Sabtu, 22 September 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya pembaruan dibidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi pendidikan. Strategi pembelajaran dikatakan relevan jika mampu mengantarkan siswa mencapai tujuan pendidikan. Sehingga untuk mengantisipasi kelemahan pembelajaran konvensional, maka diupayakan metode pembelajaran yang baik.
1
 
Peningkatan mutu pendidikan merupakan suatu masalah yang menuntut suatu perhatian karena pendidikan memegang peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia. Peningkatan mutu pendidikan dari tahun ke tahun selalu diupayakan baik pendidikan pada tingkat dasar, menengah dan di perguruan tinggi, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dipengaruhi oleh kurikulum, buku pelajaran, media belajar, metode pengajaran, sistem evaluasi. Pembenahan di bidang kurikulum dilaksanakan di segala bidang antara lain: sarana/fasilitas kurikulum maupun pendidik atau guru. Pembenahan metode pembelajaran selalu dilakukan yaitu dengan mencari metode pembelajaran yang tepat sesuai dengan bahan ajar. Di samping itu media pembelajaran dikembangkan untuk memperlancar kegiatan pembelajaran dan memudahkan siswa untuk memahami materi ajar.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan kondisi individu anak karena merekalah yang akan belajar. Anak didik merupakan individu yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan perbedaan-perbedaan individual anak tersebut, sehingga pembelajaran benar-benar dapat merubah kondisi anak dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham serta dari yang berperilaku kurang baik menjadi baik.
Kondisi riil anak seperti ini, selama ini kurang mendapat perhatian di kalangan pendidik. Hal ini terlihat dari perhatian sebagian guru/pendidik yang cenderung memperhatikan kelas secara keseluruhan, tidak perorangan atau kelompok anak, sehingga perbedaan individual kurang mendapat perhatian. Pembelajaran yang kurang memperhatikan perbedaan individual anak dan didasarkan pada keinginan guru, akan sulit untuk dapat mengantarkan anak didik ke arah pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti inilah yang pada umumnya terjadi pada pembelajaran konvensional.
Konsekuensi dari pendekatan pembelajaran seperti ini adalah terjadinya kesenjangan yang nyata antara anak yang cerdas dan anak yang kurang cerdas dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan tidak diperolehnya ketuntasan dalam belajar, sehingga sistem belajar tuntas terabaikan. Hal ini membuktikan terjadinya kegagalan dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelajaran IPA. Siswa diharapkan benar-benar aktif dalam belajar IPA, sehingga akan berdampak pada ingatan siswa tentang materi pelajaran. Suatu konsep akan lebih mudah untuk dipahami dan diingat apabila disajikan melalui langkah-langkah dan prosedur yang tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien.
Seorang guru bertugas untuk menyajikan sebuah pelajaran dengan tepat, jelas, menarik, efektif dan efesien. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu memiliki pendekatan atau strategi pembelajaran yang tepat. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan strategi pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan bersemangat dalam belajar IPA. Salah satunya adalah menerapkan strategi pembelajaran yaitu strategi Question Student Have.
Keberhasilan proses pembelajaran pada pembelajaran IPA di kelas VB semester genap di SD Negeri Gemolong 4 tahun ajaran 2010/2011 dapat diukur dengan keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat pemahaman, penguasaan materi serta prestasi belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman dan pengusaan materi serta prestasi belajar IPA semakin tinggi pula tingkat hasil belajar  siswa. Namun dalam kenyataannya dapat dilihat bahwa hasil belajar IPA yang dicapai siswa masih rendah. Dari hasil observasi yang dilakukan menunjukan bahwa hasil belajar belum berhasil, hanya sedikit anak yang menunjukan nilai > 70. Kemampuan untuk bertanya dan sikap kritis terhadap pelajaran masih kurang, serta pembelajaran masih konvensional bersifat teacher centered, yaitu cenderung dikuasai oleh guru. Dari hasil di atas dirasa belum maksimal dalam pencapaian hasil belajar yang diinginkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan strategi pembelajaran yang bervariasi. Salah satu strategi yang digunakan adalah Question Student Have  (pertanyaan dari siswa) yaitu cara yang mudah untuk mempelajari sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi melalui tulisan dari pada percakapan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 4 TAHUN AJARAN 2010/2011”.

B.     Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perkembangan permasalahan yang terlalu luas, maka perlu adanya pembatasan masalah, meliputi:
1.      Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011.

2.      Obyek Penelitian
      Obyek penelitian adalah pembelajaran yang menggunakan strategi  Question Student Have.
3.      Parameter yang diukur adalah hasil belajar IPA dengan ranah kognitif dan afektif.

C.     Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Apakah penggunaan strategi pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011?”

D.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dengan menggunakan strategi pembelajaran Question Student Have siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun pelajaran 2010/2011.

E.     Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :


1.      Manfaat Teoritis
Menambah wawasan keilmuan bagi penulis terhadap strategi pembelajaran Question Student Have dan pengarunya pada hasil belajar siswa.
2.      Manfaat Praktis
a.       Bagi Guru
                  Memberikan masukan kepada seorang guru atau calon guru dalam menggunakan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b.      Bagi Siswa
1)      Dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan guru.
2)      Terbiasa dan berani untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan.
3)      Terbiasa untuk belajar kritis.
c.       Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa.





BAB II

 
LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dikemukakan kajian teori, kajian penelitian yang relevan, kerangka pemikiran dan hipotesis. Kajian penelitian yang relevan merupakan uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu dan ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Kajian teori yang akan dipaparkan adalah peningkatan hasil belajar melalui strategi Question Student Have. Kerangka pemikiran berisi konsep yang akan digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti, disusun berdasarkan kajian teoritis dan hasil penelitian yang telah dilakukan.

A.     Kajian Teori
Tinjauan teori yang akan dibahas adalah teori-teori yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian yaitu sebagai berikut:
1.      Pembelajaran
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak sekali faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam diri individu, maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan.
7
 
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono (1999: 297) dalam Syaiful Sagala (2006: 62) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal: pre tes, proses, dan post test. (Mulyasa, 2006: 100)
         Jadi, pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, yaitu mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu :
a.       Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir.
b.      Dalam pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan  kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri. (Syaiful Sagala, 2006: 63)

2.      Strategi Pembelajaan
Menurut Syaiful Bahri (2002: 5) dalam Surtikanti, dkk (2007: 28) strategi mempunyai pengertian suatu garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam pewujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.
Sedangkan menurut Gropper dalam Hamzah (2007: 1) strategi adalah pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Depdiknas, 2008 (dalam http://www.teknologipendidikan.net/wp-content/uploads/2009/10/14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf) diakses pada tanggal 13 Desember 2010 menyatakan bahwa Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu.


Menurut Surtikanti, dkk (2007: 32) Beberapa komponen Strategi Belajar Mengajar diantaranya:
a.    Tujuan
Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pembelajaran yang terpenting, karena jenis strategi yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran fungsinya untuk “memberi kemudahan” peserta didik dalam mencapai kompetensi.
b.    Guru
Guru merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan dan menggunakan strategi pembelajaran. Selain itu masih ada faktor lain yang harus diperhatikan, yaitu faktor yang melekat pada diri seorang guru itu sendiri. Suryobroto (1987) dalam Surtikanti, dkk (2007: 33) menyebutkan 7 faktor yang ada pada diri seorang guru diantarnya: (1) Sikap terbuka, (2) Penguasaan bahan, (3) Penguasaan kelas, (4) Cara berbicara, (5) Kepribadian, (6) Cara menciptakan suasana kelas, (7) Memperhatikan prinsip individualitas.
c.    Peserta didik
Peserta didik merupakan subyek belajar yang digunakan sebagai pusat segala kegiatan pembelajaran.
d.    Materi
Materi harus dipahami dari segala jenisnya. Dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis: (1) Konsep: Suatu ide atau gagasan atau suatu pengertian yang umum, (2) Prinsip: Suatu kebenaran dasar sebagai titik tolak untuk berpikir atau suatu petunjuk untuk berbuat/melakukan sesuatu, (3) Fakta: Sesuatu yang terjadi atau yang telah dikerjakan/dialami, (4) Proses: Serangkaian perubahan atau gerakan-gerakan, (5) Nilai: Suatu pola, ukuran, atau tipe atau model, (6) Keterampilan: Kemampuan berbuat sesuatu dengan baik.
e.    Media
Media adalah: alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah.
f.      Lingkungan
Pada saat seorang guru memilih strategi pembelajaran yaitu harus diikuti dengan penyediaan lingkungan pendukung.
3.      Strategi Question Student Have
a.    Pengertian Question Student Have
Question student have merupakan teknik yang tidak menakutkan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan dan harapan siswa. Tehnik ini menggunakan elisitasi dalam memperoleh partisipasi siswa secara tertulis.  (Hisyam Zaini dkk, 2007: 17)
b.    Langkah-langkah strategi Question Student Have:
1)   Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
2)   Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
3)   Setelah semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
4)   Saat kartu kembali kepada penulisnya, setiap peserta akan telah memeriksa seluruh pertanyaan kelompok tersebut. Poin ini mengidentifikasi pertanyaan yang memperoleh suara terbanyak.
Jawab masing-masing pertanyaan tersebut dengan:
                                                     i.     Jawaban langsung atau berikan jawaban yang berarti
                                                    ii.     Menunda pertanyaan sampai waktu yang tepat atau
                                                  iii.     Pertanyaan tersebut tidak menunjukkan suatu pertanyaan.
5)   Panggil beberapa peserta berbagi pertanyaan secara sukarela, sekalipun mereka tidak memperoleh suara terbanyak.
6)   Kumpulkan semua kartu. Kartu tersebut mungkin berisi pertanyaan yang mana anda mungkin menjawabnya dipertemuan berikutnya.
Apabila dalam pelaksanaanya terdapat suatu kendala maka dapat diberikan variasi sebagai berikut:
                                       i.      Jika kelas terlalu besar dan memakan waktu saat anda memberikan kartu pada kelompok, buatlah kelas menjadi sub-kelompok dan ikuti instruksi yang sama. Atau kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
                                     ii.      Meskipun meminta pertanyaan dengan kartu indeks, mintalah peserta menulis harapan mereka mengenai kelas, topik yang akan anda bahas, atau alasan dasar untuk partisipasi kelas yang akan mereka amati.
c.    Alasan Pemilihan Strategi Pembelajaran Question Student Have
Menurut Hartono, (dalam http://lehawir.blogspot.com/2010/10/ berbagi-ilmu-proposal-question-students.html) diakses pada tanggal 7 Februari 2011 menyatakan bahwa “model question student have digunakan untuk mempelajari tentang keinginan dan harapan anak didik sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki”. Model ini menggunakan sebuah teknik untuk mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan. Hal ini sangat baik digunakan pada siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan dan harapan-harapannya melalui percakapan.






d.    Kelebihan dan Kekurangan
Hartono, (dalam http://lehawir.blogspot.com/2010/10/ berbagi-ilmu-proposal-question-students.html) diakses pada tanggal 7 Februari 2011 strategi pembelajaran Question Students Have Strategy mempunyai kelebihan dan kelemahan sebagai berikut:
1)   Kelebihan strategi pembelajaran Question Students Have yaitu:
a)    Pelaksanaan proses pembelajaran ditekankan pada keaktifan belajar siswa dan keaktifan guru dalam menciptakan lingkungan belajar yang serasi dan menantang pola interaksi siswa.
b)   Siswa termotivasi dalam belajar dan siswa akan mendapat kemudahan dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan karena terjadi timbal balik antara guru dan siswa.
c)    Mendapat partisipasi siswa melalui tulisan, sehingga sangat baik bagi siswa yang kurang berani mengungkapkan pertanyaan, keinginan, dan harapan-harapan melalui percakapan.
d)   Siswa tidak hanya mendengarkan tetapi perlu membaca, menulis, berdiskusi dan mendorong siswa untuk berfikir dalam memecahkan suatu soal dan menilai penguasaan siswa tentang bahan pelajaran, membangkitkan minat siswa sehingga akan menimbulkan keinginan untuk mempelajarinya juga menarik perhatian siswa dalam belajar.
e)    Dapat menjaga perhatian siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran, memperkuat dan memperlancar stimulus respon siswa, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan mampu memberi kesan yang mendalam pada diri siswa.
f)     Guru lebih mengetahui dimana letak ketidakpahaman siswa, karena semua siswa sudah mengajukan pertanyaan dan akan didiskusikan.
2)   Kelemahan strategi pembelajaran Question Students Have yaitu:
a)    Memakan waktu yang banyak.
b)   Tidak semua materi pelajaran bisa digunakan strategi pembelajaran Question Students Have, misalnya: pada materi pelajaran singkat karena tidak terlalu banyak pertanyaan yang akan diajukan siswa.


4.      Meningkatkan Hasil Belajar IPA
a.    Meningkatkan
Pada penelitian ini yang dimaksudkan meningkatkan adalah usaha untuk menjadikan lebih baik sesuai dengan kondisi yang dapat diciptakan melalui pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, khususnya pada pelajaran IPA guna meningkatkan hasil belajar siswa.
b.   Belajar
Slametto (1988: 2) dalam Abdul Hadis (2006: 60) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya.
Skinner (1985) dalam Bimo Walgito (2004: 166) memberikan definisi belajar “Learning is a process of progressive bevahior adaptation” artinya bahwa belajar itu merupakan suatu proses adaptasi perilaku yang bersifat progressif. Berarti bahwa sebagai akibat dari belajar ialah adanya tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari keadaan sebelumnya.
Berdasarkan pengertian belajar yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi sebagai buah dari kegiatan belajar yang diperoleh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas. Proses perubahan perilaku dapat ditujukkan oleh peserta didik menjadi tahu, menjadi terampil, menjadi berbudi, dan menjadi manusia yang mampu menggunakan akal pikirannya sebelum bertindak dan mengambil keputusan untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan menurut ahli psikologis pendidikan, yaitu ciri-ciri suatu perubahan perilaku berupa: (1) perubahan yang terjadi secara sadar, (2) perubahan dalam belajar bersifat kontinyu, (3) perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, (4) perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, (5) perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan (6) perubahan mencakup seluruh aspek perilaku. (Slametto, 2006: 61)
Menurut Slametto (2006: 62-63), jenis-jenis belajar diantaranya yaitu:
1)   Belajar bagian yaitu peserta didik belajar dengan membagi-bagi materi pelajaran ke dalam bagian-bagian agar mudah dipelajari untuk memahami makna materi pelajaran secara keseluruhan.
2)   Belajar dengan wawasan ialah belajar yang berdasar pada teori wawasan yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses mereorganisasikan pola-pola perilaku yang terbentuk menjadi satu tingkah laku yang ada hubungannya dengan dengan penyelesaian suatu persoalan.
3)   Belajar deskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi rangsangan dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam berperilaku.
4)   Belajar secara global/keseluruhan yaitu individu mempelajari keseluruhan bahan pelajaran lalu dipelajari secara berulang untuk dikuasai.
5)   Belajar insidental yaitu proses yang terjadi secara sewaktu-waktu tanpa ada petunjuk yang diberikan oleh guru sebelumnya.
6)   Belajar instrumental ialah proses belajar yang terjadi karena adanya hukuman dan hadiah dari guru sebagai alat untuk menyukseskan aktivitas belajar peserta didik.
7)   Belajar intensional ialah belajar yang memiliki arah, tujuan, dan petunjuk yang dijelaskan oleh guru.
8)   Belajar laten yaitu belajar yang ditandai dengan perubahan-perubahan perilaku yang terlihat tidak terjadi dengan segera.
9)   Belajar mental yaitu perubahan kemungkinan tingkah laku yang terjadi pada individu tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa perubahan proses kognitif dari bahan yang dipelajar.
10)     Belajar produktif yaitu belajar dengan transfer maksimum.
11)     Belajar verbal ialah belajar dengan materi verbal dengan melalui proses latihan dan proses ingatan.
c.    Hasil Belajar
Hakikat hasil belajar menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 37-38) adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatip menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional.
Menurut Benjamin S. Bloom (1966: 7) dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38) ada tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut A. J. Romiszowski (1981: 217) dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38) hasil belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs). Masukan dari sistem berupa bermacam-macam informasi dan keluarannya adalah perbuatan atau kinerja (performance).
Menurut John M. Keller (1983: 391) dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38-39) hasil belajar sebagai keluaran dari sistem pemrosesan berbagai masukan yang berupa informasi. Berbagai masukan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kelompok masukan pribadi (personal inputs) dan kelompok masukan yang berasal dari lingkungan (environmental inputs).
Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 38-39), masukan pribadi terdiri dari empat  macam, yaitu (1) motivasi atau nilai-nilai, (2) harapan untuk berhasil (expectancy), (3) inteligensi dan penguasaan awal, (4) evaluasi kognitif terhadap kewajaran atau keadilan konsekuensi. Kemudian masukan yang berasal dari lingkungan terdiri dari tiga macam, yaitu (1) rancangan dan pengelolaan motivasional, (2) rancangan dan pengelolaan kegiatan belajar, dan (3) rancangan dan pengelolaan ulangan penguatan (reinforcement).

Menurut Keller dalam Mulyono Abdurrahman (2003: 39), hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas-tugas belajar.
1)      Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain:
a)      faktor yang bersumber dari dalam dirinya sendiri (internal), yang meliputi: (1) ketahanan fisik (tahan lama belajar, mudah lelah, mudah mengantuk), (2) kesehatan fisik (fisik dalam keadaan sehat, fisik tidak/kurang sehat, sakit), (3) kelelahan fisik (terlalu lama bekerja/belajar sehingga fisiknya lelah), (4) kesempurnaan fungsi-fungsi pancaindera (terutama penglihatan, pendengaran), (5) cacat anggota fisik (bawaan maupun karena kecelakaan/musibah).
faktor psikologis yang meliputi: (1) tinggi rendahnya rasa ingin tahu, (2) minat terhadap apa yang dipelajari, (3) bakat sebagai kemampuan dasar yang dibawa sejak lahir, (4) kecerdasan /inteligensi, (5) motivasi, (6) ingatan, (7) perasaan, emosi, emosional.
b)      faktor yang bersumber dari luar dirinya (eksternal), yang meliputi:
Faktor sosial, yaitu faktor manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia secara langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh manusia lain, karena manusia butuh dan dibutuhkan kehadirannya dengan orang lain. Demikian pula dalam aktivitas belajar, si pelajar tidak dapat lepas hubungannya dengan orang lain. Pengaruh ini sangat kuat, apalagi jika pelajar itu sangat intim dalam kelompoknya. Pada dasarnya faktor sosial ini mencakup 3 lingkungan: (1) lingkungan dalam keluarga, (2) lingkungan sekolah dan, (3) lingkungan masyarakat (pergaulan). Interaksi dan komunikasi antar individu dalam ketiga lingkungan ini mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan aktivitas belajar anak.
Faktor non sosial antara lain meliputi: fasilitas belajar di rumah, fasilitas pembelajaran disekolah, mas media baik cetak maupun elektronik, cuaca/iklim, dan lain-lain. (Sri Hartini, dkk 2008: 62)



2)      Fungsi hasil belajar
Menurut Sri Hartini, dkk (2008: 78). Memberikan informasi untuk membantu guru dalam: 1) Menilai readiness siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu. 2) Mengetahui status siswa di dalam kelasnya. 3) Menempatkan siswa dalam suatu kelompok. 4) Usaha memperbaiki metode belajar dan mengajarnya. 5) Memberikan pengajaran perbaikan maupun pengayaan.
d.   Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara sederhana IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala alam. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA meliputi 3 hal yaitu: produk, proses, sikap ilmiah. 1) produk IPA yaitu berupa: fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori. 2) proses IPA atau metode ilmiah yaitu cara kerja yang dilakukan untuk memperoleh hasil-hasil IPA atau produk IPA. 3) nilai dan sikap ilmiah yaitu semua tingkah laku yang diperlukan selama melakukan proses IPA sehingga diperoleh hasil IPA. (Anonim, 2008: 3)
Menurut Suyoso (1998: 23) dalam (http://juhji-science-sd.blogspot.com/2008/07/pengertian-pendidikan-ipa-dan.html) diakses pada tanggal 13 Desember 2010 sains merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal.
Jadi pembelajaran IPA merupakan suatu proses kegiatan belajar yang telah direncanakan untuk mempelajari segala sesuatu tentang gelaja-gejala alam yang berhubungan dengan kehidupan. Dalam pembelajaran tersebut ada interaksi guru sebagai pengajar dan siswa sebagai obyek belajar.
e.    Tujuan Pembelajaran IPA
Dalam kurikulum 2006 disebutkan bahwa tujuan pembelajaran Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
1)   Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2)   Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3)   Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan dan masyarakat.
4)   Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5)   Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6)   Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7)   Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs (Depdiknas, 2006: 485).

f.      Cahaya dan Sifat-sifatnya.
1)   Cahaya dan Sumber Cahaya.
Cahaya merupakan salah satu bentuk energi yang banyak manfaatnya. Cahaya dapat berasal dari matahari, lampu, senter, atau lainnya. Benda-benda yang dapat menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Sumber cahaya yang utama bagi bumi adalah matahari. Menurut fisikawan James Clerk Maxwell (1831-1879), cahaya adalah: rambatan gelombang yang dihasilkan oleh gabungan medan listrik dan medan magnet. Gelombang yang dihasilkan dari gabungan medan listrik dan medan magnet tersebut disebut gelombang elektromagnetik.
Cahaya dibedakan menjadi 2, yaitu: cahaya tampak cahaya tidak tampak. Cahaya tampak adalah cahaya putih yang dapat ditangkap oleh mata kita. Cahaya tak tampak cahaya yang tak dapat dilihat oleh mata kita. Misalnya: sinar X, sinar ultraviolet, sinar gamma, dan sinar ultraviolet.
2)   Sifat-sifat Cahaya
a.    Cahaya Merambat Lurus.
b.    Cahaya Menembus Benda Bening.
c.    Cahaya Dapat Dipantulkan.
d.    Cahaya Dapat Dibiaskan.
3)   Cahaya Putih Terdiri Dari Berbagai Warna.
Pelangi memiliki macam-macam warna. Sebenarnya warna pelangi merupakan cahaya putih matahari yang dibiaskan oleh titik-titik air. Urutan warna pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
(Tim Bina Karya Guru, 2006: 164-188 )



B.     Kajian Penelitian yang Relevan
Pada dasarnya suatu penelitian dapat mengacu pada penelitian lain yang dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan penelitian. Dalam penelitian ini, digunakan data penelitian terdahulu sebagai telaah pustaka yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sumaryati (2009), berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Question Student Have untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Biologi Siswa kelas VIII B SMP N 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009”. Penelitian diawali dengan proses KBM dan diakhiri postes pada setiap siklus I (ranah kognitif ) sebesar 6,85. Rata nilai siklus II (ranah kognitif sebesar 8,15). Hasil angket minat siswa didapat hasil 6 siswa termasuk kriteria sangat berminat dan 34 siswa berminat. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Question Student Have efektif untuk meningkatkan hasil belajar dan membuat siswa berminat mengikuti pelajaran Biologi yang dilakukan pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Sukodono Sragen Tahun Ajaran 2008/2009.
Kedua,  penelitian yang dilakukan oleh Raditya Ardi Nugroho (2010), bejudul “Studi Komparasi Strategi Pembelajaran Question Student Have dan Strategi Pembelajaran Jigsaw pada Prestasi Belajar IPS Ekonomi Siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa melalui metode Question Student Have lebih besar dari nilai rata-rata hasil prestasi belajar siswa melalui metode jigsaw yaitu 73,080 > 66,500. Dengan demikian terdapat perbedaan prestasi belajar siswa yang diajar dengan strategi Question Student Have dengan strategi Jigsaw.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Efi Isnaini (2008), berjudul ”Perbandingan antara Pembelajaran Strategi Question Student Have dengan Strategi Every One Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP N 1 Ceper Klaten Tahun Ajaran 2006/2007”. Data hasil belajar biologi menggunakan nilai raport semester I dan nilai post tes, kemudian dianalisis menggunakan uji-t, hasil analisis data menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar biologi yang menggunakan pembelajaran strategi Questions Students Have dengan pembelajaran strategi Everyone is a Teacher Here pada siswa kelas VIII SMP N I Ceper Klaten dengan nilai rata-rata pada pembelajaran strategi Questions Students Have sebesar 61,975 dan SD sebesar 8,954 dan nilai rata-rata pada pembelajaran strategi Everyone is a Teacher Here sebesar 76,811 dan SD sebesar 11,276 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar biologi antara pembelajaran strategi Questions Students Have dengan strategi Everyone is a Teacher Here pada siswa kelas VIII SMP N I Ceper Klaten Tahun Pelajaran 2006/2007.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan di atas dapat disimpulkan bahwa dari berbagai strategi pembelajaran mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu peneliti menggunakan metode pembelajaran strategi Question Student Have yang merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa SD. Oleh karena itu, sangat beralasan jika diadakan Penelitian Tindakan Kelas untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasl belajar melalui Strategi Question Student Have dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang materi Cahaya dan Sifat-sifatnya di kelas VB SD Negeri Gemolong 4.
Adapun persamaan dan perbedaan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Table 1. 1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian


No


Peneliti
Variabel
Question Student Have
Minat Belajar
Hasil Belajar
Prestasi Belajar
Everyone is a Teacher Here
Jig saw
1
Sumaryati



2
Raditya



3
Efi



4
Yunita





Berdasarkan hasil-hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa pemberian tindakan-tindakan pembelajaran yang efektif dan penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dapat membantu siswa dalam keberhasilan belajarnya. Sehubungan dengan hal tersebut diatas peneliti merasa perlu untuk mengembangkan penelitian tentang peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran IPA melalui strategi Question Student Have.
Penelitian di atas berbeda dengan penelitian yang penulis lakukan. Dalam penelitian ini lebih menekankan pada penggunakan strategi Question Student Have pada siswa kelas VB semester genap SD Negeri Gemolong 4 Tahun Pelajaran 2010/2011.

C.     Kerangka Pemikiran
Adapun kerangka pemikiran yang ditunjukkan untuk mengarahkan jalannya penelitian agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan maka kerangka berpikir dituliskan dalam sebuah skema agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas dalam penelitian. Adapun skema tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:
 














D.    Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan Strategi pembelajaran Question Student Have dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 tahun ajaran 2010/2011.

 


BAB III

 
METODE PENELITIAN

A.     Tempat (Setting) dan Waktu  Penelitian
  1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Gemolong 4, yang beralamat di Jalan raya Solo - Purwodadi km. 21, Sidodadi, Gemolong, Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen. 57274. Sekolah ini memiliki tujuh kelas yaitu: kelas I, II, III, IV, VA, VB, VI. Dalam penelitian ini memakai kelas V B yang jumlah siswanya ada 22 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Pemilihan sekolah sebagai tempat penelitian didasari oleh alasan bahwa disana terdapat permasalahan yang akan diteliti.
  1. Waktu penelitian
            Adapun rincian waktu penelitian terjadwal pada tabel berikut:
                                    Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian

Kegiatan
Januari
Februari
Maret
April
1
2
3
4
5
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
Perencanaan











Pelaksanaan















Analisis data












Pelaporan













27
 
B.     Metode Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi antara kepala sekolah, guru, dan peneliti. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini tidak cukup hanya dilakukan satu kali tindakan. Penelitian ini dilakukan lebih dari satu siklus agar ada perbaikan dari siklus sebelumnya.
Rubino Rubianto (2009: 108) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran, berupa tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 2-3) menjelaskan kata Penelitian Tindakan Kelas dari frasa/unsur kata pembentuknya ialah penelitian, tindakan, kelas. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Kata tindakan mengacu pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kata kelas mengacu pada pengertian yang spesifik, ialah sekelompok siswa yang dalam waktu sama menerima pelajaran dari guru yang sama. Kelas bukan wujud ruangan tempat guru mengajar, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

C.     Prosedur Penelitian
Mengingat penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang berupaya memperoleh hasil yang optimal melalui cara dan prosedur yang dinilai paling efektif, sehingga memungkinkan adanya tindakan yang berulang-ulang dengan revisi untuk menelaah sejauh mana dampak perlakuan dalam rangka mengubah, memperbaiki, dan atau meningkatkan mutu perilaku itu terhadap perilaku yang sedang diteliti. Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menghasilkan strategi pembelajaran IPA yang efektif dan menjamin diperolehnya manfaat yang baik. Anggota tim peneliti terlibat dalam rangkaian sejak 1) Dialog awal, 2) Perencanaan tindakan, 3) Pelaksanaan tindakan, 4) Observasi dan Monitoring, 5) Refleksi, 6) Evaluasi, 7) Penyimpulan.
Langkah-langkah penelitian untuk setiap siklus perlakuan pembelajaran IPA diilustrasikan dalam gambar sebagai berikut:










Dialog awal
 
Putaran I
 








Evaluasi
 
Putaran II
 





            Gb. 4.1 Proses Penelitian Tindakan
 Sumber : Modifikasi sari Kemmis dan MC Taggart dalam Rubino Rubiyanto (2009: 120)

Penjelasan terhadap gambar adalah:
1.  Dialog awal 
Dialog awal ini dilakukan dengan harapan peneliti dapat mengetahui dan memahami permasalahan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung yang meliputi nilai hasil belajar dan pemahaman siswa dalam proses belajar mengajar.
             2.  Perencanaan Tindakan
Hasil dialog awal diharapkan membawa kesadaran pentingnya meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA khususnya.
Langkah-langkah persiapan untuk mengadakan tindakan terdiri dari :
a.       Identifikasi masalah dan penyebabnya.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru kelas selama ini sebagian besar siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4 malas mengajukan pertanyaan, mengerjakan soal-soal latihan di depan kelas, mengemukakan ide, menjawab pertanyaan, dan menyanggah atau menyetujui ide teman.
            Peneliti merumuskan permasalahan siswa sebagai upaya meningkatkan  nilai hasil belajar dan pemahaman materi pelajaran IPA yang diberikan melalui Strategi Question student Have. Tindakan yang ditawarkan pada identifikasi masalah antara lain dengan tes yang diberikan pada saat tindakan kelas, sehingga dapat mengidentifikasi materi yang dirasa sulit bagi siswa.
b.      Identifikasi siswa
            Proses identifiakasi siswa dilakukan untuk menemukan siswa yang aktif atau yang pasif dalam belajar melalui rangkaian kegiatan pengumpulan data yang mengacu pada dokumen hasil tes yang diberikan pada saat dilaksanakan tindakan.
c.       Perencanaan solusi masalah
                     Solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah peningkatan hasil belajar  siswa dalam pembelajaran IPA adalah menggunakan strategi pembelajaran Question student Have.
3.      Pelaksanaan Tindakan
            Tindakan dilaksanakan berdasarkan perencanaan, namun tindakan tidak mutlak dikendalikan oleh rencana suatu tindakan yang diputuskan mengandung resiko karena terjadi dalam situasi nyata, oleh kerenanya rencana tindakan harus bersifat sementara dan fleksibel serta siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi dalam proses pelaksanaan di lapangan sebagai usaha menuju perbaikan. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama dua minggu terbagi dalam tiga putaran.
Tahap pelaksanaan ini, guru melaksanakan pembelajaran pada materi Cahaya dan Sifat-sifatnya  melalui strategi Question Student Have. Suatu perencanaan bersifat fleksibel dan siap dilakukan perubahan sesuai apa yang terjadi di dalam proses pelaksanaan di lapangan.
Pada tahap ini  implementasi tindakan direncanakan selama dua minggu dengan melaksanakan tiga siklus.


a.     Siklus I
1)   Perencanaan
Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2)   Tindakan I
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)    Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)   Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c)    Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)   Setelah semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e)    Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)   Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi.

4)   Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
b.    Siklus II
1)   Perencanaan
Membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan melihat kekurangan siklus I.
2)   Tindakan II
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)      Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c)      Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)      Setelah semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e)      Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.

3)   Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi.
4)   Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
c.     Siklus III
1)   Perencanaan
Membuat Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan melihat kekurangan siklus II.
2)   Tindakan III
Proses pembelajaran menggunakan Strategi Question Student Have.
Langkah-langkah sebagai berikut:
a)      Bagi siswa menjadi beberapa kelompok.
b)      Bagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
c)      Minta setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. (tidak perlu menuliskan nama).
d)      Setelah semua selesai membuat pertanyaan, putarlah kartu tersebut searah jarum jam. Dia (pria/wanita) harus membacanya dan memberikan tanda cek pada kartu itu apabila kartu itu berisi pertanyaan mengenai pembaca.
e)      Kumpulkan kartu dengan mudah tanpa menghabiskan waktu dan jawab salah satu pertanyaan.
3)   Observasi/Monitoring
Mengobservasi tindak mengajar guru dan tindak belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi.
4)   Refleksi
Melihat kekurangan saat proses pembelajaran.
4.      Observasi dan Monitoring
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan tindakan terkait. Observasi yang cermat dibutuhkan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh kendala realistis, dan semua kendala tersebut belum pernah dilihat dengan jelas pada waktu lalu. Observasi ini bersifat responsif, fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang tak terduga. Peneliti tindakan selalu menyediakan jurnal untuk mencatat hal-hal yang luput dari observasi dalam kategori observasi yang ada. Saat melakukan observasi, peneliti mengamati proses tindakan, pengaruh tindakan, keadaan dan kendala tindakan.
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang dibekali dengan pedoman observasi. Waktu pelaksanaan observasi disesuaikan dengan jadwal mata pelajaran IPA di kelas VB SD Negeri      Gemolong 4.


5.      Refleksi
Refleksi dalam penelitian tindakan kelas (PTK) adalah upaya untuk mengkaji yang telah dan belum terjadi, apa yang dihasilkan, kenapa hal tersebut terjadi demikian dan apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan. Dengan kata lain, refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara.
6.      Evaluasi
Evaluasi belajar dan pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan pembelajaran. Evaluasi hasil pengamatan dilakukan untuk mengkaji hasil perencanaan, observasi dan refleksi penelitian pada setiap pelaksnaan. Evaluasi diarahkan pada penemuan bukti-bukti untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian.
7.      Penyimpulan
Penyimpulan merupakan pengambilan intisari dari sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna. Hasil dari penelitian tersebut berupa peningkatan hasil belajar dan pemahaman dalam pembelajaran.


D.    Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif menurut Rubino Rubiyanto (2009: 51) penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang menghasilkan data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang yang diamati.
Pada penelitian ini data dianalisis sejak tindakan pembelajaran dilakukan dan dikembangkan selama proses refleksi sampai proses penyusunan laporan. Teknik analisis data yang digunakan diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Karena Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas maka termasuk penelitian kualitatif deskriptif. Teknik analisis yang digunakan biasanya melalui tiga tahap, yaitu:
1.      Reduksi data
Reduksi data adalah proses penyederhanaan data, diakukan dengan seleksi, pemfokusan dan mengabstrasikan data mentah menjadi informasi bermakna. Dalam hal ini peneliti memilih hal–hal yang penting dan membuang yang tidak perlu. Kegiatan ini mulai dilakukan ketika setiap tindakan dilaksanakan.
2.      Paparan data
Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana berbentuk naratif. Paparan data dilakukan setelah peneliti mereduksi data. Penyajian data pada penelitian ini dilakukan dalam bentuk uraian singkat. Adanya penyajian data akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi.
3.      Penyimpulan
Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari, dan sajian data yang telah terorganisir dalam bentuk narasi kalimat padat yang mengandung isi luas.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti – bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini dilakukan secara bertahap untuk memperoleh derajat kepercayaan yang tinggi.

E.     Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan teknik pengamatan (observasi), tes, wawancara dan dokumentasi.
1.      Metode Observasi / Pengamatan
      Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati langsung terhadap objek yang diteliti. Margono (2007: 158) dalam Rubino Rubiyanto (2009: 75) mendefinisikan observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistemik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian.
Observasi dijadikan sampel untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa di kelas. Sehingga data observasi diperoleh secara langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat obyektif dalam melukiskan aspek – aspek kognitif siswa menurut keadaan yang sebenarnya serta didalam menyimpulkan hasil penelitian tidak berat sebelah atau hanya menekankan pada salah satu segi saja dari kemampuan atau pribadi siswa.
2.      Metode Tes
            Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada seseorang atau sejumlah orang untuk mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek psikologis di dalam dirinya (Kunandar, 2009: 186). Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mengerjakan sesuatu.
3.      Metode Wawancara
            Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu (Moleong, 2007: 186). Sedangkan menurut Rubino Rubiyanto (2009: 73) wawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan respondent menjawab secara lisan pula.
Wawancara dilakukan antara guru bidang studi IPA dan siswa kelas VB SD Negeri Gemolong 4. Setiap informan diwawancarai secara terpisah untuk menjaga keobjektifan informasi. Peneliti menghindari wawancara yang bersifat formal karena akan membuat suasana mejadi kaku. Hal ini dilakukan karena informan yang diwawancarai sebagian adalah siswa SD.


4.      Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode untuk memperoleh atau mengetahui sesuatu dengan buku-buku, arsip yang berhubungan dengan yang diteliti. Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data sekolah dan identitas siswa antara lain seperti nama siswa, nomor induk siswa dengan melihat dokumentasi yang ada dalam sekolah. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah daftar nama dan nomor induk siswa, silabus IPA, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA kelas VB SD Negeri Gemolong 4.

F.      Instrumen Penelitian
1.      Definisi Operasional Istilah
a.       Hasil Belajar IPA
Peningkatan hasil belajar IPA dan mengubah aktivitas belajar IPA menjadi lebih aktif dan paham akan materi yang yang disampaikan, untuk tujuan tertentu yaitu hasil belajar IPA. Hasil belajar ini berkaitan dengan perhatian siswa terhadap pembelajaran IPA, keaktifan bertanya atau menyampaikan pendapat terhadap materi yang diterima dan kemandirian dalam mengerjakan soal latihan dan pekerjaan rumah.
b.      Question Student Have
Question Student Have adalah strategi yang sangat tepat untuk diterapkan pada pembelajaran yang kurang aktif. Strategi ini menekankan pada kemampuan siswa dalam menggali pertanyaan. Dengan menggunakan strategi ini guru dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk membuat pertanyan secara tertulis tanpa harus berbicara didepan teman-temannya, sehingga siswa merasa bebas dan tidak malu dalam bertanya atau mengeluarkan pendapat.

2.      Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrument penelitian, dilakukan oleh peneliti bersama mitra guru mata pelajaran IPA dengan menjaga validitas isi berdasarkan cara dan tujuan. Pengembangan instrumen dilakukan melalui observasi dengan pedoman sebagai berikut:
a.    Observasi tindak mengajar.
b.   Observasi tindak mengajar yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran  IPA difokuskan pada tiga hal, yaitu:
1)      Memperhatikan penjelasan guru.
2)      Antusias siswa dalam mengikuti pelajaran.
3)      Megerjakan soal latihan yang diberikan guru.
c.    Keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindak mengajar maupun tindak belajar yang belum tercapai.
Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam ataupun sosial yang diamati. Dalam pengumpulan data digunakan beberapa instrumen sebagai berikut:

a.       Lembar Observasi
Untuk melakukan tindakan kelas, peneliti perlu menyusun penelitian yang dikembangkan bersama guru. Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipasif penuh. Observasi partisipasif adalah suatu metode observasi yang pengamatnya ikut ambil bagian dalam kegiatan objeknya. Keterlibatan observer pada aktivitas observee dalam bentuk kegiatan dibedakan menjadi partisipasif sebagian (partial partisipasif) dan partisipasif penuh (full partisipasif).
Partisipasif sebagian artinya suatu proses kegiatan berantai, observer hanya mengambil sebagian yang dianggap perlu untuk dilakukan pengamatan. Sedangkan partisipasif penuh artinya pengamat selalu ambil bagian dengan melibatkan di dalamnya dari serangkaian proses tanpa membedakan mana momen-momen yang dianggap penting dan kurang penting. Metode ini bertujuan untuk mengamati tingkah laku siswa secara langsung saat kegiatan belajar mengajar di kelas.
Kegiatan observasi ini sesuai dengan pedoman observasi yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu observasi tindak mengajar yang disampaikan dengan rencana pembelajaran, observasi tindak belajar yang berkaitan dengan inisiatif dan reaksi siswa dalam pembelajaran IPA, dan keterangan tambahan yang berkaitan dengan tindakan mengajar maupun tindakan belajar yang belum terjaring.
b.      Soal Tes
Soal tes dibuat sebagai alat evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Tes dilakukan pada saat sesudah pembelajaran dilaksanakan.

3.      Validitas Instrumen
Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dalam penelitian ini uji validitas yang akan digunakan adalah teknik triangulasi.
Menurut Sugiyono, (2008: 330) Triangulasi dalam teknik pengumpulan data ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda (Sugiyono, 2008 : 373 ). Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes.


G.      Indikator Pencapaian
Dalam penelitian ini dapat diketahui tingkat keberhasilan berdasarkan adanya peningkatan hasil belajar siswa minimal mencapai nilai > 70 dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan strategi Question Student Have.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar