengeluarkan pendapat.
2. Pengembangan Instrumen
Pengembangan
instrument penelitian, dilakukan oleh peneliti bersama mitra guru mata
pelajaran IPA dengan menjaga validitas isi berdasarkan cara dan tujuan.
Pengembangan instrumen dilakukan melalui observasi dengan pedoman sebagai
berikut:
a. Observasi tindak mengajar.
b. Observasi tindak mengajar yang berkaitan
dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
IPA difokuskan pada tiga hal, yaitu:
1) Memperhatikan penjelasan guru.
2) Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.
3) Megerjakan soal latihan yang diberikan
guru.
c. Keterangan tambahan yang berkaitan dengan
tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tercapai.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data
digunakan beberapa instrumen sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Untuk melakukan tindakan kelas, peneliti perlu menyusun penelitian yang
dikembangkan bersama guru. Penelitian ini menggunakan metode observasi
partisipasif penuh. Observasi partisipasif adalah suatu metode observasi yang
pengamatnya ikut ambil bagian dalam kegiatan objeknya. Keterlibatan observer
pada aktivitas observee dalam bentuk kegiatan dibedakan menjadi partisipasif
sebagian (partial partisipasif) dan partisipasif penuh (full partisipasif).
Partisipasif sebagian artinya suatu proses kegiatan berantai, observer
hanya mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk dilakukan pengamatan.
Sedangkan partisipasif penuh artinya pengamat selalu ambil bagian dengan
melibatkan di dalamnya dari serangkaian proses tanpa membedakan mana
momen-momen yang dianggap penting dan kurang penting. Metode ini bertujuan
untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung saat kegiatan belajar
mengajar di kelas.
Kegiatan observasi ini sesuai dengan pedoman observasi yang dibagi menjadi tiga
bagian yaitu observasi tindak mengajar yang disampaikan dengan rencana
pembelajaran, observasi tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan
reaksi siswa dalam pembelajaran IPA, dan keterangan tambahan yang berkaitan
dengan tindakan mengajar maupun tindakan belajar yang belum terjaring.
b. Soal Tes
Soal tes dibuat sebagai alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa
terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Tes dilakukan pada saat sesudah
pembelajaran dilaksanakan.
3. Validitas Instrumen
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang
dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara
yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas
merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen. Dalam penelitian ini uji validitas yang akan digunakan adalah teknik
triangulasi.
Menurut Sugiyono, (2008: 330) Triangulasi dalam teknik pengumpulan
data ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono,
2008 : 373 ). Dalam penelitian
ini data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.
G. Indikator Pencapaian
Dalam penelitian ini dapat diketahui tingkat
keberhasilan berdasarkan adanya peningkatan hasil belajar siswa minimal
mencapai nilai > 70 dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan strategi Question Student Have.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar